Senin, 01 Juni 2009

Kuasa dan percaya diri.

Sejak aku mengetahui banyak hal tentang karunia Roh Kudus, aku mulai meminta beberapa karunia Roh Kudus agar aku dapat memilikinya. Dan puji Tuhan! Aku dikaruniakan beberapa karunia Roh Kudus itu. Lalu semenjak aku mengerti banyak hal tentang kuasa yang sudah aku dapat sejak aku menjadi anak Tuhan, aku pun mulai mempraktekkannya. Awalnya aku meragukan kuasa yang aku miliki, tetapi disinilah hebatnya kinerja Roh Kudus. Dia terus meyakinkan aku bahwa kuasa yang aku punya adalah nyata. Dan akhirnya aku mulai mempraktekkan kuasa yang aku punya.
Ayat alkitab yang sangat mengena padaku adalah dari Luk 4:36: Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar."

Disana dikatakan bahwa Tuhan Yesus melakukan pekerjaannya dengan penuh wibawa. Wibawa hanya bisa didapat jika orang tersebut sedang dalam kondisi percaya diri. Seorang pemimpin akan tampak berwibawa di depan anak buahnya jika dia dapat berkata-kata dan memberikan instruksi dengan penuh rasa percaya diri. Akan sangat terlihat perbedaan antara orang yang memiliki rasa percaya diri dan orang yang tidak memiliki rasa percaya diri. Akan terpancar wajah penuh wibawa dari orang yang memiliki rasa percaya diri. Jika kita perhatikan urutannya, maka yang disebut terlebih dahulu adalah wibawa baru kuasa. Itu artinya sangat jelas bahwa yang dibutuhkan terlebih dahulu adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri yang dimaksud disini bukan rasa percaya diri yang sangat berlebihan sehingga membuat kita menjadi sombong.
Wibawa juga mengandung pengertian bahwa Tuhan Yesus sudah sangat yakin bahwa Dia dapat “meng-handle” roh jahat tersebut. Orang yang yakin dapat melakukan pekerjaannya tentu akan terlihat berbeda dari orang yang ragu-ragu apakah dia dapat menyelesaikan pekerjaannya atau tidak. Akan terpancar rona wajah yang berbeda dari orang yang yakin tersebut. Dia tidak akan kuatir akan pekerjaannya. Dan hanya pada orang-orang seperti inilah pekerjaan besar akan dipercayakan padanya. Pemimpinnya tidak akan ragu mempercayakan pekerjaan besar padanya. Begitu juga dengan Tuhan kita. Jika kita memiliki rasa percaya diri untuk dapat melakukan kuasa-kuasa “sederhana” dalam hidup kita, maka akan Tuhan akan memberikan pada kita kuasa yang lebih “dahsyat” lagi.
Efek lain dari wibawa yang Tuhan Yesus tunjukkan adalah roh jahat itu pasti akan takut dan segan pada Tuhan Yesus. Saya beri satu contoh sederhana. Misalnya saya mengikuti suatu pertandingan tinju. Dan saya tidak memiliki rasa percaya diri yang cukup untuk bertarung dan menang. Musuh tentu sudah mengetahui hal itu dari rona wajah saya dan hasilnya saya hanya akan menjadi bulan-bulanan dari lawan saya tersebut. Lawan saya akan lebih bersemangat melihat saya tidak percaya diri. Tetapi jika saya memiliki rasa percaya diri untuk menang, maka tentu akan keluar tatapan penuh wibawa dari wajah saya. Lawan saya pasti sudah takut duluan melihat wajah saya yang terlihat optimis dan penuh percaya diri. Mungkin dia harus menelan ludah setiap saat matanya melihat mata saya yang penuh rasa percaya diri. Hasil akhir pertandingan bisa dimenangkan oleh kita. Jadi rasa percaya diri juga akan mempengaruhi lawan kita.
Mengapa disebut wibawa terlebih dahulu baru kuasa? Wibawa bisa berarti deklarasi kita pada dunia bahwa kita sedang dalam kondisi percaya diri. Dan kuasa berarti suatu kepercayaan dan wewenang dari Tuhan yang kita punya saat ini. Tuhan butuh orang-orang yang percaya diri dapat melakukan hal-hal besar, lalu setelah Dia temukan orangnya, maka Dia akan memberi wewenang pada orang tersebut. Tidak ada pemimpin yang berani mempercayakan suatu wewenang dan kuasa pada orang yang tidak percaya diri bahwa dia mampu melakukan wewenang dan kuasa tersebut. Contoh sederhana. Misalnya saya sedang dicalonkan untuk menjadi suatu direktur perusahaan besar. Lalu saat wawancara dengan pemegang saham, mereka bertanya apakah saya mampu mengurus perusahaan besar tersebut. Jika saya tidak percaya diri, maka saya akan katakan tidak mampu dan hasilnya saya tidak akan diberi jabatan direktur tersebut. Sederhana bukan???
Begitu juga dengan kuasa dan karunia yang sudah Tuhan percayakan pada kita. Seringkali kita merasa diri kita begitu “kecilnya” sehingga kita tidak berani melakukan kuasa yang sudah kita punya. kita dihadapkan dengan orang sakit di depan kita, dan hanya karena tidak percaya diri kita tidak berdoa untuk dia. Dan akhirnya kita tidak dapat mempraktekkan kuasa yang kita punya. dan banyak lagi contoh lainnya.
Sebenarnya masalah percaya diri bukan suatu yang sulit bagi kita. Kita hanya perlu yakin bahwa kita sudah memiliki kuasa itu. Kuasa itu telah diberikan pada kita sebagai anak-anak Allah. Jangan ragu untuk mempraktekkan kuasa itu. GO GET GLORY!
Gogetglory.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar