Rabu, 24 Mei 2017

Badai membuat saya tidur lebih nyenyak

Beberapa waktu lalu kisah “angin rebut diredakan” mengiang-ngiang di kepala saya. Lalu saya putuskan untuk membaca dengan cukup seksama apa yang dikatakan disana. Karena tiga kitab injil menceritakan hal itu, saya coba bandingkan ketiganya untuk mendapat gambaran kisah itu secara lengkap. Dan seperti biasa (ya, seperti biasa!), pasti ada hal istimewa yang Roh Kudus siapkan jika Dia “mengalihkan duniaku” kepada dunia-Nya.

Setelah saya perhatikan dengan seksama, Mar 4:35-41 menjelaskan dengan lebih lengkap dibanding dengan dua kitab injil lain. Jadi saya putuskan saya akan memakai kitab ini.

Saya cukup sering mendengar banyak kotbah memakai cerita ini. Salah satu kesimpulan yang sering dibagikan dari kisah ini adalah: jangan biarkan Yesus tertidur dalam hidupmu. Tetapi saat saya renungkan kisah ini, maka saya simpulkan bahwa Yesus seharusnya dibiarkan tidur! Mengapa?

Jawaban pertama adalah karena Dia capek habis kotbah. Silakan lihat ayat-ayat sebelumnya. Yesus kotbah kepada banyak orang. Wajar jika Dia lelah dan tertidur. Kok murid-murid malah banguni Dia?! Pantas mungkin Yesus bangun lalu langsung menghardik angin itu. Ya, mungkin karena Dia ingin tidur lagi. Hehe.. Okay, ini bukan jawaban yang anda mau bukan? Hehe.. sekarang kita lebih serius.

Kisah ini dibuka dengan kalimat yang dahsyat abis dari Yesus: marilah kita bertolak ke seberang”. Kalimat ini begitu jelas! Yesus “suruh” murid-murid untuk berlayar bersama ke seberang (dengan penekanan pada kata “suruh”). Jika Yesus sudah suruh ke seberang, maka apa yang perlu dikuatirkan ?! wong Yesus sudah jelas-jelas suruh pergi ke seberang. Wajar jika anda takut melangkah karena belum dengar suara Tuhan untuk pergi. Nah jika jelas dengar suara Tuhan untuk pergi atau lakukan sesuatu, maka mengapa perlu kuatir? Jika Dia suruh ke seberang, maka pasti akan sampai seberang, tidak peduli apapun yang terjadi di tengah jalan. Ayub 42:2 “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal”.

Dan ternyata Yesus tertidur dengan nyenyak! Saya bisa bilang nyenyak karena badai itu tidak bisa membangunkan dia (sekarang jelas kan mengapa saya bilang Yesus lelah banget, badai aja ga bisa banguni Dia, wkwk). Apa alasan lain mengapa Yesus bisa tidur nyenyak dengan mimpi indah dan kedamaian walaupun ada badai? Karena Dia yakin bahwa badai pun tidak bisa halangi Dia untuk sampai ke seberang! “Ya bodo amat ada badai, ada gempa, ada gunung meletus, Gw pasti sampai ke seberang”, kata Yesus dalam mimpi (ceritanya). Orang-orang kalang kabut karena ada “badai” dalam hidup. Tetapi yok tiru Yesus yang bisa tidur nyenyak walaupun ada badai. Tidak ada satu hal pun yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan (Roma 8:39).

Murid-murid mulai ketakutan. Beberapa murid yang berlatar belakang nelayan pun mulai ambil ancang-ancang kalau kapal terbalik (ceritanya). Murid yang tidak bisa berenang mulai cari pelampung. Ehh tidak ada! Ya jelas lah, belum ada badan sejenis K3L di zaman itu (keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja dan lingkungan). Belum ada prosedur keamanan jadi ga ada pelampung. Setelah melihat pelampung yang tidak ada, mulai mereka bilang “cilaka, kita binasa” (Mark 4:38). Mereka mulai berkata-kata negatif terhadap diri sendiri. Mereka lupa bahwa “hidup dan mati dikuasai lidah” (Ams 18:21).

Mereka lalu banguni Yesus dan mulai nuduh-nuduh, “guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”. Ini biasa dipakai sama banyak orang jika ada masalah besar datang, mulai nuduh-nuduh Tuhan. Bilang ini lah, bilang itu lah, bilang apa saja untuk menyalahkan Tuhan. “Nah itu kan, gara-gara Tuhan suruh ini jadi saya gagal”, atau “Tuhan, tidakkah Engkau peduli?”. Ya jelas Yesus peduli! Karena kalau kapal itu tenggelam, Dia juga bisa KO! Dia bukan Tuhan yang berkuasa kalau mereka tenggelam disana. Ga mungkin lah Dia biarkan firman-Nya gagal. Ga mungkin. Dia perduli dan sangat perduli. Bukan saja karena Dia mengasihi kita, tetapi lebih karena sifat-Nya yang tidak pernah gagal. Dia harus “bela” sifat-Nya ini, kalau tidak maka Dia bukan Tuhan yang Maha besar.

Nah, akhirnya sampai ke bagian yang saya suka. Yesus berkata “mengapa kami begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Yesus yang menyuruh mereka ke seberang, dan iman mereka goyah karena ada badai. Badai itu membuat mereka lupa bahwa Yesus yang suruh mereka ke seberang. Dan juga bahwa Yesus ada bersama mereka! Wajarkah anda merasa takut, walaupun ada badai sekalipun, jika Yesus yang suruh anda melakukan sesuatu dan anda bisa lihat (atau rasakan) bahwa Yesus ada disana bersama anda. NO! Saya seketika melihat alasan lain mengapa Yesus tertidur saat itu. Dia ingin para murid belajar untuk tetap beriman dan mem-praktekkan apa yang sudah mereka pelajari selama ini. Jika apa-apa harus Yesus yang turun tangan, maka mereka belum menjadi seorang yang dewasa. Gambaran sederhananya, jika apa-apa saya cepat sekali minta tolong pada pembimbing rohani, maka saya belum lah cukup dewasa untuk mempraktekkan semua “ilmu” yang sudah saya pelajari. Yesus sedang memberi kesempatan para murid, lewat badai itu, untuk mempraktekkan iman mereka tetapi mereka malah gagal dan takut!

Apa yang bisa saya simpulkan? Pertama, anda pasti akan sampai ke “seberang” jika Tuhan suruh anda pergi (atau lakukan sesuatu). Kedua, “badai” adalah sebuah kesempatan untuk “promosi” rohani, jangan lewatkan kesempatan emas itu. Ketiga (dan paling penting), jika anda mendengar suara Tuhan untuk “pergi ke seberang” (atau melakukan sesuatu), maka badai sekalipun tidak akan bisa menghalangi anda untuk “tidur nyenyak" (karena kenyataannya banyak orang tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan masalah, wkwk), bahkan akan membuat anda tidur lebih nyenyak karena tahu bahwa ada mujizat segera datang. Selamat malam (waktu disini) dan selamat tidur nyenyak!

Gogetglory.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar