Yakobus 5:17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
Ayat ini begitu me-rhema. Ayat ini keluar bukan saat-saat khusyuk dalam saat teduh, atau persekutuan doa, atau ibadah di gereja. Tetapi saat saya sedang mandi dan mencuci muka dengan sabun cuci muka. Muka saya terasa gatal karena debu di jalan.
Yaa, memang dari tingkat 3 kuliah, ada sejenis alergi di wajah saya dan membuat gatal. Sehingga jika digaruk, lama-lama menjadi flek-flek. Dulu saya gunakan sebuah cream dari dokter wajah. Cream itu akan buat kulit wajah saya terkelupas. Kulit matinya terkelupas dan diganti kulit yang baru. Memang pada akhirnya wajah saya bisa mulus lagi. Tetapi rasanya,, OMG! Perih selama 3-6 hari.
Dan alergi itu muncul kembali jika terkena udara kotor saat naik motor (does it means i need car? ) . Akibatnya flek-flek hitam muncul lagi di wajah saya karena saya garuk (bukan garut).
Saat di kamar mandi itulah, Roh Kudus bicara tentang ayat itu. Seolah saya ingin ganti kalimat itu menjadi : Daniel adalah manusia biasa yang mukanya ada flek-flek hitam seperti si X, tetapi dia sungguh-sungguh berdoa maka flek-flek hitam di wajahnya itu menghilang.
Wow! Saat itu saya kegirangan di kamar mandi. Bukan karena flek nya sudah hilang (dia masih ada sampai sekarang tetapi saya beriman dia akan segera hilang tanpa cream yang menyakitkan itu), tetapi saya temukan iman untuk masalah saya yang lain.
Saat ini ada banyak pergumulan pribadi yang saya alami, itu mencakup banyak hal. Seolah saya berpikir saya tidak bisa menangi semua pertarungan iman itu. Tetapi ayat diatas kuatkan saya lagi.
Elia adalah manusia biasa, sama seperti Daniel dan anda. Tetapi dia sungguh-sungguh berdoa. Jadi pertanyaannya, apakah Daniel (dan anda) sungguh-sungguh berdoa atau tidak?
Jika Daniel (dan anda) sungguh-sungguh berdoa, maka mungkinkah Daniel (dan anda) cuma berdoa jika sedang ingat akan masalah itu? Mungkinkah berdoa cuma sekali dalam sehari dan memakan waktu 5 menit? Mungkinkah kesungguhan itu berarti akan berdoa bolong-bolong? Tentu tidak!
Jika Daniel (dan anda) bilang sungguh-sungguh ingin belajar, apakah itu berarti anda belajar cuma sekali dua hari? Bolong-bolong? 15 menit dalam sehari? Bahkan dua seminggu? Tentu tidak!
Jika Daniel (dan anda) sungguh-sungguh berdoa, maka pasti frekuensi doanya dalam sehari akan sering dan memakan waktu. Itu mungkin (atau seharusnya) dipenuhi dengan erangan, teriakan, dan air mata. Mungkin dilewati dengan puasa beberapa hari. Dan tindakan-tindakan iman yang lain. Itulah kesungguhan doa yang seharusnya.
Perumpamaan Yesus tentang kesungguhan berdoa digambarkan dengan jelas dalam perumpamaan tentang hakim yang tidak benar dan seorang janda (Luk 18). Janda itu sungguh-sungguh meminta pada hakim yang tidak benar itu. Kesungguhannya dilihat dari frekuensi kedatangannya pada hakim itu. Lalu cara janda itu meminta sedemikan rupa sehingga dianggap menyusahkan hakim itu. Pada akhirnya kesungguhan janda itu membuahkan hasil yang baik padanya.
Mungkin jika ada yang bertanya pada Daniel (dan anda) apakah berdoa untuk masalah ini dan itu. Lalu jawab Daniel (dan anda) adalah "Ya". Tetapi pertanyaan berikutnya adalah "apakah Daniel (dan anda) sudah sungguh-sungguh berdoa?".
Hal selanjutnya adalah doa yang spesifik. Elia meminta hujan tidak turun dan hujan tidak turun. Permintaannya jelas pada Tuhan. Maka perjelas juga doamu.
Elia dapatkan apa yang dia minta. Maka Daniel (dan anda) pun bisa. Kita sama-sama manusia biasa dan kita juga berdoa pada Tuhan yang sama. Tetapi mungkin perbedaannya adalah pertanyaan ini : "apakah anda sungguh-sungguh berdoa?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar