Minggu, 24 Mei 2009

Bingung

Sabtu (23 mei 2009) malam sekitar pukul 20.00 aku pergi ke tempat temanku. Sebut saja “A”. Aku beristirahat disana sebentar sebelum melakukan kegiatan lainnya. Dia adalah salah satu sahabat terbaik yang aku punya. Karena aku sangat percaya padanya, maka aku mengajak dia bergabung denganku dalam suatu kegiatan yang aku ikuti. Awalnya dia tidak mau, karena dia memiliki keinginan lain yang menurutnya penting. Dan baginya jika ia bergabung denganku di kegiatan itu, keinginannya itu akan terganggu. Praise the Lord! Dia mau bergabung juga. Waktu itu saat aku datang dia sedang tidak berada di tempatnya. Dia sedang melakukan kegiatan lain di luar. Tapi dia sudah memberikan kunci tempatnya padaku, itu mungkin salah satu bukti kepercayaannya padaku. Dia datang dan membawa satu kabar yang sebenarnya tidak aku harapkan. Misalnya aku beri nama “kabar X”. kabar X ini berhubungan dengan kegiatan yang aku dan A ikuti.
Aku dulu pernah menduga bahwa kabar X ini akan terjadi. Tetapi seiring berjalannya waktu, aku dengan sangat yakin mengatakan bahwa kabar X ini tidak akan terjadi. Aku bertanya pada orang yang bertanggung jawab mengenai kabar X ini, dan ia bilang bahwa kabar X ini tidak benar. Aku juga bertanya pada beberapa orang mengenai kabar X ini dan mereka mengatakan bahwa kabar X ini tidak terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Aku semakin yakin kabar X ini tidak akan terjadi. Awalnya dulu saat menduga kabar X ini akan terjadi, aku bilang pada beberapa orang bahwa aku akan menerimanya dengan hati ikhlas. Tetapi saat kemarin aku mendengarnya bahwa kabar X ini betul, aku menjadi bingung. Banyak hal yang harus aku lepaskan jika kabar X ini terjadi.
Aku punya satu orang lagi yang sangat dekat denganku. Aku juga sangat mempercayainya. Sebut saja “B”. B adalah orang yang aku banggakan. Aku kenal B kurang lebih baru setahun. Tapi dalam setahun ini, dia memposisikan diri sebagai seorang yang sangat perhatian terhadap diriku. Bagiku dia adalah salah satu “hero” kebangganku, tapi tentunya Tuhan adalah “hero” yang utama. B adalah orang yang sangat aku usahakan agar aku bisa melakukan semua yang dimintanya. Itu semua karena aku tidak akan lama bersama dia lagi. Aku mengusahakan diriku berada dalam jalur yang tepat sehingga bisa melakukan semua yang B mimpikan dariku. Aku juga tentu berdoa agar aku bisa menepati apa yang dimintanya dariku. Aku berjanji dalam diriku, bahwa aku akan menepati semua yang B minta dariku. Dan aku berjanji saat mungkin B akan pergi, aku sudah bisa menepati sebagian yang dimintanya dariku. Aku percaya bahwa aku bisa menepatinya. Bahkan aku sudah berdoa pada Tuhan agar aku bisa menepatinya. Bahkan salah seorang kakakku pernah berkata bahwa aku bisa menepati janjiku pada B tersebut. Dia pernah berdoa untukku agar aku bisa menepati janjiku pada B tersebut.
Saat aku merasa diriku berada di jalur yang tepat untuk menepati janjiku pada B tersebut, kabar X itu pun datang. Jika kabar X ini terjadi, maka janjiku untuk bisa melaksanakan sebagian permintaan B padaku sebelum dia pergi akan sangat sulit untuk tercapai. Itu jadi suatu masalah tersendiri bagiku. Aku berada dalam suatu kondisi yang sangat tidak aku harapkan. Mungkin bagi beberapa orang, ini masalah yang sepele. Tapi aku tipe orang sangat setia pada orang yang dekat denganku. Aku berusaha menepati apa yang mereka minta. Beberapa kali aku harus membayar harga untuk menepatinya. Tapi akhirnya aku senang juga. karena aku punya prinsip, bukan suatu kebetulan mereka Tuhan taruh sebagai orang yang dekat denganku. “penempatan” mereka itu berarti suatu kepercayaan Tuhan padaku bahwa aku harus mampu “memperhatikan” mereka dengan baik. Karena aku sudah mendapat janji Tuhan 2 kali bahwa aku akan bergaul dengan orang-orang hebat di dunia, maka aku belajar memperhatikan orang-orang yang berada disekitarku sekarang ini. Aku tidak mau janji itu tidak tergenapi karena aku tidak memperhatikan orang-orang dekat yang ada disekitarku.
Aku menjadi bingung. Salah seorang yang aku teladani pun pernah berkata bahwa akan sangat sulit menepati janjiku pada B ini jika kabar X ini betul terjadi. Aku juga mempunyai satu mimpi lainnya yang tidak kalah utama menurut diriku. Aku berdoa pada Tuhan agar mimpiku itu tercapai. Dan ternyata Tuhan membuat aku berada di posisi yang sangat tepat menurutku untuk menepati mimpiku itu. Aku bersyukur dia membuat aku berada di jalur yang tepat tersebut. Aku seperti berada di setengah perjalanan untuk menepati mimpiku tersebut. Aku lalu diberi suatu kepercayaan oleh orang yang sudah sangat aku kenal baik. Sebut saja “C”. C walaupun baru aku kenal, dia sudah mengenal aku dengan baik. Dia sudah lumayan mengerti mendeskripsikan seorang Daniel seperti apa. aku pernah bilang pada C bahwa aku akan melakukan kepercayaan yang sudah dia percayakan padaku tersebut dengan baik. Itu aku katakan karena aku merasa berada dalam jalur untuk menepati mimpiku tersebut setelah C memberi kepercayaan tersebut padaku. C adalah orang yang bertanggung jawab menentukan kabar X ini. Dan aku pernah mendengar bahwa kabar X ini tidak betul darinya. Tetapi sabtu kemarin saat diberitahukan bahwa kabar X ini betul, C ada disana saat temanku A ini mendengar kabar X tersebut. Itu secara tidak langsung mengatakan bahwa C setuju mengenai kabar X ini. Aku sama sekali tidak mempersalahkan C akan masalah ini. Aku diajari selama kurang lebih 3 tahun untuk taat pada otoritas yang diatasku bagaimana pun kekurangannya dan itu aku terapkan dengan baik sampai saat ini (puji Tuhan!), dan tentunya sampai kabar X ini benar.
Ada niatku untuk memposisikan diriku lari terhadap kepercayaan C padaku ini. Jadi tidak apa-apa kabar X ini terjadi, tetapi aku lari dari tanggung jawab yang aku punya. aku memilih untuk menepati janjiku pada B dan melepas kepercayaan C padaku sekaligus melepas mimpiku tersebut. Itu karena aku sangat tidak mau tidak menepati sebagian janjiku pada B sebelum dia pergi. Tapi aku juga tahu bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang sangat mahal sekarang ini. aku tidak mau orang lain merasakan sesuatu yang negatif setelah aku melepas kepercayaan ini. aku tidak mau orang yang dekat denganku tidak diberi kepercayaan akan sesuatu lagi akibat aku melepas kepercayaan C padaku ini. tapi aku juga ingin menepati janjiku pada B. aku jujur sangat bingung!
Kabar baiknya, sahabatku A ini mengatakan dia akan melepas keinginannya semula dan memilih tetap bersamaku dan membantuku menjalani kepercayaan C padaku. Praise the Lord! Tuhan memberikan seorang sahabat yang rela melepas keinginannya semula yang menurut aku juga penting hanya demi menjalankan kepercayaan C padaku. Aku dikuatkan dengan perkataan A padaku tersebut. Memang aku butuh orang yang bisa aku percayai untuk menjalankan kepercayaan C padaku. A juga mengajak salah satu teman baik kami berdua untuk bergabung bersama. aku bersyukur punya partner yang bisa aku percayai dan aku percaya pada integritas mereka. Karena aku sudah sangat kenal baik siapa mereka.
Hari minggu aku bertemu dengan orang yang bisa mengarahkanku untuk menjalankan kepercayaan C padaku. Kami cerita banyak. Dan tampaknya aku berada di jalur yang tepat untuk menjalankan kepercayaan C padaku sekaligus menepati mimpiku tersebut. Tapi jujur, aku sekarang sebenarnya tidak mau ada di jalur ini. jika boleh memilih, aku akan melepas jalur ini dan memilih jalur untuk menepati janjiku pada B. Kabar X ini tanpa aku sadari membuat aku kelihatan tidak bersemangat. Lalu aku bertemu dengan salah seorang abang yang sudah mengenal aku dengan baik. Dia lalu berkata bahwa aku kelihatan tidak bersemangat hari ini. Dia bertanya apakah aku punya masalah dan aku jawab tidak. Aku saat itu merasa bahwa aku bisa mengatasi masalah ini sendiri. tetapi kemudian aku sadar aku kesulitan mengatasi dilema dan kebingunganku ini. aku harus memilih diantara 2 jalur yang sama-sama penting. Jalur 1 adalah menepati janjiku pada B dan melepas kepercayaan C padaku dan juga melepas mimpiku. Atau jalur 2 melaksanakan kepercayaan C dan mendapat mimpiku tetapi akan sangat sulit menepati janjiku pada B. Awalnya aku merasa bisa melaksanakan 2 jalur sekaligus. Tetapi kabar X ini membuat aku harus memilih 1 dan melepas lainnya. Minggu malam pikiran ini merasuk dengan sangat dalam. Aku belajar tetapi tetap saja tidak bisa melepas pikiranku tentang hal ini. Aku serasa ingin berteriak keras-keras atau menangis untuk melepas pikiranku ini. Aku tidak mau kehilangan salah satu dari itu.
Aku terus merenung harus memilih yang mana. Aku juga berdoa agar diberi hikmat harus memilih yang mana. Hmm, aku terpikir kira-kira apa yang akan dikatakan raja salomo jika mendengar masalahku ini. sekarang aku hanya bisa berdoa dan berharap diberikan hikmat oleh “pribadi” “yang lebih berhikmat” dari raja salomo yaitu Roh Kudus. Aku minta diberi keteguhan hati harus menempuh jalur yang mana. Jika aku harus menempuh jalur yang satu, maka aku minta Roh Kudus memberi hati yang legowo padaku melepas jalur lainnya disertai hati yang setia dan integritas untuk menempuh jalur yang sudah aku pilih tersebut. Aku saat ini masih bingung harus memilih yang mana. But I know, this is the best time to show my faith in God! GO GET GLORY!
Gogetglory.blogspot.com

Jumat, 22 Mei 2009

Manfaatkan sesi praise and worship saat ibadah dengan maksimal

Kita tahu bahwa pemberian terbesar yang sudah Tuhan berikan adalah keselamatan bagi kita. Tuhan juga seorang yang Maha kasih dan pemurah. Jadi Dia sangat mudah memberi banyak hal pada kita. Walaupun kita tidak minta, Dia selalu memberi. Contohnya napas, kesehatan, keamanan, otak untuk berpikir, kekuatan untuk mengerjakan sesuatu, dan banyak hal vital lainnya. Kita tidak bisa berkata pada Tuhan agar kita jangan diberi sesuatu lagi. Jika diibaratkan, maka pemberian Tuhan pada kita itu seperti aliran sungai yang mengalir dan tidak bisa dihentikan. Kita tidak dapat berkata pada sungai tersebut agar berhenti saja mengalir. Demikian juga dengan segala pemberian dari Tuhan. Semua pemberian itu akan mengalir non stop tanpa henti bagaimana pun kondisi kita. Entah kita sedang dekat dengan Tuhan atau sedang jatuh dalam dosa. Jika kita orang yang bermoral, seharusnya kita membalas semua pemberian yang Tuhan berikan. Apalagi jika kita sudah tahu bahwa pemberian itu tanpa batas.
Jika kita perhatikan semua sesi dalam suatu ibadah, sesi-sesinya atau liturginya tidak jauh dari sesi doa, pujian dan penyembahan, Firman Tuhan, persembahan, warta jemaat atau pengumuman, dan berkat dan pengutusan. Sesi tambahan lainnya biasanya ada perjamuan kudus, kesaksian dari jemaat, atau beberapa sesi lainnya. Tapi kurang lebih semua liturgi ibadah gereja seperti yang sudah disebutkan tadi. Jika kita perhatikan, maka sesi yang berisi pemberian khusus dari kita pada Tuhan hanya sesi pujian dan penyembahan. Yang lainnya sesi untuk kepentingan jemaat sendiri. doa biasanya berisi permohonan bukan pemberian. Firman berisi pemberian dari Tuhan pada kita bukan sebaliknya. Persembahan memang pemberian pada Tuhan, tapi persembahan digunakan untuk kepentingan pelayanan gereja. Warta jemaat jelas-jelas tidak berisi pemberian khusus kita pada Tuhan. Perjamuan kudus berisi pemberian Tuhan juga bagi kita. Kesaksian berisi pemberian juga pada jemaat. Jadi hanya sesi pujian dan penyembahan saja yang berisi pemberian khusus kita pada Tuhan.
Jika kita sudah tahu hal ini, maka seharusnya kita maksimal dalam sesi ini. Ini sesi yang sangat penting. Mungkin kita sering melihat ada jemaat yang tidak ikut menyanyi saat sesi pujian penyembahan ini. Ada yang lemas-lemas saja. Ada yang datang terlambat ke ibadah sehingga melewatkan sesi ini. Bahkan banyak jemaat yang sama sekali tidak peduli sesi ini dan hanya mementingkan sesi Firman Tuhan. Jadi apabila sesi Firman Tuhan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau khotbahnya tidak bagus menurutnya, maka ia akan pulang ke rumah dengan wajah biasa saja karena merasa tidak mendapat apa-apa. Hey! Mari ubah pola pikir kita. Kita sudah mendapat pemberian terbesar dari Tuhan berupa keselamatan, kita juga sudah tahu bahwa pemberian dari Tuhan itu tanpa henti, sudah sepantasnya kita tidak lagi memikirkan “apa yang kudapat”, tetapi berpikirlah “apa yang bisa saya berikan pada Tuhan”. Dan sekali lagi, satu-satunya sesi yang berisi pemberian khusus kita pada Tuhan hanya sesi pujian dan penyembahan.
Tidak ada maksud untuk “merendahkan” sesi yang lainnya. Tetapi mari kita mulai serius mengikuti sesi pujian dan penyembahan ini. Maksimalkan semua daya, tenaga, dan pikiran kita di sesi ini. Kita bisa “mengistirahatkan” tenaga kita saat sesi Firman Tuhan atau warta. Karena biasanya sesi ini jemaat boleh duduk. Jadi, hanya sesi pujian dan penyembahan saja kita dituntut untuk “lebih berkeringat” dari sesi lainnya.
So, jangan pernah malas untuk menyanyi dan bersorak dalam sesi pujian dan penyembahan ini. Apalagi sampai melewatkan sesi ini. Maksimalkan diri kita!
GO GET GLORY!
gogetglory.blogspot.com

Kekuatan mimpi

Aku baru saja mendapat sebuah lagu yang keren banget menurut aku. Judulnya “power of the dream”. Lagu ini dinyanyikan oleh Celine Dion waktu olimpiade Atlanta 1996. Aku sangat suka kata-katanya. Dibilang bahwa mimpi punya kekuatan yang besar. Mimpi membuat hidup kita tidak biasa lagi. Mimpi juga membuat kita melangkah jauh ke depan. Mimpi membuat kita memiliki kekuatan menghadapi rasa takut kita. Ini adalah lirik lagu itu :
“POWER OF THE DREAM”
Deep within each heart
There lies a magic spark
That lights the fire of our imagination
And since the dawn of man
The strength of just "i can"
Has brought together people of all nations
There's nothing ordinary in the living of each day
There's a special part of every one of us we'll play

Chorus:
feel the flame forever burn
Teaching lessons we must learn
To bring us closer to the power of the dream
As the world gives us it's best
To stand apart from all the rest
It is the power of the dream that brings us here

Your mind will take you far
The rest is just your heart
You'll find your fate is all your own creation
And every boy and girl
As they come into this world
They bring the gift of hope and inspiration

the world unites in hope and peace
We pray that it will always be
It is the power of your dream that brings us here

There's so much strength in my voice
Every woman child and man
It's the moment that you think you can't
You'll discover that you can

The power of the dream
The faith in things unseen
The courage to embrace your fear
No matter where you are
To reach for your own star
To realize the power of the dream
To realize the power of the dream
(kalau mau dengar ada di youtube.com)
Itu semua menurut aku sangat tepat. Sangat banyak penulis tersohor dunia menulis berbagai buku tentang kekuatan mimpi atau kekuatan visi. Intinya semuanya hampir sama. Mimpi atau impian atau visi membuat hidup kita terarah dan berani untuk melangkah. Salah satu tulisan yang terdapat dalam buku bestseller “purpose driven life” karya Rick Warren kurang lebih mengatakan seperti ini :
“tujuan memberi makna bagi hidup kita. Harapan muncul karena ada tujuan. Mengetahui tujuan memudahkan kita dalam mengambil keputusan, membagi waktu, dan menggunakan potensi kita. Tujuan membuat kita fokus. Jika kita ingin memiliki hidup yang memiliki pengaruh, maka kita harus fokus! Tujuan memotivasi hidup kita.”
So, apa yang kita tunggu. Bermimpilah dan buat hidup kita bermakna.
GO GET GLORY!
gogetglory.blogspot.com

Senin, 18 Mei 2009

Segera Lakukan langkah pertama!

Beberapa waktu belakangan ini, Tuhan mengajarkan banyak hal tentang statemen “aku percaya”. Aku sangat rhema dengan statemen ini. Ini salah satu statemen yang aku suka dan aku belajar untuk melakukan hal ini dalam setiap kehidupanku. Ini kelihatannya pernyataan sederhana dan simple. Tapi sebenarnya ini pernyataan yang luar biasa. Statemen “aku percaya” menggambarkan penyerahan total pada sesuatu yang kita percayai. Kita seperti sudah berserah sepenuhnya padanya. Ini bukan soal perkataan yang keluar dari mulut saja, melainkan soal sikap hati berserah sepenuhnya. Percaya mempunyai pengertian kurang lebih sama dengan beriman, walaupun beriman memiiki “level” yang lebih tinggi dari sekedar percaya.
Aku lalu diajar hal baru tentang hal ini. Seringkali kita bermimpi tentang sesuatu atau beriman tentang satu hal. Lalu kita mulai berdoa pada Tuhan agar hal itu digenapi. Itu bukan sesuatu yang salah. Itu benar. Hanya saja, aku diajar untuk tidak hanya berdoa saja tentang semua iman dan mimpiku. Tuhan menuntut suatu langkah nyata dari kita untuk menggenapinya. Mungkin kita berpikir berdoa sudah merupakan suatu langkah nyata untuk menggenapi mimpi kita. Atau kita mulai mencari suara Tuhan dan setelah mendengar-Nya kita berpikir kita sudah melakukan suatu langkah nyata. Memang benar kita harus berdoa dulu lalu mencari suara Tuhan tentang mimpi kita tersebut. Tapi Tuhan butuh suatu bukti juga dari kita bahwa kita sedang menghidupi mimpi dan iman kita tersebut. Tuhan mau agar kita tidak hanya berdoa saja, tapi berjalan sesuai iman dan mimpi kita tersebut.
Bagi Tuhan, akan sangat mudah menggenapi semua iman dan mimpi kita tersebut. Tetapi seringkali kita yang mempersulit semua itu tergenapi. Yang Tuhan tuntut dari kita hanya suatu langkah pertama untuk menggenapinya. Lalu langkah pertama itu dilanjutkan dengan langkah berikutnya. Dimana-mana, jika kita ingin melakukan sesuatu, pasti langkah pertama yang paling sulit (walaupun gak semua seperti itu). Misal kita ingin masuk ke suatu universitas terkemuka, maka yang paling sulit adalah tes masuknya. Jika sudah masuk, proses pembelajaran biasanya tidak sesulit yang kita bayangkan. mengapa itu semua bisa terjadi? Itu karena langkah pertama biasanya berjalan singkat dan cepat. Tetapi langkah pertama itu akan sangat menentukan langkah ke depan selanjutnya. Tidak ada langkah kedua jika langkah pertama tidak dilakukan. Semakin lama kita melakukan langkah pertama (maksudnya mengulur waktu untuk melakukan langkah pertama), maka semakin lama juga mimpi dan iman kita akan digenapi. Langkah pertama ini bukan dilakukan oleh Tuhan, tetapi oleh kita.
Lalu aku diperjelas tentang korelasi statemen “aku percaya” dan suatu sikap hidup. Statemen “aku percaya” tidak ada gunanya jika tidak dibarengi dengan suatu sikap hidup yang membuktikan kita sedang dalam kondisi percaya. Misalnya, saat aku sakit lalu berkata, “Tuhan aku percaya bahwa aku sudah sembuh”. Lalu ternyata aku sering mengeluh tentang penyakit itu sendiri. itu sedang tidak membuktikan suatu sikap hidup yang menggambarkan “aku percaya”. Jika aku gabung statemen “aku percaya” dan “lakukan langkah pertama”, maka kira-kira seperti ini: aku percaya akan satu hal, dan aku akan segera melakukan langkah pertama untuk membuktikan pada dunia luar bahwa aku percaya akan hal itu segera terjadi. sederhana bukan?! Yang sulit hanya melakukan langkah pertama.
Aku beri contoh lainnya. Jika aku berdoa pada Tuhan minta karunia menyembuhkan orang sakit, lalu aku percaya aku sudah menerimanya. Lalu ada temanku sakit dan aku tidak mau mendoakannya karena merasa ragu akan kuasa yang ada dalam diriku, sia-sialah semua doaku itu. Yang dituntut dariku hanya suatu langkah pertama untuk mendoakan temanku itu. Karena jika aku berani mendoakan temanku itu, maka jika disuruh mendoakan orang lain aku tidak akan pernah takut lagi. Walaupun misalnya teman kita itu tidak sembuh otomatis saat kita doakan. Yang sulit dari kasus diatas hanya suatu langkah pertama untuk mendoakan temanku tadi. Jika misalnya aku sudah melakukan langkah pertama tadi, maka langkah kedua akan jauh lebih berani karena sebenarnya langkah kedua tidak jauh beda dengan langkah pertama.
Penggenapan iman dan mimpi kita juga ditentukan oleh langkah pertama tersebut. Seperti yang sudah saya bilang diatas, semakin lama kita melakukan langkah pertama, semakin lama mimpi dan iman kita itu akan terwujud. Bayangkan jika Abram mengulur waktu untuk berangkat dari haran ke kanaan. Abram baru saja mendapat janji dari Tuhan dan abram percaya akan janji yang kelihatannya mustahil itu. Tetapi dia segera berangkat saat berumur 75 tahun dan berjalan dalam imannya tersebut. Dia baru saja melakukan langkah pertama dalam menjalani mimpi dan imannya tersebut. Tentu saja tidak mudah bagi Abram meninggalkan kampung halamannya dan semua saudaranya. Tetapi dia berani melakukan langkah pertama. Jika Abram berangkat misalnya saat berumur 80 tahun, mungkin penggenapan janji Tuhan akan diundur juga.
Oleh karena itu, segera lakukan langkah pertama dalam menggenapi mimpi dan iman kita tersebut. Memang dibutuhkan “energi ekstra” untuk melakukannya. Tetapi karena kita punya Tuhan yang akan menguatkan kita, maka seharusnya tidak sulit bagi kita untuk melakukan langkah pertama. So, buktikan statemen “aku percaya” yang kita katakan dengan suatu langkah pertama yang nyata untuk menggenapi semua mimpi dan iman kita.
GO GET GLORY!

Selasa, 12 Mei 2009

Jangan asal menyembah

Aku berasal dari lingkungan gereja kharismatik. Dimana pada aliran ini biasanya sangat kental dengan suguhan praise and worship yang fullband. Ibadahnya menggunakan alat-alat music “berat”, ada lompatan dan tarian, juga ada sorakan dan lainnya. Dan biasanya pada sesi worship, ada kalanya WL (worship leader) memberi kesempatan pada jemaat untuk menaikkan pujiannya secara pribadi pada Tuhan. Ada yang mulai berbahasa lidah, atau ada juga yang menaikkan mazmur bagi Tuhan.
Aku menyukai sesi praise and worship dalam suatu ibadah. Aku tipe orang yang suka “berekspresi” dan “tidak bisa diam” dalam ibadah. Tanganku akan terangkat otomatis pada saat pujian penyembahan dinaikkan, kakiku juga mulai ikut bergerak, pokoknya aku gak bisa diam. Aku paling gak nyaman kalau ibadah dan badanku kaku tidak berekspresi apalagi kalau lagu yang dinyanyikan “mendukung” untuk bergerak. Aku juga suka menaikkan mazmur secara pribadi pada Tuhan pada sesi ini. Mulutku mulai mengeluarkan kata-kata yang memuji Tuhan. Aku mulai berkreasi dalam menaikkan pujian baru bagi Tuhan. Misalnya bilang Tuhan baik, ajaib, perbuatan-Nya besar, Dia kudus, bersyukur untuk kasih karunia Tuhan, minta kemuliaan Tuhan turun, dan banyak lagi dah. Tapi baru-baru ini Roh Kudus mengingatkanku tentang hal menaikkan mazmur dan pujian baru bagi Tuhan. Roh Kudus sudah pernah membukakan ini pada semester 1 aku di ITB. Dan Dia mengingatkan aku lagi baru-baru ini.
Daud adalah salah satu pemazmur terbesar yang pernah ada. Aku sempat berpikir darimana Daud mendapat inspirasi untuk membuat itu semua. Mustahil daud membuat banyak mazmur tanpa ada inspirasi yang jelas. Daud tidak sedang asal membuat mazmur bagi Tuhan. Aku mulai berpikir. Dan akhirnya aku dapat jawabannya. Mazmur yang ditulis oleh Daud adalah hasil pergaulannya sendiri dengan Tuhan. Bukan dibuat-buat atau Daud mereka-reka siapa Tuhan. Jika Daud mengatakan bahwa Tuhan adalah gunung batunya, itu karena Daud merasakan sendiri bahwa Tuhan lah gunung batunya. Jika Daud berkata bahwa jika ia berseru pada Tuhan dan Tuhan menjawabnya, itu juga sudah dialaminya. Jika Daud berkata bahwa Tuhan adalah pahlawan perang, itu karena Daud sendiri sudah merasakan bahwa Tuhan yang berperang bagi dia. Daud lalu menyebut Tuhan adalah hakim yang adil, itu juga karena dia sudah merasakan keadilan Tuhan. Banyak dari mazmur yang ditulis oleh Daud pada ayat sesudah judul ada sedikit cerita atau latar belakang mengapa mazmur tersebut dibuat. Itu artinya semua yang dirasakan oleh Daud digubahnya menjadi sebuah lantunan mazmur yang indah. Daud sedang tidak mendengar bahwa dekat Tuhan itu ada tenang dan damai lalu dia buat mazmur 62. Tapi dia sudah merasakannya sendiri.
Lalu kesimpulan apa yang kita dapat???
Ada baiknya mazmur dan pujian baru yang kita naikkan pada Tuhan sudah pernah kita alami sendiri. jika kita berkata bahwa Tuhan itu adalah sumber kekuatan, maka itu karena kita sudah merasakan sendiri bahwa dalam kondisi susah, Tuhan adalah sumber kekuatan kita. Bukannya karena hanya ingin memperdengarkan mazmur kita saja atau hanya sekedar memuji, atau bahkan hanya mendengar dari kesaksian orang lain. Saya beri ilustrasi, jika saya mempunyai seorang pacar dan ternyata pacar saya itu sangat pelit. Tetapi supaya kedengaran pada orang lain bahwa pacar saya itu orangnya tidak pelit, saya mulai berkata pada teman saya bahwa saya baru dibelikan sebuah jam tangan baru dan bermerek oleh pacar saya. Menurut anda, apakah saya sedang berkata benar saat itu? Hanya untuk menjaga image kita, maka kita mulai berkata sesuatu yang tidak sesuai kenyataan atau belum pernah kita alami sendiri. begitu halnya dengan mazmur kita pada Tuhan. Kita merasa belum pernah merasakan keadilan Tuhan bahkan mempertanyakan tentang keadilan Tuhan lalu kita bermazmur bahwa Tuhan itu adil. Ohh! Itu suatu penipuan kawan! Kita bermazmur bahwa Tuhan itu adalah penyembuh tetapi kemarin kita baru saja “menggugat” tentang “kredibilitas” Tuhan dalam hal menyembuhkan sakit kita saat kita sakit dan berdoa minta disembuhkan lalu Tuhan “baru” menyembuhkan setelah 3 hari dan setelah kita merasakan sakit yang luar biasa. Hmm! Kita baru saja “menjilat ludah sendiri” (sorry).
So, jangan asal menyembah Tuhan. Biarlah kita sendiri sudah mengalaminya sendiri dulu. Aku tidak melarang, tetapi alangkah baiknya jika kita sudah mengalami Tuhan terlebih dahulu. Hmm, lagi-lagi soal pengenalan akan Tuhan. Jangan kita menipu diri sendiri saat sedang menyembah Tuhan. Katakan saja apa yang sudah pernah kita alami dan rasakan sendiri. hal ini justru akan membuat kita lebih termotivasi untuk mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Selamat bermazmur!
Hos 6:6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

GO GET GLORY!

Selasa, 05 Mei 2009

Sukacita surga nyata ( selasa, 5 april 2009)

Hari ini, aku memulai hidupku dengan bangun jam 4 pagi. Aku baru tersadar aku tidak tidur semalam dengan menggunakan selimut. Padahal udara di kamarku sangat dingin. Aku juga teringat ada tugas kelompok kimia yang harus aku selesaikan. Aku bergegas menyelesaikannya. Setelah itu aku saat teduh dan minta pertolongan dan pimpinan Tuhan untuk hari ini. Hari ini aku puasa seperti biasanya. Aku lalu membaringkan badan sebentar dan langsung tertidur. Aku bangun jam 6 tepat. Aku langsung merasa ada yang tidak beres dengan badanku. Semua badanku terasa pegal dan terasa panas. Aku pun mulai mengerti bahwa efek aku menjadi “laki-laki malam” selama lebih dari seminggu ini mulai kelihatan (*selalu pulang malam karena banyak yang harus dikerjakan di kampus). Sebenarnya mulai sabtu tenggorokanku mulai gak beres, tapi aku minta pada Tuhan supaya kalau memang Dia ijinkan aku sakit mulai hari senin saja. Ehh, mulainya selasa pagi. Dia memang baik!!! (mode : gak bohong, Dia emang baik, bro!) Akhirnya aku memutuskan untuk tidak mandi ke kampus, Cuma cuci muka saja.
Di kampus aku menjalani hidup yang terasa berat. Kepalaku sakit dan semua badanku pegal. Ada niat untuk cukup puasa setengah hari dan tidak ikut PDS. Tapi aku berusaha lawan. Aku berpikir paling nanti sore sudah hilang. Setelah jam setengah 4, aku pulang ke tempat temanku. Badanku sedang pegal-pegalnya. Aku berniat untuk tidur siang. Tetapi Roh mendorong aku untuk membaca firman. Akhirnya aku menurut dan membaca kisah para rasul 16-18. Disana aku menemukan hal-hal yang luar biasa. Sangat nyata pekerjaan Roh Kudus dalam hidup para rasul, terutama Paulus. Jika dari kitab Lukas aku mendapat banyak tentang hal belas kasihan, maka di kisah para rasul aku mendapat tentang karya Roh Kudus yang luar biasa. Para Rasul berhasil dalam pelayanan mereka karena mereka bekerja sama dengan Roh Kudus. Aku jadi ditegur untuk lebih lagi bekerja sama dengan Roh Kudus dalam hidupku.
Setelah itu aku belajar sebentar dan membuka internet. Dan akhirnya pukul 5 pun tiba. Puji Tuhan aku berhasil puasa penuh dengan kondisi badan yang seperti ini. Aku buka puasa tetapi kondisi badanku masih belum fit. Aku berdoa minta kesembuhan pada Tuhan. Lalu aku berangkat ke PDS dengan mantap walaupun badan drop. Seperti biasa aku merasakan hadirat Tuhan yang “menyejukkan”. Sempat aku ingin mengeluarkan air mata, tapi akhirnya gak jadi juga. hehehe… mungkin memang air mataku harus keluar untuk orang lain kayaknya yaa?? Bukan untuk diriku sendiri. setelah sesi sharing, doa korporat pun dimulai. Aku tidak kuat untuk berdiri, padahal kalau ibadah aku lebih suka berdiri agar bisa “berekspresi” bebas dengan tangan, kakiku dan tentunya mulutku. Aku hanya bisa duduk. Ohh, God!!! Semua badanku berat. Kepalaku pusing tenan (kata orang jawa)! Awalnya aku berusaha untuk tetap bermazmur pada Tuhan. But, kondisi tubuhku tidak kuat. Aku akhirnya menyerah pada kondisi tubuhku. Aku mulai diam dan bersandar pada kursi. Padahal kalau bersandar akan lebih mudah untuk jatuh dalam pencobaan mengantuk. Aku lepas kacamataku dan mulai memijit kepalaku. Aku mulai tidak fokus. Serangan si jahat makin hebat. Badanku makin sakit. Tiba-tiba aku dengar dengan jelas suara Roh Kudus yang berkata : “sukacita surga turun atasmu, bernyanyilah”. Aku langsung tersadar. Aku mulai menyanyi bagi Tuhan. Ditambah dengan pemusik yang memainkan gitar, aku mencoba bernyanyi dengan mengikuti alunan dari gitar. Saat itu aku mulai fokus kembali. Aku juga terus berdoa meminta sukacita surga turun di tempat itu. Aku mulai bisa berbahasa lidah kembali. Padahal sebelumnya terasa sangat berat. Badanku masih sakit, tapi jelas ada perbedaan dalam semangat dibanding sebelumnya. Aku terus lawan. Aku mulai mengangkat tangan tapi tetap dalam kondisi duduk. Semua terasa lebih baik. Akhirnya PDS selesai dan aku memutuskan pulang lebih dulu.
Hmm… aku merasakan ada perbedaan jika sukacita surga turun dalam diri kita. Semua akan lebih bersemangat. jika aku bandingkan dengan keadaan para rasul setelah kenaikan Yesus, mereka juga awalnya dalam kondisi ketakutan dalam memberitakan injil. Tetapi setelah Roh Kudus turun, mereka sangat berapi-api memberitakan injil. Walaupun mereka didera dan disiksa, mereka tetap pulang dengan sukacita. Dan itu semua adalah pekerjaan Roh Kudus yang memberi mereka sukacita. Roh kudus bertugas menghibur kita di dunia ini. Dan Dia baru saja melakukannya untukku. Pekerjaan-Nya memang sempurna. Thanks, Holy Spirit!
GO GET GLORY!

Minggu, 03 Mei 2009

Ambil posisi percaya untuk mimpi kita (minggu, 3 april 2009)

Hari ini aku mengikuti kegiatan paskah di kampus. Aku menjadi anggota choir bersama teman-teman dan abang dan kakak PMK lainnya. Aku sendiri mulai berlatih kurang lebih 2 minggu kemarin. Paskah bertempat di aula barat ITB. Karena tempatnya yang luas, soundsystem yang digunakan pun berkualitas “super”. Aku bisa lihat sendiri mixer super besar, lalu speaker-speaker merek top dan besar (lalu banyak), dan banyak alat lainnya yang aku rindukan dimiliki oleh helps sion. Aku sudah mulai mendoakan tentang alat-alat itu ada. Entah bagaimana caranya Tuhan mewujudkannya. Dan hari minggu ini aku mendapatkan hal yang baru tentang hal itu iman aku tersebut (bukan hanya aku, tetapi semua anak-anak sion).
Kami, choir, menyanyikan beberapa lagu dalam ibadah tersebut. Ada dua lagu yang mengingatkanku tentang iman terhadap helps sion. Yang pertama adalah lagu Allah sanggup. Lagu ini mungkin diinspirasi dari 1 Kor 2:9 yang berbunyi : “Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Hal yang aku dapat adalah Tuhan akan menyediakan segala sesuatunya hanya bagi yang mengasihi Dia. Kalau kita telaah baik-baik, kalimat itu adalah suatu bentuk urutan kegiatan. Yang pertama kita diminta mengasihi Tuhan dulu, baru kedua semuanya akan disediakan bagi kita. Jika aku artikan, jangan berpikir tentang apa yang akan kita dapat dari Tuhan, tapi lakukan saja bagian kita yaitu mengasihi Tuhan. Jika aku menggebu-gebu selama 2 minggu ini tentang mimpi terhadap helps sion, Tuhan ingatkan aku lewat lagu ini bahwa aku jangan kuatir dari mana datang dana itu. Hanya satu yang diminta, aku harus lebih mengasihi Dia. Tuhan tidak mau alat itu jadi berhala dalam hidup.

Lalu lagu kedua adalah when you believe. Semua lagi ini berisi tentang pengharapan pada Tuhan walaupun keadaan sulit. Dibilang bahwa akan ada keajaiban jika kita percaya. Sekali lagi, yang diminta pertama adalah percaya, baru kedua keajaiban akan datang. Alkitab berkata bahwa permohonan kita akan diwujudkan jika doa kita sesuai dengan kehendak Bapa. Aku mulai bertanya pada Tuhan, apakah doa kami, helps sion, untuk punya alat-alat “super” sebelum PMB PMK ITB 2009 sesuai kehendak Tuhan atau tidak. Pada waktu aku bertanya seperti itu, Roh Kudus bilang sesuatu yang menarik. Dia minta agar aku berdoa minta pada Tuhan hati untuk percaya. Hmm… aku mulai mengerti, soalnya setelah ibadah paskah, aku baru saja menunjukkan sikap tidak percaya.

Setelah ibadah aku mengantar pulang Kirstie ke tempatnya, di motor kami ngobrol tentang rencana sion mempunyai sekre baru. aku bilang bahwa sewanya sangat mahal. Dari mulutku keluar kalimat bahwa aku seakan tidak percaya datang dana sedemikian besar untuk menyewa sekre baru tersebut. Waduh! aku mulai ambil posisi tidak percaya. Aku baru sadar. Aku ikut mendoakan tentang adanya rencana tersebut, tetapi aku sendiri mengambil posisi tidak percaya. Hah!!! Bertolak belakang banget!

Hal itu juga berlaku untuk iman terhadap helps sion. Disaat aku berdoa, aku mulai mereka-reka berapa dana yang dibutuhkan dan mulai berpikir dari mana datang dana tersebut. Lalu tiba-tiba aku mulai mentok. Ternyata dana yang dibutuhkan jauh lebih besar dari yang aku bayangkan. aku mulai berpikir sepertinya mustahil untuk dapat dana sebesar itu. Dan tanpa aku sadari aku mulai mengambil posisi tidak percaya. Plus melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan, aku mulai membatasi pekerjaan Tuhan dengan pola pikiran yang aku buat sendiri. aku mulai sadar bahwa aku tidak boleh berpikir dengan cara manusia yang terbatas, tetapi dengan pikiran Tuhan yang tidak terbatas. Yaa, tepat sekali aku berdoa pada Tuhan minta hati untuk lebih percaya lagi.
Pelajaran yang aku dapat sebenarnya sederhana. tetapi karena terlalu sederhana, aku jadi lupa. Aku belajar untuk tetap mengambil posisi untuk percaya. Walaupun mimpiku terasa mustahil. Karena bukan aku yang akan mewujudkannya, tetapi Tuhan sendiri.

GO GET GLORY!