Anda tahu mengapa tidak ada komisi pemberantas korupsi di negara barat? Saya temukan jawaban menarik: kepercayaan.
Beberapa kantor, sistem absensi tidak memakai scan otomatis. Tetapi harus isi manual jam datang dan masuk dan dilakukan sendiri. Jika ada perjalanan dinas, kita bisa beli tiket pesawat sendiri dan nanti tinggal di-reimburse. Mereka ga cek kita terbang via apa dan berapa lama transit. Begitu pun dengan pesan hotel. Silakan pesan sendiri, bebas bintang berapa pun dan nanti tinggal di reimburse. Cuma bermodal kepercayaan. Tetapi ya tentu anda secara moral tidak akan memesan sesuatu dengan harga selangit. Semua tidak di cek ulang dan mereka percaya pada kita.
1 Corinthians 4:2 Now, a person who is put in charge as a manager must be faithful. (NLT). -> 1 Korintus 4:2 Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.
Dua terjemahan itu saling melengkapi. Saya suka terjemahan NLT sebagai "faithful manager". Ya, saya lah manager dalam hidup saya. Saya yang harus atur semua hal: pembagian waktu, pengeluaran keuangan, hubungan dengan orang lain, dll. Tetapi pertanyaan akhirnya adalah "apakah saya bisa dipercaya" oleh Tuan saya, yaitu Kristus? (Atau oleh orang-orang di sekitar saya)
Salah satu alasan saya tidak mendapat promosi dalam hidup saya adalah karena saya gagal untuk bisa menjadi orang yang dipercaya atasan saya. Sederhana sekali.
Pemilik 5 talenta harus membuktikan dia dapat dipercaya baru ia dipromosikan. Tetapi pemilik 1 talenta gagal membuktikan dia dapat dipercaya dan akhirnya dia gagal mendapat promosi. Begitu banyak orang ingin dipromosi tetapi dia tidak bisa membuktikan bahwa ia dapat dipercaya.
Saya percaya Tuhan bekerja dengan sistem ini. Dia panggil sebanyak mungkin orang untuk jadi pekerja-Nya. Tetapi kemudian akan ada waktu "pengujian" itu datang dan cuma yang bisa dipercayalah yang akan naik level.
Lalu masih adakah harapan untuk orang-orang yang gagal pada masa pengujian?
Ayat ini begitu indah. 1 Timotius 1:15-16 ... dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. ...
Paulus memandang bahwa mungkin dialah yang paling berdosa, tetapi Allah masih bersabar pada hidupnya. Itulah kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah seharusnya membuat saya tidak melihat ke belakang dan sekarang memandang ke depan. Dulu saya bisa gagal dan tidak bisa dipercaya, tetapi sekarang saya mau lihat ke depan dan mau membuktikan bahwa saya bisa dipercaya.
Sebuah ayat penutup yang begitu indah:
1 Korintus 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Saya pikir Tuhan tidak mencari orang yang sempurna. Tetapi orang yang bisa dipercaya dan mau bekerja lebih dari sebelumnya. Itu mengapa ada promosi dari satu level iman, ke level iman yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar