Minggu, 24 Mei 2009

Bingung

Sabtu (23 mei 2009) malam sekitar pukul 20.00 aku pergi ke tempat temanku. Sebut saja “A”. Aku beristirahat disana sebentar sebelum melakukan kegiatan lainnya. Dia adalah salah satu sahabat terbaik yang aku punya. Karena aku sangat percaya padanya, maka aku mengajak dia bergabung denganku dalam suatu kegiatan yang aku ikuti. Awalnya dia tidak mau, karena dia memiliki keinginan lain yang menurutnya penting. Dan baginya jika ia bergabung denganku di kegiatan itu, keinginannya itu akan terganggu. Praise the Lord! Dia mau bergabung juga. Waktu itu saat aku datang dia sedang tidak berada di tempatnya. Dia sedang melakukan kegiatan lain di luar. Tapi dia sudah memberikan kunci tempatnya padaku, itu mungkin salah satu bukti kepercayaannya padaku. Dia datang dan membawa satu kabar yang sebenarnya tidak aku harapkan. Misalnya aku beri nama “kabar X”. kabar X ini berhubungan dengan kegiatan yang aku dan A ikuti.
Aku dulu pernah menduga bahwa kabar X ini akan terjadi. Tetapi seiring berjalannya waktu, aku dengan sangat yakin mengatakan bahwa kabar X ini tidak akan terjadi. Aku bertanya pada orang yang bertanggung jawab mengenai kabar X ini, dan ia bilang bahwa kabar X ini tidak benar. Aku juga bertanya pada beberapa orang mengenai kabar X ini dan mereka mengatakan bahwa kabar X ini tidak terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Aku semakin yakin kabar X ini tidak akan terjadi. Awalnya dulu saat menduga kabar X ini akan terjadi, aku bilang pada beberapa orang bahwa aku akan menerimanya dengan hati ikhlas. Tetapi saat kemarin aku mendengarnya bahwa kabar X ini betul, aku menjadi bingung. Banyak hal yang harus aku lepaskan jika kabar X ini terjadi.
Aku punya satu orang lagi yang sangat dekat denganku. Aku juga sangat mempercayainya. Sebut saja “B”. B adalah orang yang aku banggakan. Aku kenal B kurang lebih baru setahun. Tapi dalam setahun ini, dia memposisikan diri sebagai seorang yang sangat perhatian terhadap diriku. Bagiku dia adalah salah satu “hero” kebangganku, tapi tentunya Tuhan adalah “hero” yang utama. B adalah orang yang sangat aku usahakan agar aku bisa melakukan semua yang dimintanya. Itu semua karena aku tidak akan lama bersama dia lagi. Aku mengusahakan diriku berada dalam jalur yang tepat sehingga bisa melakukan semua yang B mimpikan dariku. Aku juga tentu berdoa agar aku bisa menepati apa yang dimintanya dariku. Aku berjanji dalam diriku, bahwa aku akan menepati semua yang B minta dariku. Dan aku berjanji saat mungkin B akan pergi, aku sudah bisa menepati sebagian yang dimintanya dariku. Aku percaya bahwa aku bisa menepatinya. Bahkan aku sudah berdoa pada Tuhan agar aku bisa menepatinya. Bahkan salah seorang kakakku pernah berkata bahwa aku bisa menepati janjiku pada B tersebut. Dia pernah berdoa untukku agar aku bisa menepati janjiku pada B tersebut.
Saat aku merasa diriku berada di jalur yang tepat untuk menepati janjiku pada B tersebut, kabar X itu pun datang. Jika kabar X ini terjadi, maka janjiku untuk bisa melaksanakan sebagian permintaan B padaku sebelum dia pergi akan sangat sulit untuk tercapai. Itu jadi suatu masalah tersendiri bagiku. Aku berada dalam suatu kondisi yang sangat tidak aku harapkan. Mungkin bagi beberapa orang, ini masalah yang sepele. Tapi aku tipe orang sangat setia pada orang yang dekat denganku. Aku berusaha menepati apa yang mereka minta. Beberapa kali aku harus membayar harga untuk menepatinya. Tapi akhirnya aku senang juga. karena aku punya prinsip, bukan suatu kebetulan mereka Tuhan taruh sebagai orang yang dekat denganku. “penempatan” mereka itu berarti suatu kepercayaan Tuhan padaku bahwa aku harus mampu “memperhatikan” mereka dengan baik. Karena aku sudah mendapat janji Tuhan 2 kali bahwa aku akan bergaul dengan orang-orang hebat di dunia, maka aku belajar memperhatikan orang-orang yang berada disekitarku sekarang ini. Aku tidak mau janji itu tidak tergenapi karena aku tidak memperhatikan orang-orang dekat yang ada disekitarku.
Aku menjadi bingung. Salah seorang yang aku teladani pun pernah berkata bahwa akan sangat sulit menepati janjiku pada B ini jika kabar X ini betul terjadi. Aku juga mempunyai satu mimpi lainnya yang tidak kalah utama menurut diriku. Aku berdoa pada Tuhan agar mimpiku itu tercapai. Dan ternyata Tuhan membuat aku berada di posisi yang sangat tepat menurutku untuk menepati mimpiku itu. Aku bersyukur dia membuat aku berada di jalur yang tepat tersebut. Aku seperti berada di setengah perjalanan untuk menepati mimpiku tersebut. Aku lalu diberi suatu kepercayaan oleh orang yang sudah sangat aku kenal baik. Sebut saja “C”. C walaupun baru aku kenal, dia sudah mengenal aku dengan baik. Dia sudah lumayan mengerti mendeskripsikan seorang Daniel seperti apa. aku pernah bilang pada C bahwa aku akan melakukan kepercayaan yang sudah dia percayakan padaku tersebut dengan baik. Itu aku katakan karena aku merasa berada dalam jalur untuk menepati mimpiku tersebut setelah C memberi kepercayaan tersebut padaku. C adalah orang yang bertanggung jawab menentukan kabar X ini. Dan aku pernah mendengar bahwa kabar X ini tidak betul darinya. Tetapi sabtu kemarin saat diberitahukan bahwa kabar X ini betul, C ada disana saat temanku A ini mendengar kabar X tersebut. Itu secara tidak langsung mengatakan bahwa C setuju mengenai kabar X ini. Aku sama sekali tidak mempersalahkan C akan masalah ini. Aku diajari selama kurang lebih 3 tahun untuk taat pada otoritas yang diatasku bagaimana pun kekurangannya dan itu aku terapkan dengan baik sampai saat ini (puji Tuhan!), dan tentunya sampai kabar X ini benar.
Ada niatku untuk memposisikan diriku lari terhadap kepercayaan C padaku ini. Jadi tidak apa-apa kabar X ini terjadi, tetapi aku lari dari tanggung jawab yang aku punya. aku memilih untuk menepati janjiku pada B dan melepas kepercayaan C padaku sekaligus melepas mimpiku tersebut. Itu karena aku sangat tidak mau tidak menepati sebagian janjiku pada B sebelum dia pergi. Tapi aku juga tahu bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang sangat mahal sekarang ini. aku tidak mau orang lain merasakan sesuatu yang negatif setelah aku melepas kepercayaan ini. aku tidak mau orang yang dekat denganku tidak diberi kepercayaan akan sesuatu lagi akibat aku melepas kepercayaan C padaku ini. tapi aku juga ingin menepati janjiku pada B. aku jujur sangat bingung!
Kabar baiknya, sahabatku A ini mengatakan dia akan melepas keinginannya semula dan memilih tetap bersamaku dan membantuku menjalani kepercayaan C padaku. Praise the Lord! Tuhan memberikan seorang sahabat yang rela melepas keinginannya semula yang menurut aku juga penting hanya demi menjalankan kepercayaan C padaku. Aku dikuatkan dengan perkataan A padaku tersebut. Memang aku butuh orang yang bisa aku percayai untuk menjalankan kepercayaan C padaku. A juga mengajak salah satu teman baik kami berdua untuk bergabung bersama. aku bersyukur punya partner yang bisa aku percayai dan aku percaya pada integritas mereka. Karena aku sudah sangat kenal baik siapa mereka.
Hari minggu aku bertemu dengan orang yang bisa mengarahkanku untuk menjalankan kepercayaan C padaku. Kami cerita banyak. Dan tampaknya aku berada di jalur yang tepat untuk menjalankan kepercayaan C padaku sekaligus menepati mimpiku tersebut. Tapi jujur, aku sekarang sebenarnya tidak mau ada di jalur ini. jika boleh memilih, aku akan melepas jalur ini dan memilih jalur untuk menepati janjiku pada B. Kabar X ini tanpa aku sadari membuat aku kelihatan tidak bersemangat. Lalu aku bertemu dengan salah seorang abang yang sudah mengenal aku dengan baik. Dia lalu berkata bahwa aku kelihatan tidak bersemangat hari ini. Dia bertanya apakah aku punya masalah dan aku jawab tidak. Aku saat itu merasa bahwa aku bisa mengatasi masalah ini sendiri. tetapi kemudian aku sadar aku kesulitan mengatasi dilema dan kebingunganku ini. aku harus memilih diantara 2 jalur yang sama-sama penting. Jalur 1 adalah menepati janjiku pada B dan melepas kepercayaan C padaku dan juga melepas mimpiku. Atau jalur 2 melaksanakan kepercayaan C dan mendapat mimpiku tetapi akan sangat sulit menepati janjiku pada B. Awalnya aku merasa bisa melaksanakan 2 jalur sekaligus. Tetapi kabar X ini membuat aku harus memilih 1 dan melepas lainnya. Minggu malam pikiran ini merasuk dengan sangat dalam. Aku belajar tetapi tetap saja tidak bisa melepas pikiranku tentang hal ini. Aku serasa ingin berteriak keras-keras atau menangis untuk melepas pikiranku ini. Aku tidak mau kehilangan salah satu dari itu.
Aku terus merenung harus memilih yang mana. Aku juga berdoa agar diberi hikmat harus memilih yang mana. Hmm, aku terpikir kira-kira apa yang akan dikatakan raja salomo jika mendengar masalahku ini. sekarang aku hanya bisa berdoa dan berharap diberikan hikmat oleh “pribadi” “yang lebih berhikmat” dari raja salomo yaitu Roh Kudus. Aku minta diberi keteguhan hati harus menempuh jalur yang mana. Jika aku harus menempuh jalur yang satu, maka aku minta Roh Kudus memberi hati yang legowo padaku melepas jalur lainnya disertai hati yang setia dan integritas untuk menempuh jalur yang sudah aku pilih tersebut. Aku saat ini masih bingung harus memilih yang mana. But I know, this is the best time to show my faith in God! GO GET GLORY!
Gogetglory.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar