Jumat, 16 Agustus 2013

Kasih Allah membuat saya tidak menggosipkan orang lain (kasih - 6)

salah satu hal terbaik yang iblis lakukan untuk merusak gereja adalah melalui gosip. Setiap hari kita selalu dijejali dengan berita-berita gosip, dan tanpa disadari banyak dari kita membawa iklim buruk ini ke dalam gereja. Mungkin banyak orang berpikir bahwa budaya gosip adalah makanan khas dari para wanita. Ini sedikit benar. dari mulanya, seorang wanita memiliki nature ingin menceritakan semua apa yang ada di pikiran dan hatinya. Itu mengapa jika anda seorang wanita mendambakan pasangannya kelak akan mampu bertahan mendengar semua curhat dari sang wanita. Anda para pria tidak bisa berkata pada wanita “cukup, jangan berbicara lagi” karena hal itu akan melawan nature seorang wanita.

Tetapi kita tidak bisa mempersalahkan wanita sepenuhnya dalam budaya gosip yang buruk dalam gereja. Para pria juga umumnya menyukai gosip. Dan saya sampai kepada kesimpulan, bahwa setiap orang pada dasarnya menyukai gosip tentang orang lain. Ini adalah nature alami manusia yang jatuh dalam dosa. Setiap orang menyukai mendengarkan kabar buruk tentang orang lain. Apa lagi yang menjadi pembicaraan hangat di media kalau bukan pemberitaan miring tentang seseorang. Tetapi mari lihat apa yang alkitab katakan tentang itu.

1 Pet 4:8 ...sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

Kasih tidak pernah mengekspose dosa seseorang. Jika saya mengetahui kesalahan orang lain dan kemudian memberitahukan hal itu pada orang lain tanpa persetujuan orang tersebut, maka saya tidak hidup dalam kasih Allah. bagi banyak orang, menjadi suatu kebanggaan jika dirinya mengetahui banyak hal tentang kelemahan orang lain. Atau bahkan dia sangat senang jika dikenal orang sebagai “biang gosip”. Ini adalah dosa yang seringkali tidak kita sadari dan dapat menghancurkan gereja. Jika saya hidup dalam kasih Allah, maka ketika saya mengetahui kelemahan dan dosa seseorang, maka saya tidak akan menceritakan hal itu kepada orang lain.

Dalam 1 Kor 13:5 (amplified) dikatakan, “Kasih [kasih Allah dalam kita] ... tidak menyimpan kesalahan – mengabaikan perlakuan yang tidak baik.” Lalu dalam ayat 7 dikatakan, “Kasih ... selalu siap untuk mempercayai yang terbaik dari setiap orang”. Mari perhatikan bahwa kasih Allah sangat menentang adanya gosip dalam gereja. Kasih Allah tidak pernah mau menyimpan kesalahan orang lain. Jika saya memilih mendengarkan gosip buruk tentang seseorang, maka itu berarti saya sedang menyimpan kesalahan orang tersebut. Lalu dikatakan jika kasih Allah mengabaikan perlakuan yang tidak baik. Seburuk-buruknya orang tersebut diberitakan, jika kasih Allah bekerja dalam hidup saya maka saya memilih tidak percaya akan kabar buruk tersebut. Lalu kasih selalu siap percaya yang terbaik dari setiap orang. jika ada orang berkata miring tentang seseorang dan jika saya hidup dalam kasih Allah, maka saya akan tetap berpikir postitif tentang orang tersebut.

Mungkin dia memang salah dan kabar buruk itu terbukti benar, tetapi saya mau beritahu satu hal bahwa penghakiman bermula dari pikiran kita. dan penghakiman bukanlah bagian dari orang yang percaya, itu adalah hak Tuhan. kita tidak boleh menghakimi seseorang karena kita tidak pernah tau apa motif sebenarnya dari dosa itu.

Gosip yang saya dengar akan mempengaruhi kualitas hubungan rohani saya dengan Tuhan. mari lihat sejenak 1 Yoh 3:21 “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,”

Ketika saya mendengar kabar buruk tentang orang lain, maka iblis akan terus menerus meneror pikiran saya dengan berita buruk itu. Dan efek buruknya adalah saya sangat sulit untuk berdoa. Saya sudah alami ini beberapa kali. Yang terbaru adalah ketika saya dan beberapa rekan berdoa untuk pelayanan kami di suatu tempat. Suasana sangat luar biasa saat itu. Ada yang mulai menangis, mengerang, dan berbahasa lidah dengan cukup keras. Tetapi saya sebagai pemimpin doa justru merasa tidak bisa konsentrasi. Dan sumbernya adalah ketika saya mendengar suatu kabar buruk tentang seseorang yang saya kenal. Karena sudah tidak tahan, saya lalu menghardik dengan keras semua suara iblis itu. Dari situ baru saya mulai bisa kembali berdoa.

Saya beri contoh lain. Suatu ketika saya mendengar kabar buruk tentang orang lain di pelayanan. Dan ketika saya berada di kamar untuk berdoa buat pelayanan, maka selalu keluar wajah dia di pikiran saya. Saya sangat sulit untuk berdoa sampai akhirnya esok harinya baru saya bisa dengan bebas berdoa ke hadapan Tuhan.

Anda lihat. Gosip yang kita dengar akan mempengaruhi hubungan rohani kita dengan Tuhan. selama kita masih menyimpan kesalahan orang lain, maka kita tidak akan bisa melihat kebaikan dari orang tersebut, dan ini sangat bertolak belakang dengan kasih Allah. mari kembali kepada prinsip sederhana bahwa iblis selalu mengingat hal buruk dalam diri kita, tetapi Allah selalu mengingat hal terbaik dari diri kita. inilah kasih Allah.

Ketika Saul mengejar-ngejar Daud dan ingin membunuhnya, kemudian terjadi suatu kesempatan dimana Daud dapat membunuh Saul. Tetapi apa respon Daud? Dia memilih tidak membunuh saul . dia mengerti baik firman yang berkata ”Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat terhadap nabi-nabi-Ku! (1 taw 16:22)” jika saya menggosipi orang lain, maka saya sedang ambil bagian untuk menjatuhkan dia dan ini sangat tidak disukai oleh Tuhan.

Mazmur 34 : 13-14 berkata : “Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;“

Ada kabar buruk bagi yang senang bergosip. Umur anda tidak akan panjang dan tidak akan menikmati yang baik! Ini yang Alkitab katakan. Lalu jika saya ikut menggosipkan sesuatu yang burk tentang orang lain, maka ada iblis yang meng-amin-kan semua apa yang saya katakan. Mungkin benar jika dia seorang pembohong, tetapi jika saya berkata pada orang lain dia pembohong, maka mulut saya yang penuh kuasa sedang mengutuki dia bahwa dia seorang pembohong. Itu akan semakin menjatuhkan dia di alam roh karena iblis sedang mengamini. Jadi, alangkah baiknya jika saya tidak berkata buruk tentang orang lain karena akan semakin menjatuhkan orang tersebut.

Lalu bagaimana dengan orang yang digosipin? Mudah sekali, pakailah prinsip kasih. Bahwa orang yang hidup dengan kasih tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Jika saya mencela balik dan membongkar semua yang buruk tentang orang yang menggosipi saya, maka hubungan saya dengan Allah sudah terhalang. Pakailah prinsip yang Yesus lakukan di atas kayu salib, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Lalu apa hal lain yang bisa kita kerjakan? Lakukanlah segera konfirmasi terhadap semua berita buruk itu. Memang sebagai orang percaya kita percaya bahwa pembelaan datang dari Tuhan. tetapi kita juga berhak mengkonfirmasi semua berita yang salah tentang diri kita.

Mari lihat sejenak dari Kej 50:15-21. Disana dikatakan bahwa pada waktu Yakub meninggal, ada gosip diantara saudara-saudara Yusuf bahwa Yusuf akan membalas dendam pada saudara-saudaranya. Ketika Yusuf mendengar hal itu, dia segera mengkonfirmasi semua kabar buruk tersebut. Tetapi perhatikan apa yang Yusuf lakukan. Saya menangkap kesan bahwa Yusuf mengkonfirmasi gosip itu dengan hati yang remuk, bukan dengan emosi. Disana dikatakan Yusuf menangis dan dia menghibur hati saudara-saudaranya dengan perkataannya. Orang yang berjalan dengan kasih Allah akan memberikan konfirmasi gosip dengan penuh kasih juga. Banyak orang mengkonfirmasi gosip penuh dengan emosi dan seolah-olah ingin mencecar dan menyalahkan si pembuat gosip karena mengabarkan hal yang salah. Oleh karena itu, selidikilah hati nurani terlebih dahulu sebelum mengkonfirmasi gosip, apalagi jika akan bertemu dengan pembuat gosip. Caranya mudah, selidiki hati nurani dengan mengganti kata “kasih” di 1 Kor 13 dengan nama anda sendiri. Lalu biarkan beberapa saat lewat untuk menurunkan emosi yang ada di pikiran anda. Ingatlah, mungkin saya benar dan si pembuat gosip salah, tetapi saat saya menyimpan kesalahan dia dalam pikiran saya, maka saya sedang tidak hidup dalam kasih dan itu artinya saya sedang berdosa pula. Sederhana sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar