Sabtu, 17 Mei 2014

the art of preaching

Saya ingat betul kapan pertama kali saya share Firman Tuhan di depan lebih dari 20 orang. ketika itu saya berada di semester akhir dalam studi saya. jika biasa saya cuma share Firman di depan anak-anak rohani saya atau di komunitas yang kecil, maka hari itu saya bisa berdiri di depan lebih dari 20 orang. saya masih ingat betul topik yang saya bagikan hari itu : DOA. saya berbicara di sesi pemerlengkapan calon pekerja baru di pelayanan saya. saya berdiri dengan gagah di depan orang-orang itu. yaa, saya tahu saya kelihatan gagah karena calon istri saya berkata bahwa "kharisma" saya keluar waktu itu. hahaha.. oh ya, waktu itu saya belum ada berpikir mendoakan dia jadi teman hidup saya. jadi intinya saya kelihatan gagah bukan untuk manusia. hahaha..

Saya ingat sekali bagaimana perasaan saya waktu itu. saya cumalah seorang pengkotbah pemula yang tidak bisa berkata apa-apa. saya siapkan bahan kotbah saya dengan seksama. saya sungguh-sungguh berdoa! yaa, saya sangat banyak berdoa! bukan karena topik saya tentang doa, tetapi memang karena saya tidak bisa andalkan siapa-siapa selain Tuhan. tetapi jujur, saya pribadi memang suka berdoa dan merenungkan firman. ketika kotbah pertama itu, saya sampaikan bahan yang benar-benar baru saya ketahui. Roh Kudus bukakan sesuatu yang tidak saya kira sebelumnya. memang luar biasa Dia. dan hasil dari kotbah itu luar biasa. beberapa orang berkata bahwa kotbah itu powerfull dan memberkati. puji Tuhan!

Beberapa hari kemudian, saya diminta kotbah dengan topik yang sama di acara yang sama. tetapi ini khusus untuk calon pekerja yang tidak datang di sesi doa yang sebelumnya. saya kembali berdoa. dan saya sampaikan hal yang berbeda dari yang saya sampaikan di pemerlengkapan doa yang sebelumnya. sampai-sampai saya bilang kali ini untuk dengar rekaman kotbah saya yang pertama. karena apa yang saya sampaikan benar-benar baru. luar biasa Roh Kudus!

Beberapa minggu kemudian Tuhan bawa saya naik tinggi. kali ini saya diminta kotbah tentang doa di ibadah PMK ITB. yang datang mungkin lebih dari 350 orang. itu sebuah surprise bagi saya pribadi. karena status saya masih belum lulus dan yang saya tahu, rata-rata pengkotbah di ibadah PMK adalah pendeta, senior di pelayanan, atau dosen dan tidak pernah ada mahasiswa yang berkotbah disana selain ketua PMK! kali ini saya lebih sungguh berdoa. dan hasilnya luar biasa. banyak orang berkata sangat diberkati dengan kotbah saya. puji Tuhan.

Lalu tidak terhitung berapa kali saya berkotbah. kali ini tidak cuma di bandung saja. pelayanan kotbah saya mulai "menjalar" ke jakarta, bekasi, salatiga, dan yogyakarta. sungguh suatu kasih karunia yang luar biasa!

Tetapi saya ingat sekali ada saat dimana saya "jatuh" dalam berkotbah. saya pribadi suka sekali membaca alkitab, mendengar kotbah, dan membaca buku rohani. sehingga pengetahuan alkitab saya lumayan banyak. tetapi justru pengetahuan itu membuat saya jadi kurang berdoa saat akan membagikan sesuatu. disitulah kejatuhan saya. saya ingat sekali kapan kotbah saya terasa garing. yaa, saya sendiri merasa garing dengan kotbah saya, apalagi orang yang mendengarkan! itu lah kejatuhan saya sebagai pengkotbah! tetapi kemudian saya mulai mengerti banyak hal dan diubahkan dalam hal ini.

Sebelum saya berangkat menuju Belanda untuk S2, saya diberi kesampatan berkotbah di sebuah retret sebuah kampus di Bandung. saya betul-betul doakan ini dan menyiapkannya. dan hasilnya luar biasa. mereka berkata sangat diberkati. bahkan seorang adik berkata bahwa kotbah saya merubah banyak pola pikir mereka dan membuat flow retret berubah. puji Tuhan! ketika saya sedang share firman, disana ada 3 orang Papua Nugini. mereka tidaklah fasih berbahasa indonesia. lalu saya mencoba berkata dengan beberapa kalimat bahasa inggris ketika berkotbah. saya senang sekali ketika itu. salah satu dari mereka berkata bahwa kotbah saya memberkati. itu memberikah saya iman, bahwa sudah waktunya saya berkotbah di depan bangsa-bangsa.

Lalu kemudian datanglah hari senin kemarin. itu suatu pengalaman yang luar biasa bagi saya. saya diberi kasih karunia kesempatan untuk bicara di prayer meeting yang ada di kampus saya. topik bebas dan "semau" saya. leader di perkumpulan itu meminta saya share sesuatu dan saya diberi waktu 2 minggu untuk persiapan. itu karena ada hari libur sehingga pertemuan doa selanjutnya harus ditiadakan. 2 minggu itu saya benar-benar berdoa. saya berdoa karena saya tidak pede dengan bahasa inggris saya!

Saya ingat sekali, beberapa waktu lalu saya ikut sebuah pertemuan doa di kampus lain. kami berdoa dalam bahasa inggris. beberapa kali saya ikut mengangkat suara dan berdoa. tetapi waktu itu saya sangat sadari bahasa saya sangat terbatas. saya tahu bahasa inggris saya amburadul saat itu. tetapi saya tetap berbicara karena memang saya mau berdoa. dari situ saya belajar untuk berdoa dalam bahasa inggris. dan bahkan hampir setiap subuh alias setiap hari saya "memaksa" diri saya berdoa keliling kota dalam bahasa inggris! haha.. ketika semua orang masih tidur, maka saya keluar dengan sepeda dan berteriak di sepeda. haha.. saya memaksa diri saya berdoa dalam bahasa inggris.

Mari kembali ke tema kita yaitu kotbah. hehe.. saya benar-benar berdoa untuk kotbah singkat itu. memang yang datang cuma beberapa orang. paling banyak cuma 5 orang. tetapi saya tetap bergumul dalam doa. dan lucunya, Roh Kudus tidak membukakan sesuatu untuk kotbah itu. saya semakin bergumul. dan akhirnya, di pagi hari Dia berbicara sesuatu. dan singkat cerita saya putuskan ambil topik tersebut. dan waktu pun tiba. saya masuk ke dalam ruangan. awalnya cuma ada 5 orang disana. satu orang berdoa buka dan ketika saya buka mata, 3 orang wanita masuk ke dalam. woww!! rekor terbanyak dalam prayer meeting kami! ini luar biasa, tetapi bisa jadi "bumerang" buat saya. haha.. dan singkat cerita saya pun mulai share sesuatu.

Saya bisa jamin sayalah orang yang paling muda disitu. semua yang ada disitu adalah mahasiswa PhD sedangkan saya adalah mahasiswa master. rata-rata dari afrika. mari sebutkan Ghana, etiophia, nigeria, Sudan, afrika selatan, Rwanda, mozambiq, dan tidak lupa dari Belanda seorang wanita. saya benar-benar andalkan Roh Kudus disana. saya cuma share sekitar 7 menit. karena memang waktu kami yang tidak banyak. ketika saya selesai share, saya akhir dengan kalimat "yupp, just a simple message from me". saya lihat respon mereka. satu orang berkata "no, that is a powerful message". lalu orang kedua mulai menimpali. lalu orang ketiga, dan seterusnya. baru kali ini saya lihat semua orang aktif meresponi sharing seseorang. saya lihat ada "api" dalam wajah mereka. mereka mendapat api untuk berdoa bagi keselamatan kampus kami. dan ketika kami berdoa, saya rasakan atmosfer yang berbeda. lalu ketika selesai berdoa, saya lihat satu orang menyeka air mata yang mengalir di matanya. ini berbeda! bahkan ketika saya sedang turun dari lift bersama 2 orang lainnya, mereka masih tetap berkata sharing saya luar biasa. puji Tuhan!

Ketika saya renungkan semua itu, saya akhirnya dapatkan beberapa hal. pertama, semakin seorang pengkotbah banyak berdoa, maka semakin ampuh kuasa firman bekerja (ya, ini sudah hukum umum berkotbah, hehe..). saya tidak tahu berapa lama anda sebagai pengkotbah menyampaikan isi firman Tuhan. tetapi kualitas sebuah kotbah bukanlah dari lamanya, tetapi dari perubahan hidup seseorang. saya cuma sharing sekitar 7 menit dan menggunakan 1 ayat, tetapi saya lihat ada perubahan disana.

Kedua, jika anda sudah sangat sering berkotbah, maka berhati-hatilah! karena bisa jadi anda akan berkotbah tanpa banyak berdoa! Tuhan bukakan sesuatu yang baru buat saya di titik ini. saat anda mau berkotbah, maka berpikirlah itu adalah saat-saat dimana anda pertama kali berkotbah. rasakan bagaimana antusiasnya anda berdoa, menyiapkan bahan, dan bagaimana anda "memaksa" diri anda berdoa banyak karena anda tahu anda masihlah pemula,

Ketiga, janganlah berharap anda share sesuatu yang sama dalam beberapa kesempatan walaupun topik utamanya tetap sama. saya dalam waktu yang berdekatan berkotbah tentang doa dan semuanya berbeda. karena saya tidaklah suka akan firman yang lama, saya mau yang baru. itu alasan mengapa saya mencintai alkitab saya karena disana ada sumber makanan yang baru setiap saat ( silakan membaca tulisan saya sebelum ini tentang alkitab, hehe.. ).

Dan saya mau akhiri dengan ini. banyak buku ditulis untuk membahas bagaimana cara membagikan firman dengan baik. itu adalah baik. tetapi alangkah lebih baik, jika anda tau bagaimana mencari Tuhan lebih lagi saat anda diberi kesempatan untuk berkotbah! itu lebih penting dan jauh lebih baik! singkat cerita, bagi saya sekarang ini, seni berkotbah bukanlah bagaimana cara menyampaikan kotbah atau menyusun bahan kotbah, tetapi seni berkotbah adalah bagaimana mencari suara Tuhan. ini seni berkotbah yang sejati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar