Lalu bagaimana kita mengetahui panggilan hidup kita? Hal yang pertama dan jelas sekali adalah merenungkan Firman Tuhan. Mazmur 119:105 berkata “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”. Pelita tidaklah menerangi jalan yang panjang. Dan dikatakan bahwa firman membuat kita bisa melihat jalan kita di tengah kegelapan. Itu mengapa saat teduh adalah hal yang mutlak dipelajari selama 4 tahun di kampus.
Efesus 2:10 berkata tentang pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Cara kedua mengetahui panggilan hidupmu adalah dengan cara melihat garis hidupmu ke belakang atau istilah yang sering dipakai adalah “connecting the dots”. Seorang pengkotbah berkata bahwa dengan melihat garis hidupmu ke belakang, anda bisa mendapat pewahyuan tentang panggilan hidup anda di depan, walaupun mungkin tidaklah jelas. Anda bisa percaya ini atau tidak. Tetapi saya lihat itu jelas sekali dalam hidup saya.
Mari lihat sekilas hidup Abraham. Dalam Kej 12:1, Tuhan berkata pada Abram “pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu.. ke negeri yang akan aku tunjukkan kepadamu”. Semua dari kita akan sepakat bahwa negeri itu adalah kanaan. Tetapi mari lihat hal menarik pada Kej 11:31. Disana dikatakan bahwa visi menuju kanaan sudah dimiliki oleh terah, ayah abram. Tetapi terah berhenti di haran dan tidak melanjutkan ke kanaan dan abram yang melanjutkan dari haran ke kanaan. Jadi pada waktu Tuhan bicara pada abram untuk pergi menuju suatu tanah yang baru dan harus meninggalkan saudaranya, abram bisa melihat hidupnya ke belakang bagaimana dia sejak kecil sudah diajak berpindah-pindah oleh ayahnya terah. Frasa “pergilah .. dari sanak saudaramu” pada kej 12:1 dilakukan abram pada waktu terah masih hidup dan abram belum mengetahui tentang panggilan hidupnya.
Mungkin ini sedikit membingungkan. Tetapi biarkan saya jelaskan sedikit. Pada kej 11:31 dikatakan bahwa terah membawa abram, sarai, dan lot pergi meninggalkan saudara-saudara mereka di Ur kasdim. Jelas disini abram belum mengetahui panggilan hidupnya Karena baru di kej 12:1 Tuhan berbicara pada abram. Mungkin anda bisa berargumen bahwa bisa jadi kej 12:1 terjadi sebelum terah mati. Tetapi kej 12:4 berkata dengan jelas bahwa abram pergi setelah mendengar Tuhan berfirman. Jadi urutannya jelas sekali: mereka pergi dari Ur kasdim – terah mati – Tuhan berfirman – abram pergi ke kanaan. Jika frasa “pergi dari sanak saudaramu” itu terjadi saat terah mati, maka logikanya adalah abram dan sarai meninggalkan lot. Karena lot lah saudara mereka satu-satunya di haran. Tetapi abram membawa lot ke kanaan. Jadi jelas sekali bahwa frasa “pergi dari sanak saudaramu” itu terjadi sebelum abram mendengar firman dalam kej 12:1.
Pelajaran yang bisa kita lihat adalah Tuhan sudah persiapkan hidup kita sedemikian rupa sejak semula, bahkan kita mungkin tidak sadari seperti kisah abram, untuk mencapai panggilan hidup kita. Kita bisa melihat pengalaman-pengalaman kita di belakang. Mungkin kita dulu sering bermimpi sesuatu yang besar, mungkin dari kecil kita berminat terhadap sesuatu, mungkin dulu pernah ada hamba Tuhan mendoakan kita tentang masa depan kita, dsb.
Hal terakhir yang bisa kita lakukan untuk mengetahui panggilan hidup kita adalah dengan bertanya pada pembimbing rohani kita. Pembimbing rohani yang benar adalah orang yang membela anak rohaninya lewat doa yang berkesinambungan. Lewat doa-doanya itu, Tuhan dapat berbicara pada pembimbing rohani mengenai bagaimana masa depan anak rohaninya kelak. Kej 49 berbicara tentang bagaimana Yakub berkata mengenai masa depan kedua belas anaknya kelak. Dan itu terjadi! Mungkin tidak semua pembimbing rohani diberitahukan mengenai masa depan anaknya kelak. Tetapi Tuhan juga bisa pakai cara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar