dengan iman aku melangkah maju,
dengan doa aku klaim segala sesuatu,
dan dengan melayani aku kerjakan panggilan itu..
Assalamu’alaikum Wr.Wb, shalom aleichem…
Aku kembali dibukakan soal kelimpahan yang menjadi bagian Sion. Dan aku percaya, kelimpahan adalah bagian kita juga secara perseorangan. Tuhan br saja wahyukan beberapa hal ke aku soal kelimpahan kembali.
Mari kita baca sejenak di yesaya 60. Ini janji Tuhan soal Sion. Coba baca baik-baik ayat 5, 6, 9, 11, 13, 16, dan 17 (total ada 7 ayat, angka sempurna!). perhatikan baik-baik ayat itu. Semua itu bicara tentang kelimpahan. Tapi perhatikan sumber dari kelimpahan itu. Sumberny bukan berasal dari orang percaya. Tapi dari orang fasik! Dari orang-orang yang belum kenal Tuhan. Amsal 13:22 bicara tentang : kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar. Jadi sumber kelimpahan sion adalah dari orang fasik. Jadi sumber pemasukan utama kita adalah dari orang-orang dunia ini! Aku berpikir ada hal yang salah di banyak pelayanan. Kita mulai berpikir para alumni pelayanan itulah yang mensupport dana pelayanan itu, tetapi itu tidak alkitabiah. Yang benar adalah orang-orang fasik yang akan mensupport kita. Tuhan “tidak cukup” dimuliakan jika pelayanan mengalami kelimpahan karena alumni yang kaya. Missal ada orang bertanya pada pelayanan anda darimana semua sumber uang pelayanan ini, lalu jawab anda ini berasal dari para alumni yang kaya atau anggota pelayanan yang kaya. Ya wajar jika kita kaya karena ada alumni yang nabur. Tetapi bayangkan sekarang, klu kita di tanya hal yang sama dan jawaban kita spt ini : sumber dana kami berasal dari konsorsium pengusaha arab saudi dan dubai lho. Wow! Mereka akan terheran-heran akan pekerjaan Tuhan menggerakkan orang kedar sendiri untuk berkati kita. Ini baru alkitabiah. Nama Tuhan “lebih” dimuliakan. Bayangkan saat kita pergi misi dan sumber dana dari para pengusaha muslim, ini baru alkitabiah. Tetapi bukan berarti adalah hal yang buruk jika para alumni dan anggota pelayanan adalah orang yang kaya dan suka menabur. Ini baik, bahkan sangat baik, tetapi ini bukan gol akhirnya.
Tetapi bukan maksud aku tidak ada bagian dari orang percaya sendiri. Ada level-level kelimpahan yang harus kita alami. Tuhan memang sudah janjikan kekayaan bangsa-bangsa akan datang ke sion, tetapi gimana cara mengalaminya? Ada “pintu” yang harus kita buka, dan kuncinya bernama : menabur. Keluaran 35 : 4-29 bicara tentang taburan orang israel untuk pembangunan rumah Tuhan. Inilah awal dari kelimpahan Israel: menabur.
Level pertama dari kelimpahan adalah merelakan dari kita untuk menabur bg pekerjaan Tuhan. Baru level kedua bicara tentang kekayaan bangsa-bangsa yang akan datang ke kita. Lalu level terakhir adalah kita menjadi jawaban soal kebutuhan keuangan orang lain atau pelayanan lain di luar pelayanan kita sendiri (tentang jemaat makedonia yang menabur untuk pelayanan lain). Ada langkah-langkah yang harus kita ambil.
Saingan utama Tuhan adalah mamon (uang). Dia sendiri akui itu. Kenapa sangat banyak alumni pelayanan kampus yang setelah lulus langsung cari kerja di kota-kota besar dan tidak mau “meresikokan” dirinya untuk melayani Tuhan. Ini karena tidak ada kemenangan soal uang selama mereka di kampus. Kita selama ini sering bicara tentang jiwa-jiwa, pemuridan, suku-suku bangsa. Tetapi perhatikan baik-baik, kemana anda setelah lulus dari kampus? Apakah orientasi anda sudah menjadi masa depan dan uang? Atau masih tetap jiwa-jiwa seperti di kampus? Tidak ada yang bisa menjamin kita semua akan tetapi memiliki hati yang sama saat kita lulus dari pelayanan kampus. Uang dapat membutakan kita, kawan. Siapa yang berani melepas karirnya di perusahaan X, saat sudah bergaji diatas 50 juta misal, jika suatu saat Tuhan menyuruh berhenti lalu jadi seorang fulltimer? Maka dalam sekejap uang membutakan mata kita dan semua kenangan air mata yang pernah kita keluarkan di kampus untuk jiwa-jiwa hilang tanpa bekas. Uang dapat dengan mudah membutakan kita. Siapa yang berani menolak tawaran kerja di perusahaan Y dengan gaji awal 10 juta, dan disaat yang bersamaan daerah misi membutuhkan pekerja dan tanpa tawaran gaji yang jelas. Saya berdoa kita semua tetapi bisa memilih daerah misi. Tetapi siapa yang menjaminmu akan memilih daerah misi dibanding tawaran gaji besar??? Saya sendiri tidak bisa menjamin diri saya sendiri. Semua karena kasih karunia dan bagian saya sekarang adalah berdoa saya masih bisa tetapi ikuti apa yang Tuhan suruh.
Lalu apa efek hukum tabur tuai dalam hal ini? Lihat ayub 42:5 : hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Ketika kekuatiran tentang keuangan datang dan mulai menghampirimu, maka pengalaman kelimpahan dengan Tuhan lah yang membuat kita tetapi bisa bertahan dari semua godaan dunia ini. Kita bisa dengan mudah menolak tawaran perusahaan X (dengan tawaran gaji awal 20 juta) karena kita sudah pernah rasakan menuai 100 kali lipat! Kita bisa dengan mudah “membuang” surat tawaran kerja di PT. Y dan melihat tawaran dari kerajaan surga lebih berharga jika kita sudah merasakan Tuhan sendiri yang menyediakan tuaian 100 kali lipat. saya sudah rasakan Tuhan saya memberi saya kelimpahan maka saya tolak tawaran perusahaan itu (contoh). Kita tidak cari berkat, kawan. Saya harap anda menangkap apa yang saya maksud. Pengalaman kelimpahan dengan Tuhan itu penting. Tetapi bukan berarti orang yang bekerja di perusahaan selalu khawatir tentang uang, jangan salah artikan maksud saya. Semua pada dasarnya baik jika sesuai dengan apa yang Tuhan suruh untuk kita kerjakan.
sebuah tulisan lama..
BalasHapus