Senin, 15 Oktober 2012

Falling in love to You...

Ketika kegelapan malam mulai memekatkan mata, maka ini waktunya untuk berdua dengan pujaan hati di kamar ukuran 3,5 x 3 meter ini. rutinitas di kegelapan malam sebelum pergantian hari akan segera dimulai. Terpikir begitu banyak beban (meskipun kurang cocok disebut beban) yang harus dicurhatkan malam ini di depan Raja segala raja. Semua list yang akan diucapkan sudah terpikir dengan matang. Rasa lelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam pulang pergi demi sesuatu yang berlabel “pelebaran patok kemah” masih terasa di sekujur badan ini. mata minta ditutup lebih cepat. Tetapi apa daya, “beban” curhat begitu banyak malam ini dan harus diucapkan. Kalau bukan aku, siapa lagi ???

Teringat wajah-wajah adik-adik yang dibimbing, adik-adik yang “dikejar-kejar” demi hidupnya yang diubahkan Kristus, wajah rekan-rekan se-tim ku yang biasa kupanggil “power rangers”, kampus-kampus yang masih terlihat dengan jelas menganga “menantikan” pekerjaan iblis yang lebih dahsyat (yaa, pekerjaan iblis), kelanjutan studi di eropa yang kuimpikan, dan semua tanggung jawab yang lain. Yaaa, semua itu bisa membuatku galau sejenak (Cuma sejenak). dan sepertinya Tuhan sudah bersiap menerima “serangan” doaku malam ini. Dan sampai sesuatu terjadi…




Yang terutama di dalam hidup ini, meninggikan nama Yesus

Yang terutama di dalam hidup ini, meninggikan nama-Nya

Haleluya, haleluya, saya mau cinta Yesus

Haleluya, haleluya, saya mau cinta Yesus

Lagu lama terlintas di kepalaku saat gitar mulai dimainkan. Bagian reff membuat air mata ini tidak terbendung lagi. Sepertinya sudah lama aku tidak menyatakan cinta langsung dengan mulutku pada Yang Kuasa. Dan saat kuucapkan, terasa kasih yang sejati yang tidak pernah aku dapatkan dari seorang pun di dunia ini pun mengalir dengan derasnya menyentuh hati ini. sabtu lalu aku berbicara tentang kekristenan yang suam-suam kuku, dan memang aku sudah sadar 2 minggu lalu aku sedang berada dalam kekristenan suam-suam kuku. Minggu lalu aku mencoba berbalik ke cinta mula-mula yang membuatku berjanji menyerahkan sepenuhnya hidupku pada Tuhan. tetapi baru malam ini, kasih yang begitu lembut menyentuh kembali hatiku dengan luar biasa. Dan Roh Kudus memberi suatu jawaban yang anehnya membuatku harus “menelan kembali ludah” yang sudah aku keluarkan di bulan juli lalu…

Teringat aku berdiri di depan kira-kira 50 orang di suatu ruangan kelas. Berbicara tentang doa untuk calon-calon pekerja yang baru di persekutuan. Berulang-ulang aku katakan kalau doa adalah suatu hubungan intim dengan Bapa. Bukan Cuma prosesi “penembakan” Bapa oleh semua permohonanku. Dia bukanlah target penembakan permohonan kita saja. Dia pribadi seperti saya yang juga ingin diajak bercanda dan ngobrol santai. Kemudian teringatlah semua waktu-waktu doaku yang penuh dengan permohonan saja 2 minggu ini. dan semua berubah ketika ucapan jatuh cinta keluar dari mulutku... pada Bapa… bebanku memang banyak, tetapi bukankah Bapa lebih menginginkan aku ???

Kemudian aku membayangkan apa yang dialami oleh nabi Yesaya ketika melihat kemuliaan Tuhan. lalu rasul Yohanes yang melihat kemuliaan Tuhan di akhir jaman. Biarkan kita berimajinasi sedikit. Mungkin mereka melongo, terpesona, kagum, berkata bahwa diri mereka tidak layak melihat kemuliaan Tuhan karena dosa mereka, mulut mereka terkunci, tangan mereka gemetar, jantung mereka berdetak jauh lebih cepat dari yang biasanya, karena mereka melihat seperti apa Tuhan itu.. dan saya coba membayangkan apa yang terjadi jika saya melihat hal yang sama..

Mata saya tidak akan berkedip, jantung ini berdetak kencang, tangan dan kaki ini gemetar, mulut ini terdiam, air mata mulai keluar, pikiranku mulai berkata : “ini gila!!”. Dalam sekejap kecintaanku pada klub bola kesayanganku Inter Milan menghilang, wajah cantik wanita idolaku terasa basi, mimpi-mimpi besarku terasa sampah. Aku ingin mengejar pribadi ini. Dia jauh lebih cantik dari wanita itu, Dia jauh lebih menghibur dibanding permainan Inter Milan, Dia jauh lebih berharga daripada semua mimpi-mimpiku, Dia jauh lebih mempesona dibanding semua jawaban-jawaban doaku.. ohh, tidakkk!! Aku mau mengejar Dia!

S’perti rusa rindu sungai-Mu, jiwaku rindu Engkau, Kaulah Tuhan hasrat hatiku kurindu menyembah-Mu… Yesus, Yesus, Kau berarti bagiku, Yesus, Yesus, Kau segalanya bagiku…

Lebih baik satu hari dipelataran-Mu, daripada seribu hari ditempat lain, memuji-Mu, menyembah-Mu, Kau Allah yang hidup, dan menikmati semua kemurahan-Mu…

Seketika rasa cemburu mengalir di hati. Daud Cuma suku Yehuda dan tidak punya akses bersekutu dengan Tuhan di ruang Maha Kudus seperti imam lewi. Tetapi mazmur-mazmurnya mengokohkan Daud sebagai pribadi paling intim dengan Allah di sepanjang perjanjian lama. Mungkin kita berkata tidak tepat lagu “lebih baik satu hari di pelataran-Mu” di jaman kasih karunia seperti ini, dimana dengan darah Kristus kita beroleh akses langsung ke ruang Maha Kudus. Tetapi berapa banyak yang tetap pergunakan akses itu dengan intens sampai sekarang. ketika darah Yesus sudah membayar lunas tiket ke ruang Maha Kudus, maka seringkali kita sendiri yang tidak mau masuk, bahkan menyentuh pelataran saja tidak mau. Ohhh,, sia-sia darah Yesus tercurah buat kita selama ini…

Mencintai seseorang adalah pilihan…

Salib adalah arti cinta yang sesungguhnya. Cinta yang sangat sejati dipertontonkan disana. Disana terpaku Pribadi yang mau mati untuk orang yang sangat membenci-Nya dan untuk orang yang sudah melukai hati-Nya (dan ada kemungkinan besar akan tetap melukai hati-Nya sampai akhir hidup orang itu). Cinta yang sejati berdoa dan memaafkan musuh, cinta yang sejati tidak menyimpan kesalahan orang lain, cinta yang sejati tidak membalas kejahatan, cinta yang sejati percaya yang terbaik dari setiap orang…

Malam ini, aku bisa rasakan apa yang terjadi pada perumpamaan Yesus tentang anak yang terhilang. Motivasi anak itu mungkin cuma makanan di rumah bapaknya, bukan bapaknya. Tetapi ketika masih jauh, bapaknya langsung berlari dan memeluk anaknya. Dan menganggap seolah-olah tidak ada kesalahan pada anaknya. Kemudian sebuah lagu lama mengalir di kepalaku..

Di Dalam Kehampaan Malam, Terdengar Rintihku Yang Dalam, Hidupku Yang Semakin Kelam, Bagaikan kapal Ku Tenggelam,

Ku Bagai Anak Yang Terhilang, Yang Tak Tahu Arah Tujuan, Sampai Saat Mulai Ku Dengar, Suara Bapaku berkata…

Kembalilah, Anakku Sayang, Aku Rindu Kau Pulang, Di Sini Aku T'lah Menunggu, Ku Harap Engkau mendengarku,

Kembalilah, Anakku Sayang, Aku Rindu Kau Pulang, Di Rumah Telah Kusiapkan, Pesta Untukmu Yang 'Kan Datang, Pulang.... Pulang… Pulang…

Dua minggu ini mungkin aku datang pada Tuhan untuk melihat jawaban doa, bukan Tuhan sendiri. Dan malam ini semua berubah, ketika mulutku berkata “Haleluya, haleluya, saya mau cinta Yesus”. Ketika aku mulai kembali pada Tuhan, maka terjadilah apa yang dikatakan Paulus : “… melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus”. Ketika seolah-olah aku yang berlari pada kasih Tuhan, tetapi ternyata kasih Tuhanlah yang berlari menangkap aku duluan. Ohhh,, kasih yang sejati itu telah menangkapku dengan sempurna…

Apakah Yesus Cuma sekedar pribadi yang menjawab doamu? Ataukah Dia Raja dalam hidupmu juga yang patut disembah? Kapan terakhir kali kita masuk ke ruang Maha Kudus dengan kekaguman? Dengan kusyuk dan perasaan terpesona akan kebesaran Tuhan. ataukah kita selalu masuk dengan kepala yang selalu terangkat dan langsung mengucapkan semua permohonan kita seolah-olah Dia jin peliharaan kita yang mampu dan harus mengabulkan semua permohon kita? Tidak sadarkah kita sedang berhadapan dengan siapa dalam doa? Raja segala Raja, Allah yang Maha Besar yang sudah ciptakan semesta ini (yang ujungnya saja belum manusia ketahui), Allah yang mampu dan berhak melakukan segala yang Dia inginkan. Siang ini ketika aku melihat sebuah clip tentang jaman kerajaan, maka tidak ada satupun bawahan raja yang tidak menunduk pada saat masuk pertama kali bertemu dengan raja. Maka kapan terakhir kali kita menunduk dan membungkuk pada Raja segala raja? Tuhan tidak bisa ditinggikan kecuali kita yang harus menundukkan badan dan merendahkan diri. Karena pada dasarnya, Dia Maha Tinggi dan Maha Besar.

Apa yang anda rasakan dan lakukan jika bertemu dengan artis idolamu? Apa yang anda rasakan dan lakukan ketika bertemu dengan presiden di negaramu? Apa yang anda rasakan dan lakukan ketika bertemu dengan wanita atau pria yang kau idamkan? Apa yang anda rasakan dan lakukan ketika bertemu dengan orang yang sudah menyelamatkanmu dari hukuman mati yang sudah sepantasnya engkau terima?

Lakukan hal yang sama, bahkan jauh lebih baik dan hebat, kepada Yesus yang sudah kerjakan semua bagi kita…

Lihat, Yesus berdiri di pintu hatimu dan mengetoknya dan ingin masuk ke dalam. Dia ingin bersekutu intim denganmu. Bukan Cuma menjawab doamu…

Ohh, Yesus jauh lebih mempesonaaa… aku sedang (dan kembali) jatuh cinta.. ohhh…