Jumat, 16 Agustus 2013

Epilog tentang kasih Allah.. (kasih - 17)

Kedagingan berkata sulit berjalan dalam kasih Allah yang luar biasa. Tetapi kabar gembira datang pada kita, bahwa kita bisa matang dan sempurna dalam kasih Allah. apa kunci hidup bebas dari dosa? Berjalanlah dalam kasih Allah (Roma 6:14). Saat kita berjalan dalam kasih Allah, akan ada banyak terobosan besar terjadi. Tidak Cuma dalam hidup kita, tetapi juga dalam komunitas kristen dimana kita berada.

Kasih Allah tidak pernah mengurus surat perceraian ke pengadilan, kasih Allah tidak pernah berkata keluar dari gereja karena masalah sakit hati, kasih Allah tidak pernah menimbulkan pertengkaran antara bapak-ibu dan anak rohani, kasih Allah tidak pernah menimbulkan pemberontakan, kasih Allah tertarik pada apa yang dapat ia berikan, bukan apa yang ia terima.

Kunci dari cara hidup jemaat yang mula-mula Cuma ada dalam 1 kata ini : “saling”. Saling mengasihi, saling membantu, saling mengampuni, saling...

Jika jemaat hidup dalam kasih Allah, maka mungkin anda tidak perlu penginjilan keluar, karena Allah akan menambah jumlah komunitas anda dengan orang percaya baru (Kisah 2:47). Yaa, orang percaya baru alias baru bertobat. Karena di jaman akhir ini, komunitas yang hidup dalam kasih Allah akan didatangi oleh banyak orang yang tidak percaya (Yes 2 :3-4). Saya tidak bilang bahwa kurangi penginjilan. Tetapi lakukan penginjilan dan hiduplah dalam kasih Allah dalam komunitas kristen. karena tidak ada saudara kita yang sempurna dan semuanya pernah gagal, maka kita perlu tetap saling mengasihi.

Jika anda menghadapi berbagai masalah dalam hidup anda, maka utarakan pertanyaan ini : “apa yang akan dilakukan oleh kasih?” karena kasih tahan menghadapi segala sesuatu dan apa pun yang akan terjadi dan bertahan dalam segala sesuatu tanpa menjadi lemah (1 Kor 13:7, amplified)

Dan terakhir, kasih tidak pernah gagal (1 Kor 13:8, amplified)..

Kasih Allah terkesan lemah? (kasih - 16)

Pada waktu kita membahas tentang kasih Allah, maka mungkin akan ada pikiran bahwa kasih Allah terkesan membuat lemah seseorang dan menyerah begitu saja. bukan begitu. Ada bagian lain dari kasih Allah yang juga tidak bersukacita karena ketidakadilan dan tindakan yang tidak benar (1 Kor 13 :6, amplified). Kasih Allah tidak membiarkan dirinya dipermainkan. Ketika Yesus mengusir para pedagang di Bait Allah, Dia sedang mempraktekkan kasih dari sisi yang lain. Karena Dia mengasihi Allah, maka Dia mengusir para pedagang. Tetapi karena Dia juga mengasihi mereka, maka dia harus mengusir mereka. karena mereka akan terus berdosa jika berdagang di bait suci karena telah mencemarinya dan itu tidak benar sesuai dengan hukum taurat.

Lalu lihat Amsal 23 :13-14 :

“13Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. 14Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.”

Dari sisi anak, mungkin jika ayahnya memukulnya dengan rotan karena kesalahannya adalah sesuatu tindakan yang tidak memiliki kasih. Tetapi justru itulah kasih ayahnya. Ayahnya tidak ingin anaknya berada dalam dosa sehingga harus memukul anaknya dengan rotan. Sebuah disiplin yang benar adalah tindakan kasih yang benar.

Kasih Allah berbeda dengan kasih manusia. contoh yang paling nyata adalah salah satu kisah mujizat kesembuhan yang dilakukan smith wigglesworth. Suatu ketika ada seorang ibu sedang sakit tumor di bagian perut dan punggungnya sehingga dia tidak bisa berdiri dan harus dipapah 2 orang lain. Ketika dibawa ke hadapan Smith, dia langsung menyuruh 2 ibu itu melepas ibu yang sedang sakit itu. serta merta ibu itu langsung jatuh. Dia kembali menyuruh memapah ibu itu dan kembali melepaskannya. Dan singkat cerita ibu itu kembali terjatuh. Jemaat yang hadir mulai gaduh. Mereka mulai berkata negatif pada Smith bahwa dia tidak kasihan pada ibu itu. tetapi Smith melakukan itu berulang kali sampai pada akhirnya ibu itu bisa berdiri dan sembuh total dari penyakitnya hari itu juga.

Anda lihat, kasih manusia berkata Smith sangat tidak manusiawi. Tetapi dia berjalan dengan kasih Allah. terkadang bagi kita sulit mengerti jalan-jalan Tuhan, tetapi siapa yang berjalan dengan kasih Allah akan menikmati apa yang ia percayai (Yak 1 : 25).

Manfaat hidup dalam kasih Allah (kasih - 15)

Sangat banyak keuntungan hidup dalam kasih Allah. akan ada kesatuan ilahi dalam komunitas Tuhan, konflik bisa diselesaikan dengan baik, dan banyak hal lainnya. tetapi alkitab mengatakan sesuatu yang mungkin belum anda sadari. Mari kita lihat Mazmur 34 :13-15

“13Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? 14Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; 15jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!”

Jika anda tidak bergosip, jika anda mencintai perdamaian, atau jika anda hidup dalam kasih Allah, maka umur anda akan panjang. Bahkan dalam 1 Pet 3 :9 dikatakan bahwa ada upah warisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan perlindungan bagi orang yang mengasihi dan mendoakan musuhnya. Jika anda ingin sehat selalu, maka hiduplah dalam kasih Allah dan jagalah mulut anda. Ini baru keren, kawan! Saya mempunyai contoh nyata bahwa orang yang tidak hidup dalam kasih Allah mudah sekali dipermainkan iblis bahkan bisa mempengaruhi kesehatan tubuh dan jiwa anda.

Salah seorang adik yang kami layani di persekutuan akan dengan mudah jiwanya dipermainkan setan saat dia menyimpan kesalahan orang di sekitarnya. Jika dia menyimpan kesalahan ayahnya, atau pernah dia menyimpan kesalahan saya (walaupun saya sudah minta maaf), maka iblis akan merasuki jiwanya dan mengambil alih kontrol tubuhnya. Jadi jika saya melihat dia seperti dirasuki iblis, maka saya akan langsung bertanya adakah dia menyimpan kesalahan ayahnya. Dan saat dia mengampuni kesalahan orang lain, maka iblis kehilangan kontrol atas jiwanya.

Contoh yang paling nyata adalah atas ayah saya. Suatu ketika ayah saya kena serangan jantung tiba-tiba dan harus dirawat di ICU selama beberapa waktu. Bagi banyak orang, adalah sesuatu yang mengagetkan jika mengetahui ayah saya kena serangan jantung. Karena ayah saya sangat memperhatikan pola makan, tidak merokok, dan rajin berolahraga secara teratur. Bahkan suatu kali saya pernah jogging dengan ayah saya di masa saya SMA dan ternyata saya kalah stamina dengan ayah saya. Tetapi mengapa ayah saya bisa kena serangan jantung? Sederhana sekali, karena ayah saya menyimpan kesalahan orang lain. Ayah saya pernah difitnah oleh sekelompok orang sehingga ayah saya kehilangan jabatannya dan kelihatan sekali ayah saya sulit memaafkan orang-orang tersebut. Dari situlah iblis masuk ke dalam kesehatan ayah saya.

Dan supaya lengkap, saya akan memberi contoh tentang diri saya sendiri. Pernah suatu waktu saya bertengkar dengan calon istri saya. Dia melakukan kesalahan di mata saya dan saya tidak bisa memaafkannya. Hati saya terus saja panas dalam perjalanan di atas motor. Sampai akhirnya iblis mengambil alih kontrol pikiran saya. Yang terjadi waktu itu dalam pikiran saya adalah saya akan segera mati hari itu juga. Entah karena kecelakaan atau musibah apapun. Saya tidak bisa berpikir jernih dan yang ada Cuma pikiran kematian akan segera datang pada saya. Sampai akhirnya calon istri saya mulai menangis di atas motor. Saya tidak tahu harus berbuat apa karena sulit bagi saya untuk berpikir jernih. Sampai akhirnya perkataan “gua sayang sama lu” mengakhiri semua pekerjaan iblis. Anda lihat, bahwa tidak hidup dalam kasih akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan jiwa anda.

Tetapi mari lihat lebih dalam dari Amsal 10 :27 dan Efesus 6 : 2-3

“Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.”

“2Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: 3supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”

Ada 1 kabar yang luar biasa, bahwa umur kita bisa diperpanjang atau diperpendek. Jika Tuhan semula menetapkan umur kita di bumi adalah 70 tahun, maka umur itu bisa diperpanjang “dengan usaha kita”. usaha apakah itu? takut akan Tuhan dan hormatilah orang tuamu.

Bagaimana cara saya bisa takut akan Tuhan dan menghormati orang tua? Gunakanlah kasih Allah. maksud dari takut akan Allah disini adalah bukan kegentaran yang membuat lutut gemetaran, tetapi kekaguman akan Tuhan yang didasari atas kasih kepada Allah. inilah beda perjanjian lama dan perjanjian baru. Lalu hormat pada orang tua juga sangat memerlukan kasih Allah. bayangkan jika orang tuamu sudah sangat tua dan tidak bisa melakukan apa-apa, maka tentu akan sangat merepotkan anak-anaknya. Disinilah perlu kasih Allah.

Jadi kita sampai kepada kesimpulan, bahwa ada berkat melimpah dan umur kita akan diperpanjang jika kita hidup dalam kasih Allah.

Tidak mengasihi sesama akan mendatangkan hukuman bagi diri sendiri (kasih - 14)

mari coba kita lihat ayat tentang perjamuan kudus yang Paulus katakan dalam 1 Kor 11 : 27-29 : “27Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. 28Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. 29Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.”

1 Kor 11 : 17-34 berbicara tentang kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan kudus. Dalam ayat 27 dikatakan bahwa jika kita melakukan perjamuan kudus dengan cara yang tidak layak, maka kita berdosa pada Tuhan. cara yang tidak layak seperti apa maksudnya? Mari lihat ayat 29, jika kita melakukan perjamuan kudus tanpa mengakui tubuh Tuhan, maka itulah cara yang tidak layak.

Tubuh Tuhan disini tidak Cuma bicara tentang pribadi Yesus. Tetapi juga bicara tentang orang percaya lainnya. karena setiap orang percaya adalah tubuh Kristus (Kol 1:18). Jadi saat saya melakukan perjamuan kudus tanpa membereskan hati saya dengan saudara saya, maka akan ada hukuman menimpa kita. lalu apa yang alkitab katakan tentang ini? ujilah diri anda sendiri saat anda ingin mengikuti perjamuan kudus. Masih adakah sakit hati yang tersimpan dalam hati anda. Jika ada, maka segera ambil komitmen untuk membereskannya sehabis perjamuan, atau bahkan datangi dia saat sebelum perjamuan.

Kasih Allah mengasihi musuhnya (kasih - 13)

Mat 5 :43-48 43Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 46Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Jika anda meragukan apakah Alkitab adalah buatan Allah atau manusia, maka coba renungkan ayat ini. adakah manusia pernah berkata bahwa kita harus mengasihi orang yang membenci kita? tidak pernah, karena kasih manusia Cuma sebatas mengasihi orang yang berbuat baik pada kita. tetapi berbeda dengan kasih Allah. jika anda membaca hukum taurat, maka disana tertulis “mata ganti mata, gigi ganti gigi, dan seterusnya” (Kel 21 :24). Tetapi perjanjian baru berkata balaslah kejahatan dengan kebaikan, dan tidak cukup sampai disitu, hendaklah kami memberkati juga orang yang jahat padamu (1 Pet 3 :9). Mari coba kita lihat versi amplified bible.

1 Pet 3 :9 “Never return evil for evil or insult for insult (scolding, tongue-lashing, berating), but on the contrary blessing [praying for their welfare, happiness, and protection, and truly pitying and loving them]. For know that to this you have been called, that you may yourselves inherit a blessing [from God--that you may obtain a blessing as heirs, bringing welfare and happiness and protection].”

Jika diterjemahkan kurang lebih menjadi : “jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan atau penghinaan dengan penghinaan (omelan, kemarahan, caci maki), tetapi sebaliknya berkatilah (berdoalah bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan perlindungan mereka, dan kasihanilah sungguh-sungguh dan kasihilah mereka). ketahuilah bahwa untuk itulah kamu dipanggil, agar kamu dapat mewarisi berkat (dari Tuhan – memperoleh berkat sebagai pewaris, mendatangkan kesejahteraan, kebahagiaan, dan perlindungan)”

Tingkatan yang lebih tinggi alkitab ajarkan pada kita. tidak Cuma memaafkan orang yang membenci kita. tetapi jika mendoakan mereka, seperti apa yang Yesus dan Stefanus lakukan saat mereka mau mati. Lalu ada 2 hal yang menarik dari tentang mengasihi musuh kita.

Dari 2 ayat diatas tentang mengasihi musuh, alkitab ada berkata tentang upah. Jadi kita sampai pada kesimpulan bahwa jika saya mengasihi musuh saya (dan tidak Cuma mengasihi, tetapi mendoakannya juga), maka akan ada upah yang besar menanti saya. Dalam 1 Pet 3 :9 dikatakan bahwa ada upah warisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan perlindungan bagi orang yang mengasihi dan mendoakan musuhnya. Woww!!

Lalu hal menarik kedua terdapat dalam Mat 5 :48 yang berkata “hendaklah kamu sempurna sama seperti Bapamu di surga sempurna”. Jika kita perhatikan konteks ayat ini yang tentang mengasihi dan mengampuni, maka jelas sekali bahwa Allah ingin kita sempurna seperti Bapa dalam konteks kasih. Dan bagaimana cara sempurna dalam kasih Allah? kita harus mengasihi musuh kita. ini level tertinggi kasih Allah yang tidak dapat dilakukan oleh kasih manusia.

Kasih adalah buah roh. Dan setiap buah bisa matang atau belum matang. Jadi saya dan anda sudah memiliki kasih Allah dalam hidup kita. tetapi kasih Allah itu mungkin belum matang. Dan dengan cara mengasihi musuh, maka kasih Allah itu akan semakin matang dalam hidup kita. lalu semakin saya mempraktekkan kasih Allah, maka kasih juga akan semakin matang dalam hidup saya. Saya akan tutup bagian ini dengan ayat Mat 7 :12 :

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Cara kerja kasih dalam komunitas orang percaya (kasih - 12)

Saya sudah cukup banyak membahas tentang peran kasih dalam komunitas orang percaya di atas, yang intinya adalah membuat kesatuan tubuh Kristus menjadi nyata. Lalu bagaimana dengan hal-hal praktisnya? Tentu bisa banyak hal dilakukan. tetapi sepertinya kita tidak akan cukup waktu untuk membahasnya. Saya akan bahas beberapa poin saja yang menurut saya cukup vital.

Roma 12 : 9 berkata “hendaklah kasih itu jangan pura-pura!”

Amsal 3 : 27 berkata “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.”

Kasih palsu itu ada dan mungkin tanpa sadar saya dan anda pernah melakukannya. Saya beri contoh. Ketika ada saudara seiman sedang berada dalam masalah yang cukup pelik, maka sering sekali kita berkata “aku dukung dalam doa yahh”. Bukan berarti mendukung dalam doa tidak baik, itu sangat baik dan salah satu ungkapan kasih. Tetapi sering sekali pertolongan yang ia butuhkan bukanlah doa semata. Karena jika ia orang yang sungguh-sungguh dalam Tuhan maka pasti dia akan berdoa. Ungkapan kasih yang mungkin ia butuhkan adalah perhatianmu, waktumu, bahkan uangmu. Sering sekali kita bilang kita akan mendoakan dia tetapi pada kenyataannya kita tidak pernah mendoakannya. Kita berkata “aku akan mendoakanmu” Cuma untuk menunjukkan simpati padanya dan kita tidak (atau saya perhalus menggunakan kata “lupa”) mendoakannya, maka itu adalah kasih yang palsu. Bukannya ucapan simpati buruk dan tidak perlu dilakukan. tetapi hendaknya kasih itu nyata dalam tindakan kita. jika kita memang bisa menolongnya dalam bentuk perbuatan, maka itu jauh lebih nyata dan berguna daripada kasih yang Cuma berupa ungkapan semata.

Seseorang pernah berkata bahwa “masalah yang sangat pelik akan menunjukkan siapa sebenarnya sahabatmu”. Seorang teman mungkin akan meninggalkanmu saat masalah pelik menimpamu, tetapi seorang sahabat sejati tetap berada di sisimu di saat-saat terkelam dalam hidupmu.

Ada 1 kunci lagi agar kasih dapat mengalir dengan deras di komunitas orang percaya. Saya sangat bersyukur bahwa Alkitab seimbang dalam segala sesuatu, tidak pernah berat sebelah. dan itu ditunjukkan dalam Roma 14. Silakan lihat sendiri pada alkitab anda apa yang tertulis disana. Pasal ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu perikop pertama tentang “jangan menghakimi saudaramu” dan perikop kedua tentang “jangan memberi batu sandungan”. Ini sebuah pasal yang sangat seimbang dan membuat saya semakin terkagum-kagum dengan isi alkitab. Kita Cuma akan membahas 2 ayat saja dari pasal ini.

Roma 14 : 1 “Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.”

Roma 14 : 13 “Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!”

Dalam suatu komunitas Kristen, pasti ada level-level rohani yang berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya. ada orang yang sudah mengerti banyak Firman Tuhan, tetapi mungkin ada yang baru saja bertobat dan belum mengerti banyak tentang Firman Tuhan. dan sering sekali ini dapat menimbulkan konflik dalam komunitas orang percaya. Saya sendiri pernah menghadapi konflik seperti ini.

Suatu waktu, ada satu adik dalam pelayanan yang baru saja bertobat. Tuhan berbicara sesuatu padanya tentang hidup saya. Kemudian dia menyampaikannya pada saya. Ada prosedur yang saya rasa salah dalam penyampaian pesan Tuhan itu. sehingga kemudian saya menegur dia balik bahwa prosesnya tidaklah benar dan alkitabiah. Bukannya saya tidak suka ditegur. Saya terima teguran itu. tetapi saya juga menegur dia balik tentang prosesnya agar dia mengerti dan memperbaikinya di kemudian hari. Bagi saya semua itu tidak ada masalah. tetapi tidak bagi adik ini. dia merasa saya menyerang balik dengan ayat Firman dan dia mulai tersinggung pada saya. Sampai akhirnya timbul konflik tetapi pada akhirnya semua beres dengan baik. Apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini?

Bagi orang yang sudah cukup lama dalam Tuhan, janganlah terlalu menuntut lebih dari orang yang masih baru dalam Tuhan. atau dengan kata lain seorang yang senior rohani harus bersabar menghadapi pertumbuhan rohani dari yang masih junior rohani. Ini bukan berarti kita turunkan derajat kebenaran yang sebenarnya, misal kita mulai kompromi terhadap kasus pacaran orang yang baru bertobat di pelayanan kita dengan orang yang belum percaya. Derajat firman tidak boleh diturunkan! Tetapi bungkusnya yang dibuat berbeda.

Mari kita perhatikan apa yang Paulus katakan dalam 1 Kor 9 : 19-23, dimana dia rela menjadi seperti lawan bicaranya agar hidup orang itu dimenangkan. Kata kuncinya disini adalah “seperti”, bukan “menjadi”. kalimat yang bagus dia sampaikan adalah pada ayat 22 yang berkata : “Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah.”

Lalu apa bagian orang yang baru bertobat atau junior rohani? Sesuai Roma 14 : 13, maka seorang petobat baru atau junior rohani tidak boleh menjadi batu sandungan buat orang lain. Caranya bagaimana? Anda harus mengupgrade kapasitas rohani anda dan alami percepatan rohani dalam Kristus. Sehingga di satu saat, pemahaman rohani sang junior akan berada di level yang setara dengan sang senior.

Yang seringkali jadi masalah adalah kedua belah pihak saling menuntut pihak lainnya agar mengerti posisi dirinya, dimana dia sendiri tidak pernah melakukan bagiannya. Ini yang salah. Jika saya junior rohani, maka saya harus mengupgrade kapasitas rohani saja juga disaat saya “menuntut” sang senior rohani tidak terlalu menghakimi saya. Ini penting sekali sehingga setiap orang melakukan bagian dia terlebih dulu. Tahukan anda apa salah satu perbedaan dari seorang bayi, anak-anak, dan orang dewasa? Seorang bayi Cuma peduli pada dirinya sendiri dan akan terus menangis sampai keinginannya terpenuhi. Dan akhirnya orang tuanya pasti memenuhi keinginannya itu. seorang anak-anak juga seringkali Cuma memikirkan kepentingannya sendiri. Tetapi orang tua belum tentu memberikan semuanya padanya. Tetapi seorang dewasa tidak Cuma memikirkan kepentingannya sendiri, tetapi juga memikirkan kepentingan orang lain.

Lalu apa lagi bentuk kasih yang palsu? Kasih yang tidak mau menegur rekannya yang jatuh dalam dosa. Mari lihat apa yang dikatakan Amsal 27 : 5 , “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” jika engkau mengasihi saudaramu, maka tegurlah ia. Lebih baik hubungan pertemanan menjadi renggang dibanding rekanmu itu masuk dalam dosa yang lebih dalam. Tetapi soal menegur, saya pelajari satu hal bahwa semakin dekat saya dengan seseorang, maka akan semakin mudah hati saya untuk menegurnya. Seringkali teguran yang keras itu tidak berasa menyakitkan karena sudah begitu banyak kebaikan yang sudah kita tabur dalam hidupnya. Misal saya mempunyai teman dekat yang sering saya traktir makan. Suatu kali saya berkata padanya bahwa dosa mencurinya sangat buruk dan dia pasti akan masuk neraka karena dosa itu. tentu saja dia tidak akan tersinggung karena saya sudah menabur banyak benih kebaikan lewat traktir makan yang saya lakukan. Jadi, manfaatkan baik-baik hubungan dekat yang sudah anda lakukan dengan rekan seimanmu. Jangan Cuma sekedar fun saja, tetapi gunakan itu untuk menegur dan membentuknya. Benar sekali apa yang dikatakan dalam Amsal 27 : 17 “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.”

Masih banyak praktek kasih yang lain. Tetapi sekali lagi, kita akan kehabisan waktu membahas itu semua. Intinya adalah : jangan lakukan kasih yang palsu. Hatimu sendiri akan berbicara apakah kasihmu palsu atau tidak.

Apa peran kasih dalam penyelesaian konflik? (kasih - 11)

Banyak orang berpikir dalam penyelesaian konflik bahwa orang yang bersalah harus datang berinisiatif terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah. ini baik. Tetapi tidak cukup baik menurut alkitab. Itu mengapa standar alkitab jauh lebih tinggi dari apa yang kita bayangkan dan pikirkan. Mari lihat sejenak apa yang alkitab katakan tentang penyelesaian konflik.

Mat 5 :23-24 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Tuhan Yesus lebih menghargai penyelesaian konflik daripada semua persembahan dan pelayanan kita. coba kita renungkan sejenak ayat diatas. Di bagian atas tulisan saya, saya menulis bahwa jika saya memiliki pikiran negatif tentang orang lain, maka hati nurani saya bisa terganggu dan itu akan menghalangi doa saya. Jadi poin penting membereskan masalah adalah supaya hati nurani kita tidak terganggu. Tetapi ternyata tidak cukup sampai hati nurani kita saja yang beres. Ayat diatas berkata bahwa hati nurani saudaramu terhadap engkau juga harus beres. Ini level yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Ketika saya berinisiatif menyelesaikan konflik dengan orang lain (atau mungkin memaafkan dia), maka tuduhan terhadap hati nurani saya akan hilang. Tetapi belum tentu dengan orang yang berkonflik dengan kita. mungkin saja hatinya belum beres. Dan kasih Allah peduli akan hal itu. Karena kasih Allah “tidak mementingkan diri sendiri” (1 Kor 13 :5 ,amplified). Kasih Allah peduli juga kepada masalah hati orang lain.

Lalu lihat aspek lain dari ayat diatas, bahwa kasih Allah selalu mengambil inisiatif terlebih dahulu. Mungkin anda berpikir “dia dong yang harus duluan datang pada saya”, tetapi ini ada pola pikir yang salah. Kita harus ambil pola pikir Yesus dalam menyelesaikan konflik dengan manusia akibat dosa. Yesuslah yang berinisiatif terlebih dahulu untuk menyelamatkan manusia. Dia mengasihi manusia, oleh karena itu Dia mengambil inisiatif penyelamatan. Jadi orang yang hidup dalam kasih Allah adalah orang yang mengambil inisiatif menyelesaikan konflik.

Saya semakin mengerti apa yang tertulis dalam Filipi 2 : 6-7 tentang mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba. Tahukah anda apa ciri khas hamba yang baik? Hamba yang baik mengambil inisiatif melayani tuannya bahkan sebelum tuannya menyuruh melakukan hal itu. Semakin anda berinisiatif menyelesaikan konflik, semakin mirip anda dengan Kristus.

Bagaimana kasih dapat mengampuni orang lain? (kasih - 10)

Ketika saya sampai kepada bagian akhir dari tulisan tentang mengampuni ini, saya sedikit merenung. Apa yang firman katakan tentang bagaimana cara mengampuni orang lain. Kemudian Roh Kudus membawa saya ke Yakobus 4 :17 yang berkata “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”

Jadi bagaimana cara saya mengampuni? Sederhana sekali, ampuni dia. Datangi dia dan katakan “saya mengampunimu.” Sesederhana itu. Semudah anda jatuh cinta pada seseorang, maka semudah itulah anda dapat mengampuni orang lain. Mungkin anda berkata “tapi kesalahan dia begitu besar”, tetapi mari lihat apa yang seseorang telah katakan pada saya dan selalu saya ingat setiap saat : “Mengasihi itu pilihan dan keputusan, bukan karena perasaan, situasi, atau yang lainnya”.

Saya kembali mengulangi bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Jika dalam doamu, anda menyebutkan bahwa anda sudah mengampuni seseorang, itu tidak cukup sampai disitu. Karena perbuatan belum menunjukkan hal itu. Anda harus mendatangi dia atau minimal mengirim pesan padanya bahwa anda sudah memaafkan dia. Jadi dia harus tahu bahwa anda sudah memaafkan dia. Karena selama anda belum berkata padanya, maka iblis masih akan mengambil peranan dalam pikiran negatif anda padanya.

Mungkin kelihatan bagi anda bahwa kasih seolah-olah kelihatan lemah. Tetapi bukankah Cuma orang yang kuat yang dapat memaafkan orang lain? Karena kasih manusia Cuma akan mengasihi orang yang telah berbuat baik padanya. Tetapi kasih Allah mampu mengasihi orang yang bahkan telah menyakiti dia.

Iblis berusaha menipu setiap kita dengan pengertian-pengertian yang salah. Saya dan anda sudah menerima segala sesuatu untuk dapat hidup benar di dunia ini (2 Pet 1:3), termasuk hidup dalam kasih Allah. jangan lagi meminta sesuatu yang saya dan anda sudah miliki. Tetapi berdoalah supaya saya dan anda dapat dengan maksimal mempraktekkannya.

Ada yang berkata bahwa Firman itu akan ampuh jika dipraktekkan dalam 2 x 24 jam. Jika diluar itu, maka suara Firman itu akan hilang. Saya rasa begitu juga dengan kasih Allah. jika Roh Kudus sudah berkata dalam hatimu untuk memaafkan dia, maka jika tidak dilakukan dalam rentang waktu 2 x 24 jam maka suara itu akan hilang dan akan digantikan dengan suara iblis. Semakin lama saya dan anda mempraktekkan Firman, maka akan semakin besar iblis bersuara dan mempermainkan perasaan kita. itu mengapa kasih Allah tidak bergantung pada perasaan kita, tetapi pada keputusan kita. jika detik ini saya memutuskan untuk mengasihi atau mengampuni, maka disitulah saya menang dari iblis.

Mari lihat sejenak juga apa yang dikatakan dalam Mat 5 :25 “Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan”. Saya berkata diatas tentang waktu 2 x 24 jam. Tetapi ternyata standar alkitab adalah “segeralah”. Jika saya interpretasikan ayat diatas, maka saat ada pikiran kesal pada saudara kita, maka detik itu jugalah kita harus membereskannya. Ini jauh melebihi kemampuan kasih manusia. Itu mengapa perlu berjalan dengan kasih Allah, dan bukan kasih manusia.

Saya akan kembali menyerukan sesuatu yang sedikit kontroversial : iblis tidak kalah lewat doa, tetapi lewat tindakan iman. Jika saya berdoa, maka iblis memang kalah di alam roh. Tetapi belum tentu di dunia nyata. Butuh tindakan nyata untuk membuat iblis benar-benar kalah. Saya beri contoh sederhana. Jika saya berdoa untuk jiwa-jiwa diselamatkan, maka detik itu juga kuasa iblis atas jiwa-jiwa mengalami kekalahan di alam roh. Tetapi kemenangan itu tidak akan terjadi di dunia nyata jika saya dan anda tidak pergi untuk penginjilan. Begitu juga dengan kasih Allah. jika saya berkata dalam doa bahwa saya sudah mengampuni seseorang, tetapi saya tidak pernah memberitahu dia secara langsung kalau saya sudah mengampuninya, maka semua itu akan sia-sia. Karena iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:26). Lalu perbuatan saya akan menjadi saksi yang kokoh melawan semua suara iblis. Iblis mungkin menghalangi kita berdoa, tetapi dia lebih menghalangi kita menjalankan doa itu. Saya yakin sekali Roh Kudus selalu berbicara dalam diri kita untuk segera mengampuni orang lain. Tetapi sering sekali kita terlalu lama menunda karena mendengar suara iblis dan malah berdialog dengannya. Mungkin iblis berkata “tunggu saja minggu depan setelah hatimu tenang baru engkau mengampuni dia”, tetapi ingatlah bahwa iblis adalah bapa segala dusta (Yoh 8 :44).

So, bagaimana cara mengampuni? Dalam waktu kurang dari 2 hari, datangi dia atau sms dia dan segera katakan “saya mengasihimu dan memaafkan semua kesalahanmu”. Maka tunggulah beberapa saat, mungkin air mata anda mengalir keluar. Dan intensitas banyaknya air mata yang keluar akan berbanding lurus dengan dalamnya luka yang mungkin engkau rasakan. Tetapi tunggulah beberapa saat kemudian, kedamaian ilahi dari Bapa akan mengalir dengan deras dalam hatimu. Pelukan Bapa yang terhangat akan memelukmu. Dan detik itu juga, iblis akan menutup mulut untuk mengintimidasimu. Dan ketahuilah, saat itu juga status anda adalah : orang yang kuat dan lebih dari pada pemenang!

Tidak mengampuni adalah penghalang terbesar dari iman dan doa (kasih - 9)

salah satu ayat favorit saya jika bicara tentang doa adalah Markus 11 :23-24. Biasa saya sering sekali mencuplik bagian ayat ini. tetapi banyak orang melupakan 2 ayat sesudah 2 ayat ini yang juga sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Ayat 25 dan 26 berbicara seperti ini : “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)”

anda dapat mengklaim janji semua janji Tuhan di alkitab. Tetapi jika anda tidak memaafkan orang lain, maka semua klaim anda tidak ada artinya. Ketika Yesus mengajar murid-murid untuk berdoa di Matius 6, ada 1 ayat dalam doa bapa kami yang khusus berkata tentang pengampunan. Lalu sesudah doa bapa kami, perlu 2 ayat khusus yang menjelaskan tentang pentingnya mengampuni orang lain dalam doa kita. mengapa sangat penting pengampunan dalam doa?

Mari kita lihat apa yang dikatakan Gal 5 :6, “...hanya iman yang bekerja oleh kasih.”

Iman anda bekerja lewat kasih. Jika kita membaca 1 Kor 13 :2, maka Paulus katakan “... sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” Iman anda tanpa kasih Allah adalah omong kosong, itu yang firman katakan.

Suatu ketika para murid di Lukas 17 meminta pada Yesus agar Dia menambahkan iman mereka. mari perhatikan konteks perikop ini dengan seksama. Murid-murid meminta iman bukan karena mereka tidak bisa melakukan mujizat. Karena di Lukas 10 jelas sekali setiap dari mereka sudah melakukan mujizat-mujizat yang luar biasa. Tetapi mereka meminta iman lebih agar mereka dapat mengampuni orang lain. Permintaan dari Yesus begitu berat : Jika ada saudaramu berbuat dosa 7 kali dalam sehari, dan 7 kali pula ia meminta maaf, maka kita harus mengampuni dia. Ini permintaan yang tidak bisa dilakukan oleh kasih manusia. Bahkan dalam Matius 18 :21-22 lebih gila lagi. Tuhan Yesus katakan bahwa kita harus mengampuni orang yang bersalah tidak cukup sampai 7 kali, tetapi sampai 70 kali 7 kali. Ini lebih gila!

Tahukah anda apa maksud dari angka 7 dalam alkitab? 7 mengandung makna sempurna. Jadi jika ada saudaramu melakukan dosa yang sangat sempurna kepadamu, maka engkau harus tetap ampuni dia. Ini konsep pengampunan yang tidak diajarkan oleh dunia. Karena kasih manusia terbatas, sedangkan kasih Allah tidak terbatas. Dan kasih Allah itu telah tinggal dalam hidup kita. motivator dunia dapat mengatakan bahwa kita harus mengampuni orang lain yang bersalah pada kita. tetapi itu tidak cukup bagi Tuhan. Tuhan mau kita ampuni dosa sempurna orang lain terhadap kita. orang dunia tidak dapat melakukan ini karena mereka tidak pernah merasa diampuni oleh Allah, sedangkan kita pernah. Dan anda perlu tahu, bahwa penghukuman Allah berbeda dengan manusia. Saya akan jelaskan.

Menurut sepengetahuan saya, semua hukuman bagi kejahatan di Indonesia tidak menganut kata “minimal”. Jadi jika saya membunuh seseorang, maka dalam undang-undang yang tertulis adalah hukuman maksimal sekian tahun penjara. Sehingga misal jika saya memiliki tim pengacara yang bagus, maka mungkin saya Cuma bisa dihukum sekian bulan penjara. Padahal saya baru saja menghabisi nyawa seseorang. Itulah hukum di negara ini yang membuat tidak ada kegentaran melakukan kejahatan asal mempunyai tim pengacara yang baik. Tetapi bagaimana dengan hukuman Allah? hukuman Allah mengandung kata “minimal”. Semua dosa yang manusia lakukan, apa pun itu, “minimal” masuk ke neraka selama-lamanya. Tidak ada tim pengacara di tahta pengadilan Anak Domba nanti. Syukur kepada Allah, karena kita percaya pada yesus, maka kita diselamatkan dari hukuman kekal.

Nah, jika saya dan anda sudah mengerti betapa besarnya pengampunan yang sudah Allah berikan, maka adakah alasan untuk tidak mengampuni saudaramu? Mungkin bagi anda terkesan kecil tidak mengampuni saudaramu. Bahkan mungkin anda berpikir toh pelayanan saya akan tetap jalan walaupun saya tidak memaafkan orang itu. Tetapi tidak ada dosa kecil atau besar di mata Allah. dosa tetap dosa dan itu akan dipakai iblis menteror hidupmu.

Kita kembali ke Lukas 17. Murid-murid disana meminta iman untuk dapat mengampuni saudara mereka yang sudah melakukan dosa yang kelihatan sempurna. Lalu apa jawaban Yesus? Yesus menjawab dengan iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung. Ini berarti bahwa tidak butuh iman yang besar atau kecil untuk mengampuni saudaramu. Bahkan seolah-olah Yesus seperti meniadakan iman disitu, karena besar biji sesawi sangatlah kecil. Poinnya adalah, cuma keputusanmu mau atau tidak mengampuni saudaramu.

Kasih Allah mengampuni (kasih - 8)

Tahukah anda bahwa kasih dan pengampunan berjalan beriringan? Mari ilhami sejenak apa yang terjadi di Luk 15 : 11-32 tentang perumpamaan anak yang hilang. Ada hal gila disana, kawan. Ketika anak bungsu itu pulang, dia memang meminta maaf pada ayahnya. Tetapi tidak ada dikatakan disana ayahnya mengungkit-ungkit kesalahan anaknya. Inilah kasih Allah yang sejati. Ketika saya mengasihi seseorang, maka saya sedang berkata bahwa saya juga SUDAH mengampuni dia jauh sebelum dia meminta maaf pada saya. Kasih Allah tidak pendendam (1 Kor 13:5).

Lukas 7 : 41-47 sangat sangat baik menghubungkan kasih dan pengampunan. Dalam ayat 47 dikatakan “Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu dalam Matius 18:21-35 Tuhan Yesus menjelaskan lagi konsep pengampunan. Bahwa kita harus mengampuni sama seperti bagaimana Allah sudah mengampuni kita. bahkan dalam ayat 32, hamba itu dikatakan hamba yang jahat karena tidak mau mengampuni. Maukah saya dan anda dikatakan hamba yang jahat?

tetapi yang cukup menarik perhatian saya adalah pada ayat 35. Bahwa kita harus mengampuni saudara kita dengan segenap hati. Apa maksud dari segenap hati? Mari lihat 2 ayat berikut untuk menjelaskan maksud dari mengampuni dengan segenap hati.

1 Yoh 1 : 9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Yes 43 : 25 Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.

Maksud dari segenap hati adalah mengampuni dan melupakan semua kesalahan orang tersebut. Inilah karakteristik kasih Allah. ketika saya berdosa dan meminta maaf pada Tuhan. maka Tuhan sudah mengampuni dan melupakan semua dosa saya. Itu mengapa, jangan pernah ungkit dosa masa lalumu di hadapan Tuhan, karena Dia sudah “pikun” dengan dosa lalumu yang sudah anda akui. Iblis lah yang terus mengungkit dosa masa lalumu. Itu mengapa, masalah terbesar dari pengampunan adalah perasaan. Seringkali kita merasa sudah total diampuni ketika hati kita sudah merasa nyaman. Ini salah besar!

Saya teringat satu kalimat dari seseorang yang saya kasihi, “Mengasihi itu pilihan dan keputusan, bukan karena perasaan, situasi, atau yang lainnya”. jika Tuhan memakai perasaan dalam mengasihi kita, maka kita dalam kondisi super gawat, kawan. Dalam Roma 5 : 8 dikatakan “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”

mengampuni dan melupakan adalah 2 hal yang berbeda. Lalu bagaimana melakukan 2 hal itu? Bersabarlah sedikit, kita akan bahas lebih dalam nanti..

Dari gosip ke teguran yang penuh kasih (kasih - 7)

lalu apakah saya tidak boleh mengetahui kelemahan orang lain atau menceritakannya pada orang lain? Boleh-boleh saja. lho? Kok kelihatan tidak konsisten? Mari kita lihat lebih dalam, ini akan semakin menarik..

mari lihat Mat 18:15-16 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.”

Maksud dari saya mengetahui kelemahan orang lain adalah Cuma agar saya bisa menasehati dan mendoakan dia. Tidak ada alasan lain. Jika motif hati saya berubah dari menasehati, mendukung, dan mendoakan menjadi motif yang lain, maka saya sudah berada dalam dosa. Terutama jika motifnya menjadi ingin mencela, mengintimidasi, memandang remeh, dll. yang paling awal Tuhan katakan harus saya lakukan jika saya mengetahui kelemahan orang lain adalah menegurnya. Tetapi seringkali banyak orang tidak berani menegur orang lain karena merasa sungkan, hubungan tidak dekat, takut diserang balik, dll. tetapi saya sedang berada di luar kasih Allah jika saya membiarkan saudara saya jatuh tanpa saya nasehati dia. Dengan kata lain saya setuju dia jatuh dalam lubang dosanya.

Tetapi jika memang saya tetap tidak berani untuk menegur dia langsung, maka majulah ke ayat 16. Ceritakan masalah itu pada orang lain, lalu kemudian teguran bisa disampaikan oleh orang tersebut pada yang bersangkutan. Ini bukanlah gosip, karena mengarah ke teguran. Tetapi perhatikan apa yang alkitab katakan. Batas maksimal dari “saksi” gosip itu adalah 3 orang, lalu langsunglah tegur saudaramu. Jika lebih dari 3 orang, maka ini sudah mengarah ke gosip yang dapat menghancurkan hubungan dalam komunitas Kristen. janganlah langsung lompat kepada jemaat (ayat 17). Karena semakin banyak orang tahu tentang gosip negatif tersebut, maka semakin orang yang digosipin jatuh posisinya di mata banyak orang. dia akan semakin dipandang negatif oleh jemaat, padahal dia tidak sadar akan kesalahannya. Ini yang dihindari. Yang kita musuhi adalah dosanya, bukan orangnya.

Oleh karena itu, sedini mungkin segeralah konfirmasi kepada yang bersangkutan tentang gosip yang anda dengar. Dan jika dia salah, segeralah tegur dia. Tetapi jika dia benar, maka anda bisa berdiri memposisikan diri menjadi pembela dia terhadap orang yang menggosipi dia. Prinsip ini sangat penting. Jangan pernah takut menegur orang, bukankah Roh Kudus memberikan kepada kita keberanian dan bukan ketakutan? Jika engkau mengasihi saudaramu, tegurlah dia. Semakin lama saya tidak mengkonfirmasi semua gosip yang terjadi, maka iblis akan semakin “menyiram” benih pikiran negatif itu dalam pikiran saya. Dan efeknya adalah saya tidak akan melihat hal terbaik dalam hidupnya, dan artinya saya hidup di luar kasih Allah.

Jadi jika anda mendengarkan gosip dan menceritakan hal itu pada orang lain, dan tidak mengarah kepada teguran, maka anda sedang berada dalam dosa gosip dan fitnah dan hukuman menanti anda. Ingatlah, bahwa gosip dan fitnah Cuma berbeda tipis!

Kasih Allah membuat saya tidak menggosipkan orang lain (kasih - 6)

salah satu hal terbaik yang iblis lakukan untuk merusak gereja adalah melalui gosip. Setiap hari kita selalu dijejali dengan berita-berita gosip, dan tanpa disadari banyak dari kita membawa iklim buruk ini ke dalam gereja. Mungkin banyak orang berpikir bahwa budaya gosip adalah makanan khas dari para wanita. Ini sedikit benar. dari mulanya, seorang wanita memiliki nature ingin menceritakan semua apa yang ada di pikiran dan hatinya. Itu mengapa jika anda seorang wanita mendambakan pasangannya kelak akan mampu bertahan mendengar semua curhat dari sang wanita. Anda para pria tidak bisa berkata pada wanita “cukup, jangan berbicara lagi” karena hal itu akan melawan nature seorang wanita.

Tetapi kita tidak bisa mempersalahkan wanita sepenuhnya dalam budaya gosip yang buruk dalam gereja. Para pria juga umumnya menyukai gosip. Dan saya sampai kepada kesimpulan, bahwa setiap orang pada dasarnya menyukai gosip tentang orang lain. Ini adalah nature alami manusia yang jatuh dalam dosa. Setiap orang menyukai mendengarkan kabar buruk tentang orang lain. Apa lagi yang menjadi pembicaraan hangat di media kalau bukan pemberitaan miring tentang seseorang. Tetapi mari lihat apa yang alkitab katakan tentang itu.

1 Pet 4:8 ...sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

Kasih tidak pernah mengekspose dosa seseorang. Jika saya mengetahui kesalahan orang lain dan kemudian memberitahukan hal itu pada orang lain tanpa persetujuan orang tersebut, maka saya tidak hidup dalam kasih Allah. bagi banyak orang, menjadi suatu kebanggaan jika dirinya mengetahui banyak hal tentang kelemahan orang lain. Atau bahkan dia sangat senang jika dikenal orang sebagai “biang gosip”. Ini adalah dosa yang seringkali tidak kita sadari dan dapat menghancurkan gereja. Jika saya hidup dalam kasih Allah, maka ketika saya mengetahui kelemahan dan dosa seseorang, maka saya tidak akan menceritakan hal itu kepada orang lain.

Dalam 1 Kor 13:5 (amplified) dikatakan, “Kasih [kasih Allah dalam kita] ... tidak menyimpan kesalahan – mengabaikan perlakuan yang tidak baik.” Lalu dalam ayat 7 dikatakan, “Kasih ... selalu siap untuk mempercayai yang terbaik dari setiap orang”. Mari perhatikan bahwa kasih Allah sangat menentang adanya gosip dalam gereja. Kasih Allah tidak pernah mau menyimpan kesalahan orang lain. Jika saya memilih mendengarkan gosip buruk tentang seseorang, maka itu berarti saya sedang menyimpan kesalahan orang tersebut. Lalu dikatakan jika kasih Allah mengabaikan perlakuan yang tidak baik. Seburuk-buruknya orang tersebut diberitakan, jika kasih Allah bekerja dalam hidup saya maka saya memilih tidak percaya akan kabar buruk tersebut. Lalu kasih selalu siap percaya yang terbaik dari setiap orang. jika ada orang berkata miring tentang seseorang dan jika saya hidup dalam kasih Allah, maka saya akan tetap berpikir postitif tentang orang tersebut.

Mungkin dia memang salah dan kabar buruk itu terbukti benar, tetapi saya mau beritahu satu hal bahwa penghakiman bermula dari pikiran kita. dan penghakiman bukanlah bagian dari orang yang percaya, itu adalah hak Tuhan. kita tidak boleh menghakimi seseorang karena kita tidak pernah tau apa motif sebenarnya dari dosa itu.

Gosip yang saya dengar akan mempengaruhi kualitas hubungan rohani saya dengan Tuhan. mari lihat sejenak 1 Yoh 3:21 “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,”

Ketika saya mendengar kabar buruk tentang orang lain, maka iblis akan terus menerus meneror pikiran saya dengan berita buruk itu. Dan efek buruknya adalah saya sangat sulit untuk berdoa. Saya sudah alami ini beberapa kali. Yang terbaru adalah ketika saya dan beberapa rekan berdoa untuk pelayanan kami di suatu tempat. Suasana sangat luar biasa saat itu. Ada yang mulai menangis, mengerang, dan berbahasa lidah dengan cukup keras. Tetapi saya sebagai pemimpin doa justru merasa tidak bisa konsentrasi. Dan sumbernya adalah ketika saya mendengar suatu kabar buruk tentang seseorang yang saya kenal. Karena sudah tidak tahan, saya lalu menghardik dengan keras semua suara iblis itu. Dari situ baru saya mulai bisa kembali berdoa.

Saya beri contoh lain. Suatu ketika saya mendengar kabar buruk tentang orang lain di pelayanan. Dan ketika saya berada di kamar untuk berdoa buat pelayanan, maka selalu keluar wajah dia di pikiran saya. Saya sangat sulit untuk berdoa sampai akhirnya esok harinya baru saya bisa dengan bebas berdoa ke hadapan Tuhan.

Anda lihat. Gosip yang kita dengar akan mempengaruhi hubungan rohani kita dengan Tuhan. selama kita masih menyimpan kesalahan orang lain, maka kita tidak akan bisa melihat kebaikan dari orang tersebut, dan ini sangat bertolak belakang dengan kasih Allah. mari kembali kepada prinsip sederhana bahwa iblis selalu mengingat hal buruk dalam diri kita, tetapi Allah selalu mengingat hal terbaik dari diri kita. inilah kasih Allah.

Ketika Saul mengejar-ngejar Daud dan ingin membunuhnya, kemudian terjadi suatu kesempatan dimana Daud dapat membunuh Saul. Tetapi apa respon Daud? Dia memilih tidak membunuh saul . dia mengerti baik firman yang berkata ”Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat terhadap nabi-nabi-Ku! (1 taw 16:22)” jika saya menggosipi orang lain, maka saya sedang ambil bagian untuk menjatuhkan dia dan ini sangat tidak disukai oleh Tuhan.

Mazmur 34 : 13-14 berkata : “Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;“

Ada kabar buruk bagi yang senang bergosip. Umur anda tidak akan panjang dan tidak akan menikmati yang baik! Ini yang Alkitab katakan. Lalu jika saya ikut menggosipkan sesuatu yang burk tentang orang lain, maka ada iblis yang meng-amin-kan semua apa yang saya katakan. Mungkin benar jika dia seorang pembohong, tetapi jika saya berkata pada orang lain dia pembohong, maka mulut saya yang penuh kuasa sedang mengutuki dia bahwa dia seorang pembohong. Itu akan semakin menjatuhkan dia di alam roh karena iblis sedang mengamini. Jadi, alangkah baiknya jika saya tidak berkata buruk tentang orang lain karena akan semakin menjatuhkan orang tersebut.

Lalu bagaimana dengan orang yang digosipin? Mudah sekali, pakailah prinsip kasih. Bahwa orang yang hidup dengan kasih tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Jika saya mencela balik dan membongkar semua yang buruk tentang orang yang menggosipi saya, maka hubungan saya dengan Allah sudah terhalang. Pakailah prinsip yang Yesus lakukan di atas kayu salib, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Lalu apa hal lain yang bisa kita kerjakan? Lakukanlah segera konfirmasi terhadap semua berita buruk itu. Memang sebagai orang percaya kita percaya bahwa pembelaan datang dari Tuhan. tetapi kita juga berhak mengkonfirmasi semua berita yang salah tentang diri kita.

Mari lihat sejenak dari Kej 50:15-21. Disana dikatakan bahwa pada waktu Yakub meninggal, ada gosip diantara saudara-saudara Yusuf bahwa Yusuf akan membalas dendam pada saudara-saudaranya. Ketika Yusuf mendengar hal itu, dia segera mengkonfirmasi semua kabar buruk tersebut. Tetapi perhatikan apa yang Yusuf lakukan. Saya menangkap kesan bahwa Yusuf mengkonfirmasi gosip itu dengan hati yang remuk, bukan dengan emosi. Disana dikatakan Yusuf menangis dan dia menghibur hati saudara-saudaranya dengan perkataannya. Orang yang berjalan dengan kasih Allah akan memberikan konfirmasi gosip dengan penuh kasih juga. Banyak orang mengkonfirmasi gosip penuh dengan emosi dan seolah-olah ingin mencecar dan menyalahkan si pembuat gosip karena mengabarkan hal yang salah. Oleh karena itu, selidikilah hati nurani terlebih dahulu sebelum mengkonfirmasi gosip, apalagi jika akan bertemu dengan pembuat gosip. Caranya mudah, selidiki hati nurani dengan mengganti kata “kasih” di 1 Kor 13 dengan nama anda sendiri. Lalu biarkan beberapa saat lewat untuk menurunkan emosi yang ada di pikiran anda. Ingatlah, mungkin saya benar dan si pembuat gosip salah, tetapi saat saya menyimpan kesalahan dia dalam pikiran saya, maka saya sedang tidak hidup dalam kasih dan itu artinya saya sedang berdosa pula. Sederhana sekali.

Kasih Allah sudah kita miliki sejak kita lahir baru (kasih - 5)

Roma 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Mari perhatikan ayat diatas dengan seksama. Kasih Allah dicurahkan pada kita saat kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat. Karena saat kita lahir barulah, Roh Kudus dikaruniakan atas hidup kita (Efe 1:13). Banyak orang berkata “saya sulit mengampuni” atau “saya butuh kasih yang lebih besar untuk memaafkan dia”. Itu sangat tidak alkitabiah. Sudah jelas sekali alkitab mengatakan kasih Allah sudah dicurahkan atas hidup kita saat kita lahir baru, jadi tidak ada alasan lagi kita kekurangan kasih Allah. ini bukan kasih manusia, tetapi kasih Allah.

Jika kita teliti lagi ayat ini lebih dalam, maka saya akan coba mengatakan hal yang sedikit kontroversial lagi. Jangan pernah berdoa minta kasih Allah turun melawatmu, tetapi berdoalah agar kasih Allah bekerja dengan maksimal dalam hidupmu. banyak orang berdoa “Tuhan, curahkan kasih-Mu dalam hati kami” atau “Tuhan, penuhi kami dengan kasih-Mu”. Ini doa yang tidak alkitabiah. Doa ini akan membuat anda menggantungkan pelayanan anda dalam perasaan anda. Banyak orang terlalu mengandalkan perasaan dalam mempraktekkan kasih kepada orang lain. Saya Cuma mau bilang, kepada orang-orang inilah pengajaran kasih harus dikotbahkan dengan lebih sering.

Saya beri contoh sederhana. Ketika orang berdoa “Tuhan, penuhi hati kami dengan kasih-Mu”, maka kecenderungan orang adalah terus menanti sampai hatinya merasa damai untuk mempraktekkan kasih Allah. dia tidak akan mengampuni orang lain, dia tidak akan menginjili, dan lainnya sampai hatinya merasa damai. Ini adalah iman yang berdasarkan perasaan dan sangat sangat buruk. Alkitab mengajarkan kita untuk tidak berjalan dengan perasaan, karena disitu lah iblis dapat mempermainkan kita. saya akan coba hubungkan beberapa ayat untuk mengatakan dengan jelas kalau kasih Allah sudah kita miliki sejak kita lahir baru.

2 kor 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Yeh 36:26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Yoh 13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

Saya kira semua kita bersepakat bahwa tidak mungkin Tuhan memberikan perintah pada kita untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan. Ketika kita mengalami kelahiran kembali, maka kita adalah ciptaan yang baru. Dan dikatakan bahwa Tuhan memberikan hati dan roh yang baru dalam hidup kita. lalu kepada manusia baru itu, Tuhan memberi perintah untuk saling mengasihi. Saya tidak mungkin memberikan sesuatu yang tidak saya miliki bukan?? Sederhana sekali. Jika saya memiliki kasih Allah, maka otomatis saya bisa memberikan kasih Allah.

Perintah saling mengasihi tidak mungkin dilakukan dengan manusia lama kita. itu mengapa kasih adalah ciri khas dari anak-anak Allah (1 Yoh 3:1-2). Jadi, kasih adalah suatu perintah yang ditujukan kepada orang yang sudah lahir baru. Dan kita dapat mengasihi karena kita sudah lebih dulu dikasihi oleh Allah dan bahkan kasih Allah itu sudah berdiam dalam diri kita. kasih adalah inti dari perjanjian baru. Bahkan kasih menggantikan semua hukum taurat yang sudah Allah berikan di perjanjian lama. Roma 13 :8 dan 10 berkata “...Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. ... Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.“

perintah di perjanjian lama adalah melakukan hukum taurat. Tetapi di Yoh 13 :34 diberikan perintah yang baru, yaitu perintah supaya kita saling mengasihi. Jadi kasih adalah perintah Allah! jika anda hidup dalam kasih Allah, maka tidak mungkin anda akan mencuri, membunuh, berzinah, dll. karena kasih Allah tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia (Roma 13 :10). Jika anda melakukan hukum kasih, maka anda sudah memenuhi hukum taurat.

Yesus berulangkali berkata bahwa Dia datang untuk menggenapkan hukum taurat. Hukum taurat yang mana? Semua hukum taurat sudah Dia lakukan lewat kasih yang Dia berikan. Karena dalam Yoh 15 :13 dikatakan “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Jadi pada waktu Yesus mati di atas kayu salib buat kita, disitulah kegenapan hukum taurat Dia kerjakan. Karena Dia sudah lakukan bentuk kasih terbesar yang ada di muka bumi. Mati tidak Cuma untuk orang yang mengasihi Dia, tetapi mati untuk orang yang juga membenci dan menyalibkan Dia. Saya akan berikan ayat terakhir untuk membuktikan bahwa kasih Allah sudah ada pada kita.

Gal 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih...

Kasih adalah buah roh pertama saat kita tinggal dalam Kristus. Dalam Yoh 15:5 dikatakan bahwa kita akan berbuah jika tinggal dalam Kristus. Buah ini bicara 2 hal, yaitu buah jiwa-jiwa dan buah karakter. Dan karakter pertama yang keluar saat kita lahir baru adalah kasih. Dan hebatnya, lagi-lagi kata “kasih” disini memakai kata “agape”. Hebat bukan?? Jadi saya kira sudah cukup jelas, bahwa setiap orang yang sudah lahir baru memiliki kasih Allah yang begitu hebat.

Kasih adalah bukti kelahiran baru (kasih - 4)

1 yoh 3:14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

Awal dari ayat ini adalah “kita tahu”. Jadi Paulus sedang menyimpulkan bahwa kasih adalah bukti dari kelahiran baru. Saya akan beri contoh sederhana. Saya tahu saya sudah lulus dari ITB saat saya menerima ijazah saya. Kemudian ada 100 orang yang tidak saya kenal berkata pada saya bahwa saya tidak lulus. Tetapi ijazah itu memberikan keyakinan pada diri sendiri bahwa saya sudah lulus. Begitu juga dengan kasih. Anda akan menerima keyakinan “alamiah” dalam diri sendiri bahwa anda sudah lahir baru pada saat anda mengasihi orang lain. Karena Cuma kasih yang tidak dapat dipalsukan orang. orang bisa saja dibaptis dan mengaku bertobat padahal dia Cuma pura-pura. Tetapi 1 Yoh 3:14 berkata bahwa kasih kepada sesama dalah bukti nyata dari kelahiran kembali.

Tetapi ada hal lain yang cukup menarik dari ayat itu. Siapa yang tidak hidup dalam kasih, ia berada di dalam maut. Anda tidak bisa berkata “saya sudah diselamatkan tetapi saya masih membenci saudara saya”. Ini tidak sesuai dengan apa yang Firman katakan.

Kasih yang dingin dalam komunitas kristen (kasih - 3)

Yang menjadi ancaman serius bagi komunitas orang percaya adalah kasih yang dingin dan palsu yang akan menimbulkan suatu “perang dingin”. Sesudah perang dunia ke-2, memang tidak ada pecah perang terbuka antara Amerika serikat dan Uni soviet. Tetapi perlombaan senjata mereka justru membuat dunia terbelah menjadi 2 bagian. Jika saja perang terbuka terjadi, maka efeknya akan jauh lebih mengerikan dari perang dunia ke-2. Karena yang terjadi adalah perang nuklir yang akan membuat jutaan orang mati Cuma dengan sebuah bom nuklir. Tinggal tunggu waktu saja perang terbuka terjadi. Untung sekali Uni soviet pecah sebelum perang terjadi.

Itulah gambaran kasih yang dingin di dalam gereja. Kita bisa saja “say hello” kepada sesama kita, ketawa-ketawa, padahal dalam hati ada sesuatu yang tidak enak kepada orang tersebut. Setiap orang cenderung berada dalam zona nyaman yang saya sebut “zona sakit hati”. Banyak orang berpikir yahh gak apa-apa lah simpan sedikit sakit hati, toh nanti hilang. Tetapi tahukan anda bahwa sakit hati memiliki akar dalam hidup kita (Ibrani 12:15)? Cuma ada 2 dosa dalam alkitab yang dapat berakar, yaitu cinta akan uang dan kepahitan. Mungkin dari atas tidak kelihatan dan kita tidak tahu, tetapi kepahitan terus berakar jauh ke dalam dan akan sangat kuat tertanam. Sehingga jika timbul sedikit “kuncup kepahitan” keluar dari “tanah” hati kita, maka itu akan segera bertumbuh dengan cepat dan sulit diberantas.

Itu mengapa sakit hati yang sangat mendalam timbul karena efek sakit hati kecil yang terus ditimbun dan tidak dibereskan. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja maka kepahitan itu akan meledak kencang.

Kamis, 15 Agustus 2013

Seperti apakah kasih Allah itu? (kasih - 2)

jika kita meneliti kata kasih kepada sesama dalam perjanjian baru, maka semua kata kasih menggunakan kata “agape”. Hebat bukan?? Jadi yang Tuhan inginkan dari kasih kita kepada sesama adalah kasih agape, bukan philia. Itu adalah level kasih yang paling tinggi dan Allah miliki dan Allah lakukan dalam hidup kita. jadi seperti cara Allah mengasihi kita, seperti itulah cara kita harus mengasihi sesama kita. saya dapat habiskan berlembar-lembar jika menulis tentang kasih Allah atas hidup kita. tetapi bentuk kasih agape itu dapat diringkas dengan luar biasa dalam 1 Kor 13. Saya akan memakai 1 Kor 13:4-8 terjemahan dari amplified bible.

(4) Kasih itu dapat menahan diri, sabar dan baik hati; kasih tidak iri hati atau cemburu; tidak membual atau sombong, tidak memegahkan diri.

(5) kasih tidak angkuh-congkak dan penuh kebanggaan diri; tidak kasar (bertindak tanpa sopan santun), dan tidak melakukan yang tidak pantas. Kasih [kasih Allah dalam kita] tidak bersikeras menuntut hak-haknya atau melakukan kehendaknya, karena kasih tidak mementingkan diri sendiri; kasih tidak mudah tersinggung, cepat marah atau pendendam; tidak menyimpan kesalahan – mengabaikan perlakuan yang tidak baik.

(6) kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan dan tindakan yang tidak benar, melainkan bersukacita bila keadilan dan kebenaran dimenangkan.

(7) kasih tahan menghadapi segala sesuatu dan apa pun yang akan terjadi, selalu siap untuk mempercayai yang terbaik dari setiap orang, pengharapannya tidak memudar dalam setiap keadaan dan bertahan dalam segala sesuatu [tanpa menjadi lemah]

(8) kasih tidak pernah gagal – tidak pernah memudar, usang atau berakhir. Nubuat [yaitu karunia untuk mengetahui kehendak dan maksud ilahi] akan digenapi dan berlalu; bahasa lidah akan berakhir; pengetahuan akan lenyap [akan kehilangan nilainya dan digantikan oleh kebenaran].

Mudah sekali untuk mengetahui apakah kasih Allah sudah bekerja dalam hidup kita atau belum. Coba saja ganti kata kasih dengan nama anda sendiri, maka anda akan mengetahui “kadar” kasih Allah dalam hidup anda. Lalu bagaimanakah cara supaya saya lebih lagi hidup dalam kasih Allah? seringlah baca dan renungkan ayat diatas, maka anda akan semakin rasakan pola pikir anda akan berubah, dan itu merubah banyak hal dalam hidup anda. Karena yang Alkitab katakan adalah supaya kita semua merubah pola pikir kita (Roma 12:2), itu adalah pertobatan versi perjanjian baru (metanoia).

Saya akan coba bahas banyak dari 1 Kor 13:4-9 ini. tetapi mungkin akan memakan sangat banyak kertas. Saya harap anda cukup sabar membaca dan merenungkannya.

Coba kita perhatikan ayat 7. Disana dikatakan kalau kasih itu tahan menghadapi segala sesuatu. Banyak orang berpikir kalau kasih itu mempunyai batas. Tetapi tidak dengan kasih Allah. mungkin ada orang berpikir “cukup sudah kasih saya kepada dia, dia sudah terlalu banyak menyakiti hati saya”. Tetapi kasih Allah tetap bertahan walaupun di tengah penderitaan. Dan coba renungkan lebih banyak lagi dari pasal di atas. Maka saya dan anda akan alami begitu banyak terobosan ilahi.

Yer 17 : 9 “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?”

Saya seringkali tidak mengetahui apakah saya sebenarnya sedang dalam membenci saudara saya atau tidak. Tetapi dengan mengganti kata “kasih” dalam 1 Kor 13 itu akan memudahkan kita mengecek kedalaman hati kita yang terdalam. Karena itulah gunanya Firman, membelah pertimbangan hati dan pikiran manusia (Ibr 4:12)

1 Yoh 4:8 ... sebab Allah adalah kasih.

Ketika kita berbicara tentang kasih, maka kita berbicara tentang Allah. Allah tidak bisa melanggar hukum kasih, karena itu artinya Dia akan menyangkal dirinya sendiri.

Pentingnya kasih Allah dalam komunitas Kristen (kasih - 1)

Yoh 13 : 35 : “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Ketika saya merenungkan ayat ini dengan teliti, kemudian berusaha meneliti alkitab lebih dalam, sebuah kekaguman (atau ke-kaget-an) menghampiri pikiran saya. Alkitab tidak pernah berkata bahwa jika saya dan anda bisa memindahkan gunung, menyembuhkan orang sakit, berkotbah di depan 5000 orang, mendoakan orang lain BRK, atau mujizat spektakuler lainnya, maka saya dan anda akan dikenal orang lain (orang yang belum percaya maksudnya) sebagai murid Kristus. Karena seorang dukun nan sakti pun bisa lakukan semua mujizat itu dengan kuasa iblis (saya tidak bicara tentang efek domino yang terjadi kemudian dibelakang “mujizat” yang berasal dari setan).

Jika kita coba lihat ayat diatas dengan lebih teliti, maka saya akan coba berkata sesuatu yang mungkin sedikit kontroversial, bahwa penginjilan anda kepada orang yang belum percaya pun tidak bisa menunjukkan pada orang lain bahwa anda adalah murid Kristus. Tolong jangan disalahpahami. Saya tidak berkata bahwa penginjilan adalah sesuatu yang salah dan tidak berguna. Tetapi saya akan coba bahas dengan pola pikir yang baru.

Saya ajak anda untuk melihat Matius 22:37-40. Disana dikatakan bahwa kasih kepada Tuhan dan sesama adalah sesuatu yang setara. Dalam Yoh 14:15 dikatakan “jikalau engkau mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku”. Apa perintah Tuhan? tentu salah satunya amanat agung. Tetapi perintah itu juga setara dengan kasih kepada sesama orang percaya. Salah satu maksud kata “sesama” dalam Mat 22:39 dalam bahasa aslinya adalah sesama orang percaya. Jadi kasih kepada sesama orang percaya adalah sesuatu yang setara dengan kasih kepada dunia yang terhilang. Lalu mengapa seolah-olah Yoh 13:35 mendahulukan kasih kepada sesama orang percaya lebih dari kasih kepada dunia yang terhilang?

Tidak cukup sulit menjawab pertanyaan itu. Kita akan mulai dari satu pola pikir yang sederhana. Bagaimana orang tidak percaya mau percaya pada pemberitaan injil dan kasih Allah jika kita sebagai sesama orang percaya tidak bisa mempraktekkan kasih Allah dalam hidup komunitas kita? apa yang akan mereka katakan jika dalam satu komunitas Kristen banyak terjadi konflik yang diakhiri dengan sakit hati, keluar dari komunitas, perkelahian, dll. konflik bukanlah sesuatu yang harus ditakuti dalam gereja. Cuma yang harus diajarkan pada jemaat adalah bagaimana cara menyelesaikan konflik dengan baik dan alkitabiah.

Galatia 6:10 berkata dengan cukup jelas pada kita, “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”

Paulus memakai kata “terutama” dalam kalimat diatas. Sekali lagi, bukannya menurunkan derajat kasih kepada dunia yang terhilang. Tetapi semuanya harus berjalan seimbang.

Jika saya dan anda meneliti alkitab, maka cuma ada 1 perikop khusus tentang doa Yesus. Apa itu? Yoh 17 berkata bahwa inti doa Yesus buat orang percaya adalah supaya semua orang percaya menjadi satu. Bukan supaya dunia ini diselamatkan, tetapi supaya semua orang percaya satu. Sekali lagi, saya tidak menurunkan derajat kasih kepada dunia yang terhilang. Tetapi saya coba bahas, bahwa kasih kepada sesama adalah sesuatu yang vital dan sering dianggap sebelah mata oleh kita.

tahukan anda apa efek luar biasa dari kesatuan? Dalam Matius 18 : 19 “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” Inilah efek gila dari kesatuan. Jika ada orang yang bersepakat maka keguncangan besar terjadi. Ini yang iblis tahu. Sehingga dia berusaha membuat pengajaran kasih kepada sesama orang percaya disepelekan. Dan Yesus juga tahu rencana iblis itu sehingga harus ada perikop khusus tentang doa kesatuan orang percaya dari Yesus. Kemudian mari lihat lebih dalam, yang mendoakan kesatuan bukanlah manusia, tetapi Tuhan sendiri. Jadi, pengajaran tentang kasih kepada sesama adalah sesuatu yang vital di mata Tuhan.

tahukah anda kesatuan apa yang paling luar biasa di dunia ini? jawabannya adalah kesatuan dari suami-istri. Itu mengapa doa bersama dari suami dan istri akan hasilkan keguncangan besar di alam roh. Mengapa suami dan istri bisa begitu satu? Karena ada kasih yang luar biasa diantara mereka (saya bicara tentang hubungan suami dan istri yang alkitabiah, bukan hubungan yang terus bertengkar dan berujung di perceraian seperti di infotainment TV). mungkin suami punya kekurangan, tetapi istrinya memandang itu semua dengan kasih. Dia tidak pernah terus memarahi suaminya karena kekurangan suaminya itu, begitu juga sebaliknya. Tepat sekali apa yang Paulus katakan dalam Kol 3 : 14 “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”

Semua komunitas orang percaya tidak dapat menjadi satu jika tidak ada kasih diantara mereka.