Selasa, 03 September 2013

kekristenan tanpa doa = omong kosong

Api akan menghasilkan api!

Tidak ada kisah “cinta pada pandangan pertama” di pertemuan Allah dengan Musa di gunung Horeb (kel 3-4). Yang terjadi adalah kegentaran dan ketakutan ilahi. Tidak ada romantisme dan gejolak-gejolak cinta disana. Yang ada adalah Musa sangat ketakutan (kel 3:6). Entah seberapa “mengerikan” wajah Tuhan disana, tetapi musa harus menutup mukanya karena takut. Dia sadar ada Allah disana. Jika seorang pria dapat jatuh cinta dan bahkan rela memberikan nyawanya pada seorang wanita karena jatuh cinta pada pandangan pertama, maka adalah sangat logis bagi musa untuk lari dari Tuhan karena impresi pertama yang sangat mengerikan. Ditambah tugas yang sangat berat dan konyol dari Allah, maka dia seharusnya lari saja!

Tetapi kawan, perjumpaan pertama yang kelihatan sangat mengerikan bagi musa telah membuat dia jadi pribadi yang berbeda. Allah adalah api yang menghanguskan (ibr 12:29). Perjumpaan musa dengan Allah yang adalah api membuat dia menjadi api. Dari seorang pecundang yang berkata kalau dia tidak pandai bicara, menjadi orang yang berkata “hapuskan saja namaku dari kitab kehidupan jika Engkau tidak mengampuni dosa mereka (kel 32:32)”.

Apa rahasia pelayanan yang berkobar-kobar? Jawabannya Cuma satu : bertemulah dengan Allah yang adalah api. Begitu banyak orang sadar jika pelayanannya dingin dan tidak segera berlari pada Allah. Maka saya katakan, datanglah pada Allah. Ketika Yesaya melihat kemuliaan Allah (kembali dengan kegentaran dan ketakutan, yes 6), maka semua pelayanannya yang penuh api dimulai. Begitu banyak juga orang melihat pada segudang kekurangan dirinya dan tidak mau ikut melayani. Tetapi contohlah Yeremia yang bertemu dengan Allah dan Allah menjamah semua hidupnya, dan dikenallah Yeremia sebagai nabi yang sangat keras menegur raja-raja Yehuda.

Tidak ada ketakutan, karena api tidak pernah takut akan apa pun juga. Api tidak pernah meminta ijin untuk membakar sesuatu. Tetapi selama bisa, dia akan membakar apa saja. Maka pelayanan yang penuh dengan api Tuhan, akan hasilkan kebangunan rohani dimana-mana.

Tidak ada stagnasi dalam pimpinan Roh Kudus!

Ketika kebangunan rohani belum terjadi, maka orang akan berkata ini bukan waktunya Tuhan. maka akan timbul satu pertanyaan kecil : apakah Allah rela menunda keselamatan pada jutaan jiwa di waktu ini? bukan Allah yang rela, tetapi semua rekan sekerjanya di muka bumi (baca : manusia yang mengaku kristen) rela saudara-saudaranya yang lain masuk ke nereka. Saat mereka tidak mau memberitakan injil, saat mereka tidak mau berdoa, dan saat mereka fokus pada kegiatan yang berlabel rohani dan tidak hasilkan apa-apa, dan saat mereka hidup untuk diri mereka sendiri.

Begitu banyak orang mengaku bergaul dengan Roh Kudus dalam kehidupan rohani mereka. tetapi jika demikian, maka seharusnya hati mereka penuh dengan hati Bapa. Jika 2 orang sahabat berjalan bersama selama beberapa waktu (misal X dan Y), maka adalah sesuatu yang mustahil jika X tidak mengetahui apa beban hati utama Y (karena mereka sahabat). Untuk apa Yesus datang ke dunia? Dia datang bukan untuk orang sehat, tetapi untuk orang sakit. Maka akan ada kabar yang sangat mengerikan buat gereja, jika hari ini Yesus datang, maka dia mungkin akan memilih mengunjungi orang-orang yang penuh dosa yang terus diabaikan gereja daripada datang kepada gereja. Dia memilih mencari orang berdosa, sebelum hari penghakiman tiba.

Banyak orang bahkan mengaku menerima karunia-karunia Roh Kudus tetapi tidak melakukan apa-apa. Apakah karunia itu Cuma dipakai di dalam gereja (misal berbahasa roh)? Begitu banyak orang terbuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, tetapi lupa untuk apa digunakan. Ada 2 alasan utama mengapa Roh Kudus turun ke atas semua manusia : penginjilan dan berdoa. Roh Kudus turun supaya saya dan anda jadi saksi sampai ujung bumi (kis 1:8) lalu supaya saya dan anda dapat berdoa dengan luar biasa (roma 8:26). Jika karunia itu Cuma “aksesoris” selama ibadah, maka sia-sialah Dia turun atas hidup kita.

Kekristenan tanpa doa = omong kosong!

Cukup dengarkan satu kotbah dari satu pendeta maka anda akan siap menjadi pengkhotbah baru. Cukup baca satu renungan maka anda akan siap untuk berbicara di kelompok PA/komsel/pemuridan anda. Bahkan ikutilah semua acara motivasi-motivasi sekuler, maka anda akan cukup mahir menjadi seorang konselor rohani. Inilah kematian di lingkungan kristen!

Kegiatan-kegiatan rohani, komsel-komsel, PA-PA, ibadah, dan apapun yang berlabel kekristenan yang tidak dibela lewat doa, akan hasilkan kematian rohani! Khotbah dan share yang dihasilkan tanpa doa dan dimasuki beberapa humor tetap akan hasilkan kekaguman yang luar biasa dari audience. Tetapi itu Cuma hasilkan efek sesaat pada jiwa. Tetapi kotbah-kotbah yang penuh dengan doa dan mungkin terkesan keras dan menegur, akan hasilkan efek kekal. Begitu banyak kegiatan rohani dan kotbah yang ada ditujukan untuk menyenangkan jiwa. Tetapi itu tidak akan membangkitkan orang lain dari kematian rohaninya. Mereka takut kehilangan jemaat, takut ditolak, di cap rohaniawan, dan lainnnya. tetapi marilah teladani Yesus. Begitu banyak orang memuja-Nya, tetapi begitu banyak juga yang menolak-Nya! Parameter keberhasilan suatu acara Kristen bukanlah dari berapa orang yang datang, seberapa mewah acara tersebut, dan segudang lainnya. tetapi bagi Allah, parameter keberhasilan suatu acara kristen adalah : berapa orang yang diubahkan hidupnya oleh Kristus!

Belas kasihan manusia sangat bertolak belakang dengan belas kasihan Allah! Belas kasihan manusia berkata : “tidak enak menegur dia, nanti dia tersinggung”. Tetapi belas kasihan Allah berkata “lebih baik menghajar dia, daripada dia berjalan menuju neraka”. Belas kasihan manusia melihat pada jiwa dan sesuatu yang sementara, tetapi belas kasihan Allah melihat pada sesuatu yang kekal. Dan belas kasihan Allah Cuma bisa lahir lewat doa! Tidak ada tawaran untuk ini. dan berdoalah agar belas kasihan Tuhan turun atas hati kita yang dingin.

ketika sodom dan Gomora hendak dihancurkan, maka Allah berpikir untuk memberitahukan hal besar dan bersejarah itu pada Abraham. Dan timbullah tawar-menawar antara manusia dengan Allah (yaa, manusia menawar Allah!). kawan, jika Allah ingin melakukan pekerjaan besar di bumi, maka Dia akan ceritakan itu pada manusia dan MENGHARUSKAN mereka untuk berdoa. Pentakosta terjadi karena ada murid-murid yang berdoa(kis 2). Israel menang dari amalek karena ada musa yang terus mengangkat tangan pada Allah (kel 17). 12 murid dihasilkan karena ada Yesus yang berdoa semalam-malaman bagi mereka (luk 6:12).

Pola kebangunan rohani selalu berbeda-beda. Tetapi harganya tetap sama : DOA! Memang benar Yesus sudah membayar segala sesuatu lunas di kayu salib. Tetapi doa adalah untuk mengubah kita. Mengubah kekerasan hati kita, mengubah kita yang masih jatuh bangun dalam dosa, mengubah segala sesuatu dalam hidup kita.

dan singkat cerita : terbuka 2 lowongan pekerjaan di bumi : untuk menjadi pendoa-pendoa yang merindukan jiwa-jiwa dibawa pada Kristus, dan sekaligus menjadi pemberita injil keselamatan. Lalu gajinya? Sesuatu berkat kekal dan luar biasa di surga dan akan dinikmati juga di bumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar