Selasa, 01 Maret 2016

Waktu, dimensi Allah yang penuh misteri

Hampir semua aspek dari Allah bisa kira jangkau dan rasakan. Kita bisa merasakan hati-Nya yang penuh belas kasihan, kita bisa merasakan uluran tangan-Nya menyembuhkan kita, kita bisa tahu apa rancangan-Nya akan hidup seseorang lewat suara nabi-nabi-Nya, dan sebagainya. Tetapi ada hal-hal dari Allah yang juga tidak bisa kita jangkau, yaitu pikiran-Nya. Firman Tuhan berkata bahwa bagai bumi dan langit demikianlah bedanya pikiran manusia dan Allah.

Pengkotbah 3:1 : segala sesuatu ada masanya, apapun di bawah langit ada waktunya

Ada satu dimensi dalam pikiran Allah yang sangat sulit dijangkau oleh manusia, yaitu waktu. Waktu adalah hak mutlak dari Allah yang tidak bisa diintervensi oleh manusia. Ya, bisakah anda tetapkan kapan anda akan lahir dan meninggal? Bisakah anda tetapkan kapan seseorang yang anda layani bertobat sepenuhnya? Tidak bisa. Mungkin kita berkata bahwa mujizat “instan” yang terjadi saat itu juga adalah bentuk dari kita yang bisa “mengatur” waktu. Tetapi itu tidak benar. Mujizat instan itu juga sudah ada dalam timeframe Allah.

Allah berkata bahwa Dia akan memberitahukan segala sesuatu kepada orang yang mengasihi Dia. Tetapi seringkali Dia merahasiakan waktunya. Dia tidak bermain-main dengan Abraham mengenai janji akan keturunannya. Tetapi dia tidak beritahukan kapan waktunya. Allah juga tidak bermain-main saat mengurapi Daud menjadi raja lewat tangan Samuel. Tetapi Allah tidak memberitahukan kapan Daud akan duduk di atas tahta Israel. Bahkan mengenai kedatangan-Nya yang kedua pun dikatakan bahwa tidak ada yang tahu kapan waktunya tiba (mat 24:42).

Dari sinilah keluar sebuah fakta bahwa janji Tuhan seringkali tidak disertai dengan kapan waktunya janji itu akan digenapi. Lalu apa maksud Tuhan disini?

Pengkotbah 3:11 : Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya

Allah adalah EO terbaik sepanjang sejarah. Ketika Dia buat sesuatu event, maka Dia akan mempersiapkan event itu sebaik mungkin. Mengapa? Karena jika event itu berantakan, maka nama besar-Nya sebagai Allah akan tercemar. Dan hal yang lebih utama lagi adalah Allah adalah pribadi extraordinary, Dia tidak suka sesuatu yang biasa. Dan yang lebih saya suka adalah, Dia adalah pribadi yang suka memberikan surprise kepada orang yang dikasihi-Nya.

Ketika janji Tuhan itu seolah mengawang-ngawang dan tidak akan terpenuhi, maka sadari bahwa itu belum waktunya. Berpikirlah bahwa Tuhan sedang membuat suatu waktu terbaik agar janji itu terealisasi. Dia sedang siapkan “pesta besar” untuk janji itu. Dan karena itu, maka persiapannya pun lebih sulit dari biasanya sehingga membutuhkan waktu lebih panjang.

Jika saja Abraham langsung mendapatkan anak pada tahun pertama sesudah ia mendengar janji Tuhan, maka tidak akan ada kisah iman yang luar biasa yang bisa kita ikuti. Proses panjang itu membuat Abraham mendapat gelar bapak orang beriman. Semua tahu bahwa Abraham sempat gagal dan berharap sesuatu yang instan lewat kisah hagar dan Ismail. Tetapi dari kejatuhannya itu, dia masih tetap berharap.

Berbeda dengan Abraham, Daud tidak suka hal-hal berbau instan. Memang dia tidak harus menunggu lama untuk janji menjadi raja. Tetapi dia melewatkan dua kali “shortcut” dengan cara tidak membunuh Saul. Daud tidak mau bermain-main dengan waktu Allah. Dia sabar menanti. Tahukah anda bahwa waktu adalah salah satu elemen terpenting dalam iman? Waktu menguji kemurnian iman itu. Waktu juga yang membuat iman itu menjadi sesuatu yang sangat berharga. Waktu juga yang membuat seseorang menjadi raksasa iman. Jika saya dan anda ingin sesuatu yang instan dari janji Tuhan yang besar, maka sia-sia lah iman kita. jika anda tidak mau menunggu, maka janganlah beriman. Jika anda beriman, maka anda harus mau menantikan waktunya dengan sabar.

Waktu juga yang membuat seseorang “layak” untuk menerima janji itu. Karena janji Tuhan itu besar, maka tidak mungkin Dia berikan itu pada seorang “anjing atau babi” (matius 7:6). Jika orang itu belum siap, maka janji itu akan menjadi sia-sia. Waktu yang membuat orang itu siap menerima janji Tuhan. jadi jika janji itu belum digenapi, lembutkan dirimu untuk mau diproses Tuhan lebih lagi.

Akhir kata, manusia boleh berharap sesuatu yang instan dan cepat, tetapi waktu adalah kedaulatan Tuhan. di bumi ada mie instan, sayangnya di surga tidak ada. Menantilah dengan sabar. Karena penantianmu akan janji Tuhan tidak akan pernah sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar