Minggu, 26 April 2009

Iman untuk divisi Helps Sion (minggu, 26 april 2009)

Hari sabtu kemarin, seperti biasa aku dan anggota helps lainnya mengangkut dan menyetel alat soundsystem dan musik untuk sion raya. Kami juga menyiapkan tempat untuk ibadah. Terasa capek memang. Tapi aku bersukacita dalam melakukannya. Beberapa kali terlontar kata capek dari mulutku, yang jelas tidak aku buat-buat. Tapi aku sangat bersyukur ada di divisi ini saat ini. Awalnya aku mendengar bahwa semua cowok wajib ikut divisi ini untuk melatih hati hamba sebelum masuk dan melayani divisi lainnya. Tetapi lama kelamaan aku merasa bahwa divisi ini ada lebih dari sekedar untuk melatih hati hamba para pekerja sion. Pandanganku mulai berubah saat aku mendapat visi dan mimpi yang dibagikan para sesepuh divisi helps ini. Mereka adalah bang Franky dan bang Daniel. Semuanya angkatan 2004 Itb.
Ini salah satu dari apa yang dikatakan bang franky : “Kita harus dapat
memberkati banyak pelayanan di kota Bandung ini melalui sound system dan musik. Sion
semestinya bisa menjawab kebutuhan orang-orang muda untuk berkreasi, dan untuk itulah kita
perlu mengembangkan cara kita dalam menjangkau orang-orang baru melalui sound system dan
musik. Selain itu, kita akan benar-benar memberkati kampus lain apabila mereka tidak lagi pusing
untuk mengadakan acara penjangkauan yang luar biasa. Dalam bidang sound system, mereka tahu
siapa yang harus mereka hubungi. SION PORTABLE SOUND – SION ITB. Mungkin, ini adalah salah
satu cara kita untuk menggenapi sebagian dari visi Sion yaitu menjadi berkat bagi kampus-kampus,
khususnya yang ada di kota Bandung”. Gimana? Hebat kan?!
Mimpi para sesepuh helps di atas untuk membuat “sion portable sound – sion ITB” adalah bukan suatu mimpi di siang bolong yang tidak mungkin untuk dilaksanakan. Aku pernah mengalami suatu peristiwa dimana Tuhan punya jalan-jalan “aneh” dan luar biasa untuk menolong anak-Nya. Januari 2007 aku dan anak-anak Kristen lainnya di sekolahku TN ingin membuat suatu acara retreat. Kami retreat hari jumat dan hari seninnya kami masih butuh dana kalau saya gak salah 13 juta. Panitia hanya bisa berdoa untuk mendapat dana itu. Sempat para panitia berpikir bahwa retreat akan batal. Tapi Tuhan selalu punya jalan. Entah bagaimana jalan-Nya, hari kamis dana sudah tercukupi dan surplus kalau gak salah 2 juta. Hebat gak tuch Tuhan kita?!
Mungkin mimpi itu terasa biasa saja bagi beberapa orang. Tapi bagiku itu sesuatu yang hebat dan luar biasa. Awalnya aku bingung bagaimana cara menggenapi visi sion. Tapi setelah masuk divisi ini, aku baru sadar bahwa aku masuk divisi yang ternyata sangat mudah untuk menggenapi sebagian visi sion. Bayangkan jika sion punya alat soundsystem yang bagus, lalu semua alat itu dipakai oleh ITB, lembaga pelayanan lain, kampus lain untuk melakukan ibadah, misalnya ibadah retreat, paskah, penyambutan siswa baru, dan lainnya. Maka sebagian visi sion agar sion menjadi berkat bagi ITB dan kampus-kampus di Bandung akan tergenapi. Aku waktu membayangkan ini sangat bersukacita. Aku juga baru sadar bahwa betapa pentingnya impartasi visi dan mimpi dari para pemimpin kepada bawahannya. Supaya semua anggota dalam divisi itu mempunyai pandangan yang sama dalam mengurus divisi tersebut.
Sekali waktu aku pernah ngobrol dengan ko Yulianto (mesin ITB’06). Kami berdua saling share tentang divisi ini. Dia membagikan mimpinya juga bahwa dia ingin jika PMK ITB melakukan ibadah full band, maka mereka tidak usah menggunakan alat soundsytem dari luar, tetapi menggunakan alat kita. Aku sepaham dengan apa yang ko Yulianto bagikan. aku juga punya mimpi yang sama. Ko Yulianto juga membagikan bahwa alat yang ada saat ini masih kurang memadai. Dibutuhkan dana yang cukup besar untuk membeli alat-alat baru. Jujur saja, sewaktu aku pertama lihat semua alat sound system sion, aku merasa bahwa sion sangat hebat mempunyai semua alat itu. Untuk lembaga pelayanan sejenis sion aku berpikir bahwa alat itu sudah memadai. Ternyata belum.
Sebentar lagi mahasiswa baru 2009 akan masuk ke kampus. Dan seperti biasa akan ada ibadah penyambutan mahasiswa baru 2009 oleh PMK ITB. Dan ibadah itu sepertinya akan full band. Aku bilang pada Ko Yulianto dan bang Jan Friadi bahwa aku rindu sion melayani di sound system saat ibadah tersebut. Mereka bilang bahwa mereka juga ingin, tapi melihat keadaan alat yang ada sekarang masih kurang memadai mereka sepertinya agak sungkan. Aku juga sadar akan hal itu. Tapi rohku tidak tenang saat itu. Ada dorongan agar aku tidak boleh pasrah akan semua yang ada. Aku harus mulai bergerak, entah dengan gerakan di alam roh melalui doaku atau mulai melakukan hal lainnya.
Sabtu saat selesai ibadah sion raya dan sedang beres-beres alat, entah kenapa aku bilang pada ko Yulianto bahwa aku beriman sion akan punya alat-alat baru tahun ini juga. Aku baru sadar bahwa sion juga sedang mendoakan tempat sekre baru yang harganya juga tidak murah. Dan sepertinya kebutuhan dana yang paling mendesak adalah sekre tersebut baru prioritas membeli alat baru, itu yang ko Yulianto katakan. Sepertinya semua makin buram kelihatannya untuk membeli alat baru. Tapi Roh Kudus meneguhkanku bahwa disaat semua terasa mustahil, disitu baru mujizat akan nyata. Tidak ada mujizat tanpa didahului oleh suatu keadaan yang terasa mustahil. Yaa, aku kembali bersemangat. Aku beriman sion akan melayani di ibadah PMB ITB 2009 nanti.
Untuk melayani dengan skala besar, helps sion masih membutuhkan alat-alat baru yang tidaklah murah. Ini sebagian alatnya :
1) Power Amplifier AXL Audion A8 Rp 3.600.000,-. Power ini diperlukan untuk kebutuhan supply daya subwoofer.
2) FOH Speaker Louds 15” 2 x 350 Watt Rp 3.600.000,-. Sepasang speaker ini dipastikan akan segera dibeli untuk kebutuhan pemakaian ruangan yang lebih besar, dengan kapasitas sekitar 500 orang, apabila pemakaiannya ditandemkan dengan sepasang speaker yang sudah ada.
3) Multigate Processor Behringer Rp 1.400.000,-
4) Drum Kit Microphone Yoga Rp 1.600.000,-
5) Subwoofer Wharefedale Rp 8.000.000,-
Ini alat mendasar yang harus kita beli jika ingin melayani di PMB ITB 2009 dengan tempat di aula barat ITB. Masih ada alat tambahan lainnya jika ingin melayani lebih baik lagi. Kebutuhan dananya memang sangat besar. Tapi masih ada kurang lebih 4 bulan sebelum ibadah PMB ini. Aku sempat bertanya, dapat dari mana yaa dananya? Lalu apa ini mungkin terjadi? Lalu Roh Kudus jawab bahwa bagianku hanya berdoa dan percaya saja, lalu jangan lupa merawat alat yang sudah ada. Lalu aku ingat apa yang pernah mas Risen katakan, bahwa bagaimana buruknya keadaan, ambil posisi tetap percaya. Dan saat ini aku mengambil posisi tetap percaya dengan iman. Hari ini (minggu, 26 april 2009), aku ambil komitmen untuk mulai Berdoa untuk hal ini. Aku katakan pada Tuhan bahwa aku rindu sion melayani di PMB ITB 2009 (Lagi-lagi aku diingatkan untuk memelihara alat yang ada. Aku hanya bisa katakan: yaa, siap Tuhan!). Hmm, aku sekarang mulai melihat dengan mata rohaniku akan apa yang akan terjadi bulan September nanti (sepertinya ibadah PMB ITB 2009 bulan itu dech, aku juga hanya menebak-nebak). Disaat aku bisa melihat anak PA-ku nanti (amin!!!), aku juga bisa melihat semua alat music dan sound system yang digunakan adalah milik sion. Amin!!!
GO GET GLORY!

1 komentar:

  1. Amennnn, dek. kk sepakat samamu. hal2 yang besar selalu dimulai dari mimpi yang besar, dan dilanjutkan dengan langkah2 kecil sampai pada akhirnya langkah yang besar ditempuh.

    BalasHapus