lalu apakah saya tidak boleh mengetahui kelemahan orang lain atau menceritakannya pada orang lain? Boleh-boleh saja. lho? Kok kelihatan tidak konsisten? Mari kita lihat lebih dalam, ini akan semakin menarik..
mari lihat Mat 18:15-16 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.”
Maksud dari saya mengetahui kelemahan orang lain adalah Cuma agar saya bisa menasehati dan mendoakan dia. Tidak ada alasan lain. Jika motif hati saya berubah dari menasehati, mendukung, dan mendoakan menjadi motif yang lain, maka saya sudah berada dalam dosa. Terutama jika motifnya menjadi ingin mencela, mengintimidasi, memandang remeh, dll. yang paling awal Tuhan katakan harus saya lakukan jika saya mengetahui kelemahan orang lain adalah menegurnya. Tetapi seringkali banyak orang tidak berani menegur orang lain karena merasa sungkan, hubungan tidak dekat, takut diserang balik, dll. tetapi saya sedang berada di luar kasih Allah jika saya membiarkan saudara saya jatuh tanpa saya nasehati dia. Dengan kata lain saya setuju dia jatuh dalam lubang dosanya.
Tetapi jika memang saya tetap tidak berani untuk menegur dia langsung, maka majulah ke ayat 16. Ceritakan masalah itu pada orang lain, lalu kemudian teguran bisa disampaikan oleh orang tersebut pada yang bersangkutan. Ini bukanlah gosip, karena mengarah ke teguran. Tetapi perhatikan apa yang alkitab katakan. Batas maksimal dari “saksi” gosip itu adalah 3 orang, lalu langsunglah tegur saudaramu. Jika lebih dari 3 orang, maka ini sudah mengarah ke gosip yang dapat menghancurkan hubungan dalam komunitas Kristen. janganlah langsung lompat kepada jemaat (ayat 17). Karena semakin banyak orang tahu tentang gosip negatif tersebut, maka semakin orang yang digosipin jatuh posisinya di mata banyak orang. dia akan semakin dipandang negatif oleh jemaat, padahal dia tidak sadar akan kesalahannya. Ini yang dihindari. Yang kita musuhi adalah dosanya, bukan orangnya.
Oleh karena itu, sedini mungkin segeralah konfirmasi kepada yang bersangkutan tentang gosip yang anda dengar. Dan jika dia salah, segeralah tegur dia. Tetapi jika dia benar, maka anda bisa berdiri memposisikan diri menjadi pembela dia terhadap orang yang menggosipi dia. Prinsip ini sangat penting. Jangan pernah takut menegur orang, bukankah Roh Kudus memberikan kepada kita keberanian dan bukan ketakutan? Jika engkau mengasihi saudaramu, tegurlah dia. Semakin lama saya tidak mengkonfirmasi semua gosip yang terjadi, maka iblis akan semakin “menyiram” benih pikiran negatif itu dalam pikiran saya. Dan efeknya adalah saya tidak akan melihat hal terbaik dalam hidupnya, dan artinya saya hidup di luar kasih Allah.
Jadi jika anda mendengarkan gosip dan menceritakan hal itu pada orang lain, dan tidak mengarah kepada teguran, maka anda sedang berada dalam dosa gosip dan fitnah dan hukuman menanti anda. Ingatlah, bahwa gosip dan fitnah Cuma berbeda tipis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar