Sabtu, 03 Desember 2016

kelayakan vs kemauan

Ketika perasaan tidak layak dan trauma akan masa lalu yang penuh dosa menjadi penghalang sebagian besar orang untuk mau sungguh-sungguh melayani Tuhan, maka cobalah untuk melihat kisah Yesaya. Semua pikiran negatif itu: perasaan tidak layak, ketidakmampuan, rendah diri, penuh dosa, dan lainnya datang padanya saat dia melihat kemuliaan Tuhan.

Mari lihat Ibrani 11. Mereka bukan orang-orang yang sempurna. Penipu, penakut, gagap, pembunuh, orang yang ragu pada janji Tuhan, pelacur, dll, tetapi mereka disebut pahlawan iman. Jika mereka melihat masa lalu mereka, maka mereka tidak akan pernah disebut pahlawan iman.

Seketika saya berpikir bahwa mungkin kriteria utama yang Tuhan lihat pada diri seseorang, yang membuat dia layak untuk jadi pekerja Kristus, adalah masa lalu yang penuh dosa. Tuhan mungkin tidak tertarik dengan orang yang sudah mapan dan penuh kesuksesan. Tetapi Dia mencari orang yang penuh dosa dan secara dunia tidak layak, tetapi mau dipakai Tuhan. Sungguh sebuah kebalikan dari kriteria yang biasa dunia pakai.

Saya berpikir Tuhan sedang dialog dengan para serafim di ruangan itu "siapa yang mau pergi?". Dan Yesaya jawab "saya mau". Dan Tuhan tidak bertanya "siapa yang layak". Iblis terus bermain dengan "ketidaklayakan", tapi Tuhan bermain dengan "kemauan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar