Selasa, 21 April 2009

aku ditegur Tuhan (selasa, 21 april 2009)

Hari ini aku ditegur dengan sangat keras oleh Tuhan. Bahkan seperti ditampar saja. Tapi puji syukur untuk Tuhan, Dia memberikan hati yang lemah lembut bagiku. Begini ceritanya.
Setiap selasa aku biasa ikut persekutuan doa selasa (PDS) yang diadakan oleh pelayanan dimana aku ada, yaitu Sion. Dan seperti biasa juga setiap selasa aku biasanya puasa untuk menyiapkan diri ikut PDS ini. Tapi hari ini aku puasa tidak dengan hati yang mantap seperti biasanya. Jika biasanya senin malam aku minta hikmat pada Tuhan apa yang mungkin bisa aku bagikan pada teman-teman, brother, n sister di PDS ini, aku tidak lakukan senin malamnya. Lalu bangun pagi juga sedikit telat sehingga saat teduh pagi kurang efektif.
Seperti biasa saat aku pergi ke kampus dengan sepeda motor, aku biasa menggunakan bahasa lidah saat sedang dalam perjalanan. Tetapi sepertinya hatiku kurang damai sejahtera saat melakukannya. Mengikuti kuliah seperti biasanya. Lalu sesudah itu aku pergi ke tempat temanku untuk menunggu waktu buka puasa jam 5 lalu setelah itu ikut PDS. Aku pulang jam 13.30. Aku mendengar dengan sangat jelas bahwa Roh Kudus menyuruhku untuk membaca firman saat itu juga. Tetapi aku menolaknya. Malah aku memilih menyalakan komputer dan bermain game. Itu adalah kebiasaan buruk aku yang sebenarnya sudah aku buang di retreat, tetapi saat itu aku kembali jatuh lagi. Aku pernah mengaku PDS bahwa salah satu kelemahanku adalah disana. Saat itu aku mengatakannya karena mau menelanjangi pekerjaan iblis. Tetapi aku sedang tidak berjaga-jaga sehingga jatuh lagi. Padahal aku sedang berpuasa!
Roh Kudus sekali lagi menegur aku untuk berhenti bermain dan membaca firman. Tetapi aku terus menolak dan memilih bermain game. Tanpa aku sadari waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. artinya aku main selama 3 jam. itu sudah mau waktu buka puasa dan berangkat ke PDS. Aku baru sadar belum membaca firman. Aku hentikan bermain lalu mengambil gitar untuk mulai memuji Tuhan. Aku mulai berbahasa lidah dan menaikkan pujian. Tetapi terasa hambar! Ditambah lagi perasaan terburu-buru untuk buka puasa dan menyiapkan diri ke PDS memuat aku semakin tidak nyaman. Akhirnya aku buat keputusan keliru. Aku hentikan memuji Tuhan lalu mulai menyiapkan diri berangkat ke PDS sambil menunggu jam 5 untuk buka puasa. Aku lebih memilih untuk buka puasa daripada mencari wajah Tuhan! Sepertinya aku baru saja menjadikan perutku sebagai tuhan baru. dengan SADAR aku berangkat ke PDS tanpa menyiapkan hati dan pikiranku terlebih dahulu! Aku hanya menyiapkan tubuhku agar tetap fit selama PDS. Ohh! Apa yang sudah aku lakukan?!
Aku sampai di PDS dengan tepat waktu. Aku juga lupa untuk doa sejenak minta tuntunan Roh Kudus selama PDS atas diriku. Aku dengan SADAR maju bertempur tanpa menyiapkan apa-apa! PDS dimulai dengan lagu hari ini kurasa bahagia. Lalu setelah itu pemimpin doa menyuruh kami untuk menaikkan pujian secara pribadi pada Tuhan. Kami semua mulai berbahasa lidah, begitu juga dengan aku. Pada saat itu, salah seorang sister mulai kepenuhan oleh Roh Kudus dan mulai berkata agar kami semua jangan mendukakan Roh Kudus. Dia berkata jangan menggunakan bahasa lidah secara sembarangan dan hanya menggunakan pikiran kita saja. Dia juga berkata ada orang di tempat itu yang masih belum beres dengan dosanya. Ada yang belum membereskan hatinya dengan orang tuanya. Lalu setelah itu dia mulai bilang ada yang mulai jatuh ke lubang dosa yang sama lagi, padahal dia sudah lepas. Ohh my God! Itu aku! Ya, aku sudah lepas dari dosa main game itu, tetapi aku baru saja jatuh lagi dan juga mendukakan Roh Kudus. Aku juga menggunakan bahasa lidah hanya mengandalkan pikiranku saja tanpa minta tolong Roh Kudus. Aku hanya bisa diam waktu itu dan minta ampun.
Lalu sesi doa korporat dimulai. Aku hanya bisa tetap duduk dan minta ampun pada Tuhan. Aku juga berjanji tidak akan jatuh lagi dan minta Roh Kudus untuk memenuhi aku lagi. Saat itu aku merasa suasana ilahi mulai memenuhiku. Aku hanya bisa menikmatinya saja. Aku mulai untuk berbahasa lidah tetapi tidak mau keluar. Aku hanya menggerakkan mulut dan lidah tanpa bersuara. Aku mulai mengangkat tangan saat penyembahan dilakukan. Saat orang lain mulai menyanyi aku hanya bisa mengangkat tangan dan menggerakkan mulut tanpa bersuara. Lidahku bergerak sendiri. Sampai akhirnya aku hanya berserah pada Roh Kudus saja. Saat aku mulai menyerahkan Roh Kudus sendiri yang berkata-kata, aku mulai merasakan suasana yang lain. Aku berada di suatu ruangan yang sangat luas dan tidak terlihat ujungnya. Ruangan itu penuh dengan cahaya. Aku merasakan diriku sangat kecil saat ada di ruangan itu. Saat itu Roh kudus berkata bahwa aku sangat kecil dibanding kuasa Tuhan yang sangat besar itu. Roh Kudus mengingatkan aku untuk tidak cepat berpuas diri atas semua yang sudah aku dapat dari Tuhan saat ini. Aku merasa aku sudah cukup siap datang ke PDS hanya dengan bermodal puasa “amburadul”, keinginan ikut PDS, dan karunia bahasa lidah untuk membangun rohku. Itu belum cukup kata Roh Kudus. Lalu Roh Kudus membuat mulutku berkata-kata dengan bahasa lidah yang baru. aku berusaha menggunakan bahasa lidah yang sudah aku dapat dahulu tetapi tetap tidak mau keluar. Aku hanya bisa meneruskan menggunakan bahasa yang baru itu. Mulutku bergerak tetapi tetap tidak ada suara yang keluar. Aku hanya mengisi waktu doa korporat dengan bahasa lidah yang tidak kedengaran itu saja. Aku terus melatih bahasa yang baru itu. Sampai akhirnya suaraku mulai keluar saat bahasa lidah yang baru itu mulai terbiasa di mulutku dan ucapannya pun sudah agak jelas. Suasana ruangan luas dan terang yang aku lihat sebelumnya itu pun sudah mulai menghilang. Aku berniat untuk mengucapkan bahasa lidah yang lama tetapi Roh Kudus mengingatkan agar tetap menggunakan bahasa lidah yang baru itu saja walaupun masih belum sempurna dan aku baru mendapat 1 kata saja. Saat PDS akan berakhir, pemimpin doa mengajak kami semua untuk tenang dan merasakan hadirat Allah sejenak sambil mengucap syukur. aku lalu tenang dan mulai mengucap syukur atas semua yang telah terjadi. Saat itu aku merasakan hadirat Allah itu kembali. Aku melihat aku berada di ruangan yang sangat luas itu lagi dan mengambil posisi sedang berdoa sambil berlutut. Dan ada satu sinar terang yang keluar dari langit dan menyinari aku yang sedang berdoa itu. Sinar itu cuma satu dan menuju padaku. Lalu saat itu aku melihat ada burung merpati yang turun kepadaku. Aku lupa jelasnya ada berapa burung merpati. Aku segera sadar itu adalah Roh Kudus. Aku hanya bisa bersyukur dan minta ampun lagi karena telah mendukakan-Nya tadi. Suasana itu segera hilang saat pemimpin doa akan menutup sesi doa korporat.
Aku sangat bersyukur bisa merasakan hadirat Allah kembali. Juga ditambah kosakata bahasa lidah yang baru yang telah diberikan-Nya. Aku berjanji tidak akan mendukakan Roh Kudus lagi. Entah sudah berapa kali aku berjanji seperti itu. Dan berapa kali juga aku melanggarnya. Aku juga masih seringkali merasa kalah atas intimidasi si iblis yang mengatakan bahwa aku belum lepas. Tapi aku ingat apa yang pernah diucapkan abang PA-ku. Bahwa pelepasan itu tidak harus selalu serta merta. Tetapi harus dibarengi dengan niat yang tulus dan mantap untuk lepas dari jeratan dosa itu. Dan aku sudah memilih posisi untuk lepas dari semua itu. Aku sudah memilih menang dari semua itu karena Tuhan. Tinggal kasih karunia Kristus yang luar biasa yang bisa menggenapinya dengan sempurna. GO GET GLORY!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar