Senin, 18 Mei 2009

Segera Lakukan langkah pertama!

Beberapa waktu belakangan ini, Tuhan mengajarkan banyak hal tentang statemen “aku percaya”. Aku sangat rhema dengan statemen ini. Ini salah satu statemen yang aku suka dan aku belajar untuk melakukan hal ini dalam setiap kehidupanku. Ini kelihatannya pernyataan sederhana dan simple. Tapi sebenarnya ini pernyataan yang luar biasa. Statemen “aku percaya” menggambarkan penyerahan total pada sesuatu yang kita percayai. Kita seperti sudah berserah sepenuhnya padanya. Ini bukan soal perkataan yang keluar dari mulut saja, melainkan soal sikap hati berserah sepenuhnya. Percaya mempunyai pengertian kurang lebih sama dengan beriman, walaupun beriman memiiki “level” yang lebih tinggi dari sekedar percaya.
Aku lalu diajar hal baru tentang hal ini. Seringkali kita bermimpi tentang sesuatu atau beriman tentang satu hal. Lalu kita mulai berdoa pada Tuhan agar hal itu digenapi. Itu bukan sesuatu yang salah. Itu benar. Hanya saja, aku diajar untuk tidak hanya berdoa saja tentang semua iman dan mimpiku. Tuhan menuntut suatu langkah nyata dari kita untuk menggenapinya. Mungkin kita berpikir berdoa sudah merupakan suatu langkah nyata untuk menggenapi mimpi kita. Atau kita mulai mencari suara Tuhan dan setelah mendengar-Nya kita berpikir kita sudah melakukan suatu langkah nyata. Memang benar kita harus berdoa dulu lalu mencari suara Tuhan tentang mimpi kita tersebut. Tapi Tuhan butuh suatu bukti juga dari kita bahwa kita sedang menghidupi mimpi dan iman kita tersebut. Tuhan mau agar kita tidak hanya berdoa saja, tapi berjalan sesuai iman dan mimpi kita tersebut.
Bagi Tuhan, akan sangat mudah menggenapi semua iman dan mimpi kita tersebut. Tetapi seringkali kita yang mempersulit semua itu tergenapi. Yang Tuhan tuntut dari kita hanya suatu langkah pertama untuk menggenapinya. Lalu langkah pertama itu dilanjutkan dengan langkah berikutnya. Dimana-mana, jika kita ingin melakukan sesuatu, pasti langkah pertama yang paling sulit (walaupun gak semua seperti itu). Misal kita ingin masuk ke suatu universitas terkemuka, maka yang paling sulit adalah tes masuknya. Jika sudah masuk, proses pembelajaran biasanya tidak sesulit yang kita bayangkan. mengapa itu semua bisa terjadi? Itu karena langkah pertama biasanya berjalan singkat dan cepat. Tetapi langkah pertama itu akan sangat menentukan langkah ke depan selanjutnya. Tidak ada langkah kedua jika langkah pertama tidak dilakukan. Semakin lama kita melakukan langkah pertama (maksudnya mengulur waktu untuk melakukan langkah pertama), maka semakin lama juga mimpi dan iman kita akan digenapi. Langkah pertama ini bukan dilakukan oleh Tuhan, tetapi oleh kita.
Lalu aku diperjelas tentang korelasi statemen “aku percaya” dan suatu sikap hidup. Statemen “aku percaya” tidak ada gunanya jika tidak dibarengi dengan suatu sikap hidup yang membuktikan kita sedang dalam kondisi percaya. Misalnya, saat aku sakit lalu berkata, “Tuhan aku percaya bahwa aku sudah sembuh”. Lalu ternyata aku sering mengeluh tentang penyakit itu sendiri. itu sedang tidak membuktikan suatu sikap hidup yang menggambarkan “aku percaya”. Jika aku gabung statemen “aku percaya” dan “lakukan langkah pertama”, maka kira-kira seperti ini: aku percaya akan satu hal, dan aku akan segera melakukan langkah pertama untuk membuktikan pada dunia luar bahwa aku percaya akan hal itu segera terjadi. sederhana bukan?! Yang sulit hanya melakukan langkah pertama.
Aku beri contoh lainnya. Jika aku berdoa pada Tuhan minta karunia menyembuhkan orang sakit, lalu aku percaya aku sudah menerimanya. Lalu ada temanku sakit dan aku tidak mau mendoakannya karena merasa ragu akan kuasa yang ada dalam diriku, sia-sialah semua doaku itu. Yang dituntut dariku hanya suatu langkah pertama untuk mendoakan temanku itu. Karena jika aku berani mendoakan temanku itu, maka jika disuruh mendoakan orang lain aku tidak akan pernah takut lagi. Walaupun misalnya teman kita itu tidak sembuh otomatis saat kita doakan. Yang sulit dari kasus diatas hanya suatu langkah pertama untuk mendoakan temanku tadi. Jika misalnya aku sudah melakukan langkah pertama tadi, maka langkah kedua akan jauh lebih berani karena sebenarnya langkah kedua tidak jauh beda dengan langkah pertama.
Penggenapan iman dan mimpi kita juga ditentukan oleh langkah pertama tersebut. Seperti yang sudah saya bilang diatas, semakin lama kita melakukan langkah pertama, semakin lama mimpi dan iman kita itu akan terwujud. Bayangkan jika Abram mengulur waktu untuk berangkat dari haran ke kanaan. Abram baru saja mendapat janji dari Tuhan dan abram percaya akan janji yang kelihatannya mustahil itu. Tetapi dia segera berangkat saat berumur 75 tahun dan berjalan dalam imannya tersebut. Dia baru saja melakukan langkah pertama dalam menjalani mimpi dan imannya tersebut. Tentu saja tidak mudah bagi Abram meninggalkan kampung halamannya dan semua saudaranya. Tetapi dia berani melakukan langkah pertama. Jika Abram berangkat misalnya saat berumur 80 tahun, mungkin penggenapan janji Tuhan akan diundur juga.
Oleh karena itu, segera lakukan langkah pertama dalam menggenapi mimpi dan iman kita tersebut. Memang dibutuhkan “energi ekstra” untuk melakukannya. Tetapi karena kita punya Tuhan yang akan menguatkan kita, maka seharusnya tidak sulit bagi kita untuk melakukan langkah pertama. So, buktikan statemen “aku percaya” yang kita katakan dengan suatu langkah pertama yang nyata untuk menggenapi semua mimpi dan iman kita.
GO GET GLORY!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar