Jumat, 05 Juni 2009

Cari petunjuk dulu baru bertindak.

Aku bergabung dalam suatu kepanitiaan dari suatu kegiatan. Aku mengurus salah satu divisi disana. Kerjaanku dalam kepanitiaan ini sangat berat. Hal ini dikatakan oleh beberapa orang yang mengetahui aku bergabung di divisi ini. dan aku juga “mengiyakan” hal ini. lalu aku meminta bantuan dari beberapa temanku yang sudah aku percayai dan sudah aku kenal lama untuk bergabung denganku. Dan puji Tuhan! Mereka mau. Lalu ada beberapa orang yang baru kukenal juga yang bergabung. Aku sadari kerjaan kami sangat banyak dan berat. Jadi kami se-divisi mulai merancang hal-hal yang akan kami kerjakan nanti. Kami juga tidak lupa minta nasihat dari orang yang lebih berpengalaman. Rancangan kerjaan kami menurutku sudah sangat jelas dan baik. Semua sudah terkoordinasi dengan baik dan teratur. Ditambah lagi dengan teman-teman se-divisi yang mau bekerja sama dengan baik. Kami semua mulai melaksanakan pekerjaan kami masing-masing. Semua tampak berjalan mulus. Rancangan pekerjaan kami juga dipuji oleh beberapa orang yang sudah melihat pekerjaan kami (bukan untuk menyombongkan diri lho).
Aku cukup senang dengan apa yang telah kami rancangkan dan kami lakukan. Lalu kemudian salah satu teman baikku berkata padaku bahwa jangan mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi andalkan Tuhan. Aku langsung respond dan berkata “iya”. Itu karena aku merasa aku juga sudah mendoakan acara ini beserta kepanitiaannya. Tetapi kemudian pikiranku seperti tidak pernah berhenti memikirkan masalah ini, yaitu soal “jangan andalkan kekuatan sendiri tetapi andalkan Tuhan”. Lalu aku bertanya pada Tuhan soal hal ini. kenapa Tuhan taruh hal ini terus dalam pikiranku? Apakah aku mengandalkan kekuatanku sendiri? kurang lebih 3 hari pikiranku mengenai hal ini tidak bisa hilang. Aku terus bertanya pada Tuhan apakah ada yang salah dalam diriku dalam melaksanakan pekerjaanku ini. dan akhirnya aku temukan jawabannya dengan tepat.
Kurang lebih seminggu yang lalu aku meminjam buku dari salah satu senior di pelayanan. Buku itu membahas tentang revolusi di bidang pujian dan penyembahan. Dan tentunya yang banyak dibahas adalah tentang pujian dan penyembahan. Tetapi Tuhan memang Top abizz! Aku dapatkan jawaban atas pertanyaanku diatas setelah membaca buku ini. Tuhan selalu punya cara untuk memberiku jawaban. Padahal kalau dilihat dari isi bukunya, sepertinya tidak nyambung dengan apa yang aku pikirkan diatas.
Disalah satu isi buku, tertulis tentang kisah petrus yang berjalan di atas air dalam matius 14:28-31. Disana dikisahkan bahwa Tuhan Yesus menampakkan diri pada murid-murid-Nya dan tampak bahwa Ia berjalan di atas air. Murid-murid ketakutan karena mereka mengira Tuhan Yesus adalah hantu. Tetapi Tuhan Yesus menyuruh mereka jangan takut. Lalu petrus bertanya apakah itu benar Tuhan Yesus lalu kalau benar agar Ia menyuruh petrus berjalan di atas air. Tuhan lalu menyuruh petrus untuk berjalan di atas air dan akhirnya dengan ajaib petrus mampu berjalan di atas air. Kita selesai sampai di bagian ini saja. Sambungannya bisa di baca sendiri yaa (jadi PR).
Kita tidak tahu apa maksud petrus meminta agar Tuhan Yesus menyuruhnya berjalan diatas air. Apakah petrus hanya ingin membuktikan apakah itu benar Tuhan, atau dia ingin mengetes “ke-Tuhanan” orang yang mengaku bahwa Ia adalah Tuhan, atau mungkin perasaan frustasi karena kapal mereka diterjang badai besar? Silakan jawab sendiri. aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Tetapi yang jadi rhema untuk aku adalah bagaimana petrus bertanya dulu pada Tuhan dan meminta perintah-Nya dulu baru bertindak. Dia tidak bertindak dulu baru setelah itu minta petunjuk dan tuntunan Tuhan. Jadi kurang lebih langkah-langkahnya adalah pertama petrus mengutarakan keinginannya dan rencananya dulu, kedua lalu bertanya pada Tuhan, ketiga mendengar suara dan perintah Tuhan, baru keempat bertindak sesuai perintah-Nya itu. Aku baru sadar bahwa itu adalah yang Tuhan mau dari semua yang aku kerjakan. Kurang lebih itulah langkah-langkah yang Tuhan mau aku lakukan. Tidak ada yang urutannya diubah atau bahkan malah ada yang dilewati. Akhirnya aku tahu dimana letak kesalahanku.
Aku melakukan step-step yang aku buat sendiri. kurang lebih aku melakukan step versiku seperti ini. mula-mula aku mendapat kepercayaan dalam kepanitiaan dan langsung merekrut teman-temanku. Lalu aku mulai merancang hal-hal yang perlu dikerjakan dan mulai bekerja bersama teman-temanku. Setelah itu aku baru mulai berdoa untuk semua rancangan kerjaanku. Tentunya juga untuk kepanitiaan dan acaranya tersebut. Disinilah letak kesalahanku. Mungkin kelihatannya aku professional secara dunia. Tetapi tidak secara rohani. aku bahkan hanya melakukan langkah pertama, yaitu mengutarakan semua rancangan kerjaanku pada Tuhan. Lalu setelah itu tanpa tanya Tuhan aku langsung bertindak. Jadi aku cuma sekedar laporan aja sama Tuhan pokoknya asal Tuhan tahu apa yang aku kerjakan. Aku baru saja memposisikan Tuhan hanya seperti tukang penerima laporan saja, lalu menulis laporan itu dalam kitab tentang kehidupanku di bumi ini (mirip sekertaris lah, kan sekretaris cuma tukang catat, sekretaris jarang banget ditanya pendapatnya soal satu masalah, apalagi minta petunjuknya). ohh my God! Forgive me!
Aku akhirnya mengerti dengan baik perkataan temanku “jangan andalkan kekuatan sendiri, tapi andalkan Tuhan”. Dia mau agar semua rancangan dan keinginan hatiku di-share-kan dulu dengan-Nya, baru setelah Dia berkata maju, baru aku maju dan bertindak. Bukan sebaliknya dimana aku maju duluan baru setelah itu minta tuntunan Tuhan. Bukan mustahil apa yang sudah aku rancangkan dengan baik dan teratur bisa amburadul dan dirombak total oleh Tuhan karena tidak sesuai rencana-Nya. Atau rancangan kerjaanku itu harus beberapa kali dirubah hanya karena Tuhan mau yang lain. Jika aku bertanya dari awal, tentu tidak akan mengalami banyak perubahan atau mungkin tidak akan dirombak total.
Semua sudah terlanjur terjadi. Aku tidak bisa mengulang semuanya dari awal. Tapi yang pasti aku berusaha tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi. Aku berharap kita semua bisa belajar mengenai hal ini. adalah suatu hal yang penting jika minta petunjuk dulu pada Tuhan mengenai rancangan yang ada di hati kita, lalu setelah Dia berbicara baru kita bertindak. Tidak sebaliknya dimana kita bertindak dulu baru minta petunjuk dari Tuhan. GO GET GLORY!

Gogetglory.blogspot.com

3 komentar:

  1. Praise God. Bergaul karib sama Tuhan = semakin bisa mendengar suaraNya = tahu apa yang Dia mau. Spend time with God terus dek,, itulah inti dr hidup ini. Agak klise emang,, tp emg bnr. Keep writing 4 God's glory only. -david-

    BalasHapus
  2. kk jd inget firman tuhan ini
    Pro 3:6 (CEV) Listen for GOD's voice in everything you do, everywhere you go; He's the one who will keep you on track.
    dan ini..
    Isa 50:4 (MSG) The Master, GOD, has given me a well-taught tongue, So I know how to encourage tired people. He wakes me up in the morning, Wakes me up, opens my ears to listen as one ready to take orders.
    GBU

    BalasHapus