Rabu, 23 Maret 2016

kekuatan firman Tuhan

Ketika saya berdoa malam ini, tiba-tiba pertanyaan ini keluar "apa rhema firman Tuhan pagi ini?". What?! Saya merenung sejenak saat doa dan ternyata saya lupa! Pertanyaan itu keluar saat saya mau mulai menyatakan keluhan-keluhan dan beban-beban doa saya pada Tuhan.

Kemudian sebuah perenungan ini keluar. Bagaimana bisa saya menang terhadap masalah jika saya sendiri lupa akan firman Tuhan. Firman Tuhan adalah pedang roh untuk menyerang masalah kita. Lalu perisai iman untuk bertahan dari serangan iblis juga cuma bisa timbul dari firman Tuhan (efesus 6:16-17; roma 10:17).

1 Yoh 5:14 berkata "Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya". Bagaimana cara tahu kehendak Tuhan? Bukankah dengan membaca firman Tuhan? Pengetahuan akan firman akan membuat doa-doa kita tepat sasaran dan penuh iman! (Balik lagi, iman timbul dari firman Tuhan) dan Allah cuma merespon doa yang penuh iman!

Baru saja saya selesai berdoa, saya membuka sebuah grup line dan ada tulisan sebuah pepatah yang kita semua tahu "tak kenal maka tak sayang". Bagaimana kita dapat menyayangi Tuhan tanpa mengenalnya? Dari pengenalan akan Tuhan bahwa Dia itu baik, pengampun, penyembuh, penegur dosa, gembala, dll akan membawa kita lebih menyayangi dia. Lalu darimana pengenalan itu? Bukankah dari pembacaan firman Tuhan?

Siapa yang mau berhasil dalam hidup? Bukankah alkitab jelas katakan bahwa "janganlah engkau lupa memperkatakan kitab taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung" (Yosua 1:8). Anda mau berhasil? Sudahkan anda membaca alkitabmu?

Beberapa waktu lalu Tuhan memberikan rhema buat saya. Apakah ada suatu paksaan dari seorang bayi untuk bertransformasi menjadi seorang pria dewasa yang sehat? Tidak! Itu adalah proses natural, tetapi memang perlu waktu. Tetapi walaupun itu natural dan hukum alam, adakah syarat untuk proses transformasi itu? Ada! Syaratnya adalah manusia itu harus diberi makan sesuai aturan kesehatan yang berlaku untuk usianya. Jika tidak maka dia akan jadi manusia dewasa yang abnormal : kelihatan dewasa secara fisik tetapi di dalam tubuh tidaklah dewasa/kuat.

Begitu juga dengan manusia rohani. Proses transformasi kita dari manusia berdosa menjadi sempurna seperti Allah adalah proses natural. Ada dosa-dosa atau karakter buruk yang membutuhkan waktu untuk dibuang seutuhnya. Tetapi apa syarat untuk itu? Kita harus makan makanan rohani yaitu membaca firman Allah. Jika anda mau lepas dari dosa dan karakter buruk tanpa mau untuk membaca dan merenungkan firman Allah, maka anda akan menjadi manusia abnormal rohani : datang ke gereja bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun tetapi kehidupan, karakter, dan sikap anda menunjukkan bahwa anda adalah seorang bayi rohani. Anda masih mudah jatuh dalam dosa, karakter anda buruk, ketika ada masalah datang cepat sekali mengeluh dan menyerah, dan hal-hal berkekalahan lainnya.

Yosua 1:8 bicara mengenai merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Itu tidak berarti anda tinggalkan pekerjaan anda setiap hari lalu membaca alkitab. Tetapi merenungkan berarti memikirkan itu secara kontinu. Biarkan saya membuatnya menjadi lebih mudah dimengerti.

Tahukan anda bahwa kuatir adalah bentuk perenungan? Jika anda kuatir akan masalah keuangan, maka itu berarti anda memikirkan masalah keuangan itu terus menerus. Bahkan mungkin anda tidak bisa tidur karena pikiran itu. Lalu pernahkan anda menonton sebuah film dan bahkan sampai beberapa hari kemudian adegan atau quotes di film itu masih terngiang-ngiang di kepala anda? Itu adalah bentuk perenungan kepada adegan atau quotes. Atau bisa dibilang adegan atau quotes itu menjadi "rhema" dalam pikiran kita berhari-hari. Itu adalah bentuk dan contoh perenungan.

So, mulai sekarang, mari lakukan perenungan firman Tuhan yang lebih baik dari sebelumnya. Jika kita mudah mengingat pepatah "besar pasak daripada tiang", maka lakukan hal yang lebih baik pada firman Tuhan. Biarkan firman Tuhan berada dalam posisi ingatan lebih baik daripada semua pepatah-pepatah dunia. Jika kita bisa ingat quotes dari tokoh-tokoh populer, maka biarkan ayat-ayat firman Tuhan berada dalam posisi yang jauh lebih terhormat dalam otak kita dibanding semua quotes itu.

Tahun ini Tuhan membuat saya membuka alkitab saya jauh lebih sering dari tahun-tahun sebelumnya. Sudah 3 bulan tahun ini berjalan dan saya bisa pastikan, pekerjaan Tuhan akan jauh lebih dahsyat mengalir pada orang-orang yang mencintai firman Tuhan. Mengapa? Firman Tuhan berkata bahwa di masa-masa akhir jaman, pekerjaan iblis akan semakin nyata: Masalah dimana-dimana, dosa semakin merajalela, kematian seolah mudah terjadi, dan lainnya. Tetapi hanya orang yang membangun pondasi hidupnya diatas dasar yang teguh dan kuat, yaitu firman Tuhan, yang akan tetap bertahan.

jangan salahkan lingkungan sekitar atau bahkan iblis (iblis dari sananya sudah salah kok) atau Tuhan jika permasalahan hidupmu makin sulit. Tetapi mari cek dan lihat apakah pondasi hidup kita dalam firman Tuhan sudah semakin dalam.

Tetapi jika kita coba jujur, kualitas pembacaan firman Tuhan kita seringkali dangkal. Sering kita dengar pertanyaan ini "sudah sate dan baca alkitab belum?". Itu pertanyaan baik. Tetapi sadarkah kita bahwa kita sudah tertipu oleh iblis. Sate dan membaca alkitab boleh jalan, tetapi apakah ada suara Tuhan yang spesifik kita dengar saat itu? Atau sudahkah kita mendapat rhema dari pembacaan firman Tuhan? Baca alkitab boleh jalan, tetapi catatan saat teduh kita kosong dan kita tidak dapat rhema. Inikah yang disebut membaca alkitab?

Saya suka sekali ibrani 4:12 "sebab firman Allah hidup dan kuat". Jika firman itu hidup, maka seharusnya buku catatan sate atau rhema kita tidak seharusnya kosong bukan?! Bukankah pembacaan alkitab yang tidak disertai rhema adalah tindakan mubazir? Itu sama saja dengan makan nasi kosong tanpa lauk dan sayur. Anda bisa hidup karena karbohidratnya tetapi jika penyakit datang maka anda akan segera ambruk karena tidak ada gizi di dalamnya.

Bukankah sebaiknya pertanyaan ini ditambahkan "apa yang Tuhan bicarakan lewat pembacaan alkitabmu hari ini?" (Sesudah "sudah sate dan baca alkitab belum?").

Sebelum saya tutup, saya sarankan untuk para pengkotbah atau abang dan kakak rohani untuk tidak membagikan/sharing firman Tuhan bersumber (dominan) dari kotbah-kotbah atau buku-buku rohani. Pengalaman saya, itu tidak terlalu powerful dan mengubahkan. Itu ibarat kita membagikan makanan yang sudah 2 kali dicerna, yaitu pertama oleh pengkotbah/penulis buku itu dan kedua dicerna oleh kita. Biarkan jemaat atau anak-anak rohani kita mendapat firman yang "fresh from open", yaitu firman yang baru saja kita dapat langsung dari Tuhan.

Akhir kata, semakin rajinlah merenungkan firman Tuhan dan jadikan pertanyaan ini sebagai koreksi apakah kita merenungkan firman Tuhan di hari itu atau tidak : "apa rhema yang kamu dapat dari firman Tuhan tadi pagi?" (Ajukan pertanyaan ini di malam hari sebelum anda tidur).

apakah anda sungguh-sungguh berdoa ?

Yakobus 5:17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

Ayat ini begitu me-rhema. Ayat ini keluar bukan saat-saat khusyuk dalam saat teduh, atau persekutuan doa, atau ibadah di gereja. Tetapi saat saya sedang mandi dan mencuci muka dengan sabun cuci muka. Muka saya terasa gatal karena debu di jalan.

Yaa, memang dari tingkat 3 kuliah, ada sejenis alergi di wajah saya dan membuat gatal. Sehingga jika digaruk, lama-lama menjadi flek-flek. Dulu saya gunakan sebuah cream dari dokter wajah. Cream itu akan buat kulit wajah saya terkelupas. Kulit matinya terkelupas dan diganti kulit yang baru. Memang pada akhirnya wajah saya bisa mulus lagi. Tetapi rasanya,, OMG! Perih selama 3-6 hari.

Dan alergi itu muncul kembali jika terkena udara kotor saat naik motor (does it means i need car? ) . Akibatnya flek-flek hitam muncul lagi di wajah saya karena saya garuk (bukan garut).

Saat di kamar mandi itulah, Roh Kudus bicara tentang ayat itu. Seolah saya ingin ganti kalimat itu menjadi : Daniel adalah manusia biasa yang mukanya ada flek-flek hitam seperti si X, tetapi dia sungguh-sungguh berdoa maka flek-flek hitam di wajahnya itu menghilang.

Wow! Saat itu saya kegirangan di kamar mandi. Bukan karena flek nya sudah hilang (dia masih ada sampai sekarang tetapi saya beriman dia akan segera hilang tanpa cream yang menyakitkan itu), tetapi saya temukan iman untuk masalah saya yang lain.

Saat ini ada banyak pergumulan pribadi yang saya alami, itu mencakup banyak hal. Seolah saya berpikir saya tidak bisa menangi semua pertarungan iman itu. Tetapi ayat diatas kuatkan saya lagi.

Elia adalah manusia biasa, sama seperti Daniel dan anda. Tetapi dia sungguh-sungguh berdoa. Jadi pertanyaannya, apakah Daniel (dan anda) sungguh-sungguh berdoa atau tidak?

Jika Daniel (dan anda) sungguh-sungguh berdoa, maka mungkinkah Daniel (dan anda) cuma berdoa jika sedang ingat akan masalah itu? Mungkinkah berdoa cuma sekali dalam sehari dan memakan waktu 5 menit? Mungkinkah kesungguhan itu berarti akan berdoa bolong-bolong? Tentu tidak!

Jika Daniel (dan anda) bilang sungguh-sungguh ingin belajar, apakah itu berarti anda belajar cuma sekali dua hari? Bolong-bolong? 15 menit dalam sehari? Bahkan dua seminggu? Tentu tidak!

Jika Daniel (dan anda) sungguh-sungguh berdoa, maka pasti frekuensi doanya dalam sehari akan sering dan memakan waktu. Itu mungkin (atau seharusnya) dipenuhi dengan erangan, teriakan, dan air mata. Mungkin dilewati dengan puasa beberapa hari. Dan tindakan-tindakan iman yang lain. Itulah kesungguhan doa yang seharusnya.

Perumpamaan Yesus tentang kesungguhan berdoa digambarkan dengan jelas dalam perumpamaan tentang hakim yang tidak benar dan seorang janda (Luk 18). Janda itu sungguh-sungguh meminta pada hakim yang tidak benar itu. Kesungguhannya dilihat dari frekuensi kedatangannya pada hakim itu. Lalu cara janda itu meminta sedemikan rupa sehingga dianggap menyusahkan hakim itu. Pada akhirnya kesungguhan janda itu membuahkan hasil yang baik padanya.

Mungkin jika ada yang bertanya pada Daniel (dan anda) apakah berdoa untuk masalah ini dan itu. Lalu jawab Daniel (dan anda) adalah "Ya". Tetapi pertanyaan berikutnya adalah "apakah Daniel (dan anda) sudah sungguh-sungguh berdoa?".

Hal selanjutnya adalah doa yang spesifik. Elia meminta hujan tidak turun dan hujan tidak turun. Permintaannya jelas pada Tuhan. Maka perjelas juga doamu.

Elia dapatkan apa yang dia minta. Maka Daniel (dan anda) pun bisa. Kita sama-sama manusia biasa dan kita juga berdoa pada Tuhan yang sama. Tetapi mungkin perbedaannya adalah pertanyaan ini : "apakah anda sungguh-sungguh berdoa?"

Selasa, 01 Maret 2016

Waktu, dimensi Allah yang penuh misteri

Hampir semua aspek dari Allah bisa kira jangkau dan rasakan. Kita bisa merasakan hati-Nya yang penuh belas kasihan, kita bisa merasakan uluran tangan-Nya menyembuhkan kita, kita bisa tahu apa rancangan-Nya akan hidup seseorang lewat suara nabi-nabi-Nya, dan sebagainya. Tetapi ada hal-hal dari Allah yang juga tidak bisa kita jangkau, yaitu pikiran-Nya. Firman Tuhan berkata bahwa bagai bumi dan langit demikianlah bedanya pikiran manusia dan Allah.

Pengkotbah 3:1 : segala sesuatu ada masanya, apapun di bawah langit ada waktunya

Ada satu dimensi dalam pikiran Allah yang sangat sulit dijangkau oleh manusia, yaitu waktu. Waktu adalah hak mutlak dari Allah yang tidak bisa diintervensi oleh manusia. Ya, bisakah anda tetapkan kapan anda akan lahir dan meninggal? Bisakah anda tetapkan kapan seseorang yang anda layani bertobat sepenuhnya? Tidak bisa. Mungkin kita berkata bahwa mujizat “instan” yang terjadi saat itu juga adalah bentuk dari kita yang bisa “mengatur” waktu. Tetapi itu tidak benar. Mujizat instan itu juga sudah ada dalam timeframe Allah.

Allah berkata bahwa Dia akan memberitahukan segala sesuatu kepada orang yang mengasihi Dia. Tetapi seringkali Dia merahasiakan waktunya. Dia tidak bermain-main dengan Abraham mengenai janji akan keturunannya. Tetapi dia tidak beritahukan kapan waktunya. Allah juga tidak bermain-main saat mengurapi Daud menjadi raja lewat tangan Samuel. Tetapi Allah tidak memberitahukan kapan Daud akan duduk di atas tahta Israel. Bahkan mengenai kedatangan-Nya yang kedua pun dikatakan bahwa tidak ada yang tahu kapan waktunya tiba (mat 24:42).

Dari sinilah keluar sebuah fakta bahwa janji Tuhan seringkali tidak disertai dengan kapan waktunya janji itu akan digenapi. Lalu apa maksud Tuhan disini?

Pengkotbah 3:11 : Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya

Allah adalah EO terbaik sepanjang sejarah. Ketika Dia buat sesuatu event, maka Dia akan mempersiapkan event itu sebaik mungkin. Mengapa? Karena jika event itu berantakan, maka nama besar-Nya sebagai Allah akan tercemar. Dan hal yang lebih utama lagi adalah Allah adalah pribadi extraordinary, Dia tidak suka sesuatu yang biasa. Dan yang lebih saya suka adalah, Dia adalah pribadi yang suka memberikan surprise kepada orang yang dikasihi-Nya.

Ketika janji Tuhan itu seolah mengawang-ngawang dan tidak akan terpenuhi, maka sadari bahwa itu belum waktunya. Berpikirlah bahwa Tuhan sedang membuat suatu waktu terbaik agar janji itu terealisasi. Dia sedang siapkan “pesta besar” untuk janji itu. Dan karena itu, maka persiapannya pun lebih sulit dari biasanya sehingga membutuhkan waktu lebih panjang.

Jika saja Abraham langsung mendapatkan anak pada tahun pertama sesudah ia mendengar janji Tuhan, maka tidak akan ada kisah iman yang luar biasa yang bisa kita ikuti. Proses panjang itu membuat Abraham mendapat gelar bapak orang beriman. Semua tahu bahwa Abraham sempat gagal dan berharap sesuatu yang instan lewat kisah hagar dan Ismail. Tetapi dari kejatuhannya itu, dia masih tetap berharap.

Berbeda dengan Abraham, Daud tidak suka hal-hal berbau instan. Memang dia tidak harus menunggu lama untuk janji menjadi raja. Tetapi dia melewatkan dua kali “shortcut” dengan cara tidak membunuh Saul. Daud tidak mau bermain-main dengan waktu Allah. Dia sabar menanti. Tahukah anda bahwa waktu adalah salah satu elemen terpenting dalam iman? Waktu menguji kemurnian iman itu. Waktu juga yang membuat iman itu menjadi sesuatu yang sangat berharga. Waktu juga yang membuat seseorang menjadi raksasa iman. Jika saya dan anda ingin sesuatu yang instan dari janji Tuhan yang besar, maka sia-sia lah iman kita. jika anda tidak mau menunggu, maka janganlah beriman. Jika anda beriman, maka anda harus mau menantikan waktunya dengan sabar.

Waktu juga yang membuat seseorang “layak” untuk menerima janji itu. Karena janji Tuhan itu besar, maka tidak mungkin Dia berikan itu pada seorang “anjing atau babi” (matius 7:6). Jika orang itu belum siap, maka janji itu akan menjadi sia-sia. Waktu yang membuat orang itu siap menerima janji Tuhan. jadi jika janji itu belum digenapi, lembutkan dirimu untuk mau diproses Tuhan lebih lagi.

Akhir kata, manusia boleh berharap sesuatu yang instan dan cepat, tetapi waktu adalah kedaulatan Tuhan. di bumi ada mie instan, sayangnya di surga tidak ada. Menantilah dengan sabar. Karena penantianmu akan janji Tuhan tidak akan pernah sia-sia.

inovasi dan adaptasi dalam pelayanan

Dunia itu berubah, semua sepakat dengan itu. Lalu bagaimana dengan pelayanan? Apakah pelayanan itu berubah? Ya dan tidak. Pelayanan tidak berubah dari segi nilai-nilai dan target ilahi yang dikejar. Tetapi pelayanan berubah dalam hal strategi mencapai target ilahinya, atau saya sebut inovasi dan adaptasi.

Karena dunia ini berubah, maka perlu 2 hal itu dalam pelayanan. Adaptasi adalah cara kita merespon terhadap perubahan dunia luar. Bagaimana cara kita merespon? Lakukan inovasi. Inovasi adalah suatu strategi baru dan ini mutlak memerlukan upgrade kapasitas diri seseorang.

Semua tau nokia. Dia raja HP tahun 90an. Tetapi dimana sekarang ia? Kesalahan utama nokia adalah karena dia tidak mau investasi banyak untuk inovasi ponsel pintar. Dia terlambat berinovasi. Dan akhirnya dia gugur. Samsung adalah raja baru di dunia HP. Apa kekuatannya? 2 kekuatan utama mereka adalah pemasaran/marketing dan tentu saja INOVASI.

Pelayanan harus lakukan 2 hal ini agar bisa "bertahan hidup" dan mengejar target ilahinya. Kita tidak akan banyak bahas soal marketing/pemasaran. Lain waktu saja. Fokus dulu pada inovasi. Hehe..

Apa yang alkitab ajarkan tentang adaptasi dan inovasi?

1. Pelayanan WAJIB beradaptasi dan berinovasi

1 kor 9:24 -> larilah begitu rupa sehingga kamu memperolehnya

1 kor 9: 19-23 -> ..... segala sesuatu ini aku lakukan demi injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.

Apa maksud "begitu rupa"? Lalu apa maksud paulus "menjadi seperti" orang yang tidak hidup di bawah hukum taurat? Itu semua adalah bahasa lain dari adaptasi dan inovasi.

2. Iblis adalah seorang yang pandai beradaptasi dan berinovasi.

Jika pelayanan tidak mau berinovasi, maka kita akan kalah dengan iblis. Iblis sudah pakai musik untuk menjerat anak-anak muda, dia pakai film, dia pakai medsos, dll. Gereja juga harus adaptif. Mengapa saya bilang iblis adaptif? Mari lihat lagi bagaimana iblis menjerat setiap orang dengan dosa. Kelemahan setiap orang berbeda-beda bukan? Lalu apa dia pakai strategi yang sama untuk menjatuhkan saya dan anda? Pasti berbeda. Saya lemah terhadap X, maka iblis pakai strategi X. Anda lemah terhadap Y, maka iblis pakai strategi Y. Itu mengapa iblis sangatlah adaptif.

Tetapi kabar sukacita datang. Anak Tuhan dapat gunakan senjata iblis yang kreatif itu untuk berbalik menyerang iblis. Saya sangat suka dengan kisah Daud dan goliat (1 sam 17). Apa yang Daud pakai untuk menghabisi goliat? Bukan umban batu, tapi pedang goliat sendiri. Itu yang harus kita imani dan pelajari.

Jika iblis bersenjatakan musik untuk menjerat anak muda, maka gunakan kembali musik untuk mengalahkan iblis dan menarik anak muda. Jika iblis pakai komunitas untuk jerat mereka, maka kita pakai balik komunitas untuk tarik anak muda. Jika iblis pakai medsos, maka kita pakai balik medsos, dan lain-lain.

So, salah satu cara inovasi dalam pelayanan sudah tertulis dengan jelas : gunakan "senjata" iblis untuk menyerang dia balik dan menghabisinya. Iblis memang cerdik, tetapi lebih cerdik orang yang dapat menggunakan senjata musuhnya untuk menyerang balik musuhnya. Am i right??

3. Upgrade kapasitas diri adalah harga mutlak sebuah adaptasi yang berhasil

Mari lihat Daud. Hasil upgrade kapasitas dirinya membuatnya menjadi raja yang luar biasa. Semula dia cuma seorang penggembala dan pembunuh singa. Tetapi di kemudian hari dalam proses hidupnya, dia bisa menjadi pembunuh raksasa, pemain musik luar biasa untuk raja, pengatur administrasi kerajaan (di jaman saul belum ada), aktor hebat (pura-pura gila di depan raja filistin. Lalu menjadi bawahan "palsu" dan mengabdi pada raja filistin), komposer (dia lah raja yang membuat ada tim PW diantara para imam lewi), arsitek hebat (dia yang merancang bangunan bait Allah dan memberikannya pada salomo), businessman sejati (dia kumpulkan uang untuk bait suci dan berikan pada salomo), negosiator ulung (berteman dengan raja Hiram untuk dapatkan bantuan kayu), pencipta lagu hebat, pencetak orang-orang hebat (bawahannya semua pahlawan), dll. Daud upgrade dirinya sendiri dan akhirnya menjadi pribadi yang hebat.

Israel saat itu sebenarnya sudah tertinggal dengan bangsa-bangsa lain soal ilmu pemerntahan. Bangsa lain sudah lama punya raja dan struktur pemerintahan. Tetapi karena Daud cepat beradaptasi dengan kondisi baru, israel bisa kejar ketertinggalan itu.

1 kor 9:27 -> tetapi aku MELATIH TUBUHKU dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah aku memberitakan injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Bagi Paulus, upgrade kapasitas diri adalah penting dalam proses menjalani panggilan hidupnya dan proses pemberitaan injil.

4. Adaptasi dan inovasi tidak merubah nilai-nilai dasar pelayanan.

Banyak pelayanan takut berinovasi karena dia berpikir nilai-nilai pelayanannya akan luntur dan hilang. Dan bagi saya ini salah. Mari lihat daud dan daniel.

Daud tidak mau membunuh saul dalam proses adaptasi hidupnya yang terus dikejar-kejar saul untuk dibunuh. Tetapi dia pakai strategi untuk membuat saul berhenti sejenak mengejarnya, yaitu memotong jubah dan mengambil lembing saul. Begitu juga dengan daniel. Saat dia disuruh minum anggur, maka dia tidak mau minum. Strategi yang dia pakai adalah menyuruh membandingkan dirinya yang tidak minum anggur dengan orang yang minum anggur.

Paulus juga dalam 1 kor 9:20-22 berkata bahwa dia "menjadi seperti" orang yang dia layani. Tetapi dia selalu akhiri statementnya dengan perkataan yang berkata bahwa dia tidak menurunkan nilai-nilai yang dia anut (seperti : sekalipun aku tidak hidup diluar hukum Allah).

Jadi bagi saya, inovasi dan adaptasi adalah soal strategi mengejar target ilahi dan "bertahan hidup" dan tidak merubah nilai-nilai dasar pelayanan.

5. Roh Kudus sumber adaptasi dan inovasi

Yoh 3:34 -> Alah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.

1 yoh 2:27 -> sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya... pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu

Itu mengapa saya tidak percaya jika pelayanan kekurangan ide mengenai penjangkauan, dll. Mengapa samsung sukses dengan inovasinya sedangkan gereja gagal? Karena gereja tidak terhubung dengan Roh Kudus yang tidak terbatas.

6. Doa adalah penghubung tidak terbatas kepada sumber inovasi itu.

Semua sudah tahu ini. Itu mengapa persekutuan doa adalah sesuatu yang mutlak untuk pelayanan yang berinovasi. Doa juga adalah lambang penyerahan dan kerendahatian. Akal manusia adalah licik kata alkitab. Dengan doa, kita belajar menaruh ide-ide kita pada Tuhan. Kita berkata : "Tuhan, ini strateginya, kalau Lu mau, ya kita jalan. Kalau Lu gak mau dan mau yang lain, ya kami ikut". Doa menunjukkan bahwa kita sepenuhnya berserah pada Tuhan.

7. Karunia nabi memegang peranan penting dalam inovasi

Jika saya membaca kisah raja-raja, maka karunia jawatan nabi adalah penyokong sejati dari inovasi yang akan dilakukan raja-raja israel dan yehuda. Silakan baca sendiri bagaimana Saul bergantung pada Samuel, Daud pada yonathan, lalu Yosafat, Yosia, Hizkia, Asa, Ahab, dll. Hampir semua kisah raja-raja mengandung seorang nama nabi Tuhan.

Jadi jika anda seorang nabi, kembangkan karunia anda itu. Nabi ibarat telinga bagi pemimpin untuk dengar suara Tuhan dan juga penyambung lidah Tuhan bagi para pemimpin.

8. Inovasi akan lebih baik jika menggunakan dan memaksimalkan semua talenta jemaat

"Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kau punya di rumah" (1 raja 4:2). Itu yang elisa katakan pada seorang janda sebelum inovasi itu terjadi. Tuhan juga gunakan tongkat musa untuk berinovasi dengan alam (wuihh,, keren banget kalimat ini : berinovasi dengan alam). Seringkali kita bingung mau bagaimana berinovasi. Maka lihat talenta jemaatmu dan dirimu sendiri.

Apa guna talenta? Tentu saja untuk memuliakan Tuhan, bukan? Tuhan juga suruh kita kembangkan talenta kita. Itulah alasan mengapa seorang pemimpin harus tau apa talenta jemaatnya. Bahkan saya bilang talenta setiap jemaat!

misal dalam pelayanan ada yang bertalenta seorang MC dan pembuat ice breaking handal. Maka saat pelayanan berhadapan dengan orang-orang yang suka games, maka mulailah berinovasi dengan talentanya itu. Seringkali pemimpin takut berinovasi karena dia melihat dari talenta-talenta umum dan kondisi umum jemaat.tetapi ini adalah sebuah kesalahan. Jika pemimpin ingin berinovasi, silakan tanya pada jemaat siapa yang bisa. Jika mungkin cuma satu yang bisa, ya silakan berinovasi dengan dia.

9. Duduk bersama dan berdiskusi adalah perlu sebelum lakukan inovasi

Luk 14:28 -> sebab siapa diantara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaean biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaannya itu?

Ams 24:6 -> karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.

Bagi saya diskusi adalah berguna untuk memperluas pola pikir sebelum berinovasi. Seorang pemimpin yang tidak melibatkan orang lain dalam berinovasi rawan jatuh dan gagal. Jadi kombinasi doa + perencanaan + diskusi akan hasilkan inovasi yang luar biasa.

10. Orang yang berinovasi bisa saja gagal, tetapi orang yang tidak berinovasi sudah pasti gagal.

Itu quotes yang populer sekali dalam dunia bisnis. Lalu kapan waktu tepat untuk berinovasi? Mulailah sekarang!