Kamis, 02 Juli 2009

Pergunakan kuasa kita


Beberapa waktu lalu abang sekolahku menderita kecelakaan serius dan mengakibatkan dia harus meregang nyawa sampai saat ini. dia abang yang sangat aku hormati dan aku banggakan. Itu karena dia abang absenku di sekolahku dulu. awalnya dia dirawat di Bandung lalu setelah itu dipindahkan ke Jakarta. Aku tidak sempat menjenguk dia di Bandung karena saat aku tahu dia kecelakaan dan dirawat aku sudah pulang ke Bekasi. Jadi aku menjenguk dia saat sudah dirawat di Jakarta. aku saat itu datang bersama salah satu sahabatku menjenguknya. Abangku itu dirawat di ruangan ICU. Kami datang lalu bercerita bersama ibunya. Ibunya pun hanya menangis dan minta dukungan doa dari kami. Keluarga abangku itu adalah seorang katolik. Lalu kami berdua pun masuk ke ruangan ICU. Tapi karena pakaian yang harus dipakai saat masuk ruangan ICU terbatas, maka sahabatku masuk duluan lalu sesudah itu aku masuk. Aku melihat sendiri bagaimana kondisinya yang sangat buruk. Tim dokter sudah angkat tangan dan sudah pasrah pada kondisi abangku itu. dia masih bisa hidup karena banyak alat yang terpasang di tubuhnya. Jika tidak ada semua alat canggih itu, mungkin nyawanya tidak tertolong lagi.

Saat giliran aku masuk, aku sangat sedih akan kondisinya. Abangku dalam kondisi sadar tetapi tidak dapat bicara karena banyak selang yang masuk ke mulutnya. Dia lihat aku datang. Aku coba berkomunikasi dengannya. Aku coba menghiburnya. Lalu setelah beberapa saat aku mengajaknya berdoa. Aku mengetahui prinsip bahwa kita sebagai anak Tuhan sudah diberikan kuasa untuk menyembuhkan orang lain. Oleh karena itu dalam doaku aku pertama-tama mengucap syukur atas semua yang terjadi. Juga aku mengucap syukur atas kuasa-Nya yang telah diberikan untukku. Lalu setelah itu aku mulai memerintahkan organ tubuhnya untuk mulai berfungsi kembali. Aku juga memerintahkan semua sakit penyakit itu keluar. Lalu setelah itu aku berhenti berdoa. Saat berhenti, aku lihat abangku melihat padaku. Hatiku mulai bersedih dengan sangat. Aku mau menangis. Suaraku mulai serak. Padahal seharusnya aku datang dengan tujuan mendoakan serta menghibur dia. Bukan untuk menangis melihat kondisinya. Saat aku mulai bisa mengendalikan hatiku, aku ajak dia berdoa lagi. Kembali aku lakukan hal yang sama. Selesai berdoa, aku lihat mata abangku tertutup. Aku yakin dia juga sedang berdoa, bukan tidur. Karena untuk tidur dia butuh morfin. Aku lalu memegang kepalanya dan memerintahkan sukacita turun atasnya. Lalu abangku membuka matanya lagi. Setelah berkomunikasi beberapa saat, aku pamit minta pulang. Lalu aku kembali bertemu dengan ibu abangku itu bersama sahabatku. Kami bertiga lalu sepakat berdoa bersama dan aku yang memimpin. Kembali aku lakukan hal yang sama, memerintahkan sakit penyakit pergi dari tubuh abangku itu. setelah itu kami pamit pulang. Lalu aku mendengar kondisi abangku kadang baik kadang menjadi sangat buruk dan hampir meninggal. Aku cuma bisa berdoa sekarang.

Yang mau aku bahas disini adalah pergunakan kuasa yang sudah Tuhan berikan pada kita. Banyak dari antara kita belum paham bahwa kita sudah punya kuasa atas berbagai hal. Kita mampu melakukan apa yang sudah Tuhan Yesus lakukan bahkan hal-hal yang lebih hebat lagi. Kita saat lahir baru sudah “ditahbiskan” menjadi anak-anak Allah. Oleh karena itu kita dapat melakukan banyak mujizat luar biasa. Tetapi tidak serta merta hal itu bisa kita lakukan. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.

Yang pertama kita harus paham dan yakin sepenuhnya bahwa kita sudah memiliki kuasa itu. banyak orang Kristen sudah tahu bahwa mereka punya kuasa melakukan mujizat, tapi mereka mengingkarinya. Dalam ibrani 11:6 dikatakan bahwa “barangsiapa berpaling pada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada”. Banyak dari kita yang secara teori sudah tahu bahwa kita punya kuasa, tapi saat dia sedang melakukan praktek, dia mengingkari kuasa itu. sama seperti menurut ayat diatas dimana dikatakan orang beribadah pada Tuhan harus yakin Tuhan ada. Bukan hanya prakteknya di depan orang kita beribadah tapi dalam hati mengingkari-Nya. Begitu juga saat berada dalam kondisi dimana kita akan melakukan mujizat, yakinlah bahwa Tuhan sudah memberikan kuasa itu pada kita.

Yang kedua penuhi hati kita dengan belas kasihan. Karena hanya dengan belas kasihan kita bisa menggerakkan hati Bapa. Hati yang penuh dengan belas kasihan menandakan hati kita sedang murni di hadapan Tuhan. Bukan dengan hati yang ingin show di depan orang lain. Jika ada perasaan seperti itu, maka artinya mulai ada timbul kesombongan dalam hati kita. Dan Tuhan benci pada orang sombong ( 1 pet 5:5).

Yang ketiga lakukan di momentum yang tepat. Jangan takut pada kondisi sekeliling dimana mungkin banyak orang tidak percaya yang sedang melihat kita saat itu. jangan pedulikan hasil akhir. Kita butuh momentum untuk mulai berdoa dan melakukan mujizat. Dan biasanya Roh Kudus sendiri yang akan melakukan momentum itu. seringkali saat hati kita sudah mulai dipenuhi dengan rasa belas kasihan dan ingin menangis. Jangan tahan-tahan untuk berdoa. Yang dibutuhkan hanya langkah pertama. Karena jika kita sudah mulai berdoa dan hati kita sudah “penuh” rasa belas kasihannya, maka akan sulit dihentikan. Yang penting adalah langkah pertama. Baca lebih lengkap di “Segera Lakukan langkah pertama” yang ada di blog ini juga.

Yang keempat lakukan dengan penuh wibawa dan otoritas. Disini juga bicara soal beriman. Ciri orang yang memiliki kuasa adalah dia penuh dengan wibawa. salah satu tulisan saya di blog ini berjudul “kuasa dan percaya diri”. Disana dikatakan korelasi kuasa dan wibawa. Dalam Luk 4:36 dikatakan dengan penuh wibawa Tuhan Yesus mengusir setan. Ya, hanya dengan wibawa engkau dapat menyuruh orang lain melakukan ini itu. jika tidak ada wibawa, mustahil ada orang yang akan mau disuruh-suruh sama kita dengan hati yang tulus. Begitu juga dengan roh sakit penyakit. Dia hanya akan pergi jika dia melihat yang mengusirnya penuh dengan wibawa dan otoritas. Cara yang paling mudah adalah dengan bersikap penuh percaya diri, muka tanpa ada keraguan, lalu katakan dengan nada suruhan. Jadi jangan kita berdoa untuk orang lain dengan muka ragu dan seperti terkesan “memohon” agar roh penyakit itu keluar. Tetapi dengan muka yang mantap dan percaya diri lalu katakan “saya perintahkan engkau keluar”. Ya, “saya perintahkan”, bukan “saya mohon”. Mungkin terkesan sombong. Tapi jika poin yang kedua diatas sudah dilakukan, maka potensi rasa sombong akan sangat kecil dan hati kita tetap murni.

Yang terakhir dan sangat penting, tetap memakai “jubah kebesaran, tongkat kerajaan, dan cincin kerajaan” Allah. Apa maksudnya? Begini, kita sudah tahu bahwa posisi kita adalah sebagai anak-anak Allah. Dalam aturan hukum, seorang anak raja atau pangeran tidak boleh menggunakan kuasa untuk melakukan hal-hal penting jika bapaknya atau sang raja masih hidup. Baru jika sang raja meninggal, maka sang anak bisa berkuasa sepenuhnya. Tetapi sang pangeran juga dapat mengambil keputusan-keputusan penting jika sang raja “meminjamkan” jubah kebesaran, tongkat kerajaan, dan cincin kerajaan pada sang pangeran. Kita tidak bahas jika sang pangeran melakukan kudeta dan mengambil paksa kekuasaan. Disini kuncinya. Karena Allah kita tidak pernah mati, maka kita baru akan memiliki kuasa jika semua itu ada pada kita. Bagaimana caranya? Sang raja tidak mungkin menyerahkan 3 simbol kerajaan itu pada sang pangeran jika sang pangeran masih dianggap belum cukup dewasa menerimanya. Begitu juga dengan Tuhan, Dia tidak akan memberikan kuasa pada kita jika kita masih belum dewasa. Maksud dewasa disini adalah bukan soal usia mengikut Tuhan, tapi soal masalah kondisi hati kita yang penuh kedewasaan. Dan tentu saja cara dengan menjadi dewasa adalah dengan berdiam terus dekat Bapa (seperti salah satu judul lagu).

Hasil akhir bukan menjadi masalah. Aku sangat rhema dengan perkataan salah satu penatua gerejaku yang mengatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang tidak minta bukti dari Tuhan. Yaa, jangan terburu-buru minta bukti mujizat terjadi, itu menandakan kita tidak berserah sepenuhnya pada Tuhan. Aku baru menemukan ayat spektakuler, fantastis, dan bombastis ( seperti yang biasa dikatakan salah satu presenter di acara bukan empat mata, hehehe..) dari mazmur 8:6, dimana dibilang disana bahwa kita diciptakan hampir sama dengan Allah. Wow!!! Hampir sama dengan Allah, bro! ini bicara juga soal kuasa yang kita punya hampir sama dengan Allah. Itu artinya kita juga dapat melakukan mujizat sama seperti yang Tuhan Yesus pernah lakukan.

Oleh karena itu, lakukan kuasa yang sudah kita punya. karena dunia sedang menanti saat dimana kuasa Tuhan itu dinyatakan oleh anak-anak-Nya. Go get glory!

Gogetglory.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar