Tahukah anda bahwa kasih dan pengampunan berjalan beriringan? Mari ilhami sejenak apa yang terjadi di Luk 15 : 11-32 tentang perumpamaan anak yang hilang. Ada hal gila disana, kawan. Ketika anak bungsu itu pulang, dia memang meminta maaf pada ayahnya. Tetapi tidak ada dikatakan disana ayahnya mengungkit-ungkit kesalahan anaknya. Inilah kasih Allah yang sejati. Ketika saya mengasihi seseorang, maka saya sedang berkata bahwa saya juga SUDAH mengampuni dia jauh sebelum dia meminta maaf pada saya. Kasih Allah tidak pendendam (1 Kor 13:5).
Lukas 7 : 41-47 sangat sangat baik menghubungkan kasih dan pengampunan. Dalam ayat 47 dikatakan “Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu dalam Matius 18:21-35 Tuhan Yesus menjelaskan lagi konsep pengampunan. Bahwa kita harus mengampuni sama seperti bagaimana Allah sudah mengampuni kita. bahkan dalam ayat 32, hamba itu dikatakan hamba yang jahat karena tidak mau mengampuni. Maukah saya dan anda dikatakan hamba yang jahat?
tetapi yang cukup menarik perhatian saya adalah pada ayat 35. Bahwa kita harus mengampuni saudara kita dengan segenap hati. Apa maksud dari segenap hati? Mari lihat 2 ayat berikut untuk menjelaskan maksud dari mengampuni dengan segenap hati.
1 Yoh 1 : 9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Yes 43 : 25 Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.
Maksud dari segenap hati adalah mengampuni dan melupakan semua kesalahan orang tersebut. Inilah karakteristik kasih Allah. ketika saya berdosa dan meminta maaf pada Tuhan. maka Tuhan sudah mengampuni dan melupakan semua dosa saya. Itu mengapa, jangan pernah ungkit dosa masa lalumu di hadapan Tuhan, karena Dia sudah “pikun” dengan dosa lalumu yang sudah anda akui. Iblis lah yang terus mengungkit dosa masa lalumu. Itu mengapa, masalah terbesar dari pengampunan adalah perasaan. Seringkali kita merasa sudah total diampuni ketika hati kita sudah merasa nyaman. Ini salah besar!
Saya teringat satu kalimat dari seseorang yang saya kasihi, “Mengasihi itu pilihan dan keputusan, bukan karena perasaan, situasi, atau yang lainnya”. jika Tuhan memakai perasaan dalam mengasihi kita, maka kita dalam kondisi super gawat, kawan. Dalam Roma 5 : 8 dikatakan “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
mengampuni dan melupakan adalah 2 hal yang berbeda. Lalu bagaimana melakukan 2 hal itu? Bersabarlah sedikit, kita akan bahas lebih dalam nanti..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar