Jumat, 08 Januari 2016

Salah dengar suara Tuhan?

Di penghujung tahun lalu saya ngobrol2 dengan beberapa orang. Kami sharing2 panjang lebar sampai akhirnya salah seorang berkata "iya nih. Saya salah dengar suara Tuhan". Itu katanya alasan kenapa dia mengalami suatu kegagalan. Lalu cepat2 saya bilang bahwa untuk orang2 yang sudah cukup lama pelayanan tidak seharusnya berkata salah dengar suara Tuhan. Itu salah besar menurut saya.

Mengapa saya bilang begitu? Yoh 10:4 berkata bahwa domba mengenal suara gembala. Jadi jika kita bilang kita salah dengar suara Tuhan, maka mungkinkah kita bukan domba Tuhan? Jika ada 100 orang berbicara dalam 1 ruangan, maka kita tentu bisa kenali mana suara bapak kita. Benar bukan?

Beda pengecualian untuk orang yang tidak pernah dengar suara Tuhan seperti Samuel. Pada waktu Tuhan bicara padanya, dia lari pada Eli karena Samuel belum pernah dengar suara Tuhan (1 sam 3). Tetapi untuk kita yang sudah lama di pelayanan, bukankah kita tau mana suara Tuhan?

Mari kita lihat contoh lain dalam kisah Yosafat di 1 raja 22. Silakan baca kisahnya biar anda mengerti. Ketika nabi2 itu dipanggil ahab, semua dari mereka berbicara memakai nama Tuhan (ayat 6). Itu Tuhan yg asli dan bukan tuhan palsu karena "T" nya besar. Tetapi Yosafat bertanya mengenai keberadaan nabi Tuhan yg asli (ayat 7). Walaupun nabi2 lain berkata memakai nama Tuhan yg asli, tetapi mengapa Yosafat cari yg lain? Itu karena dia kenal mana suara Tuhan dan mana suara tuhan palsu. Iblis boleh menipu dengan meniru suara Tuhan yg asli, tetapi yosafat tau itu salah. Begitu juga dengan kita. Kita harusnya tau mana suara Tuhan yg asli dan palsu.

Jika kita perhatikan, sebenarnya cuma ada 2 suara dlm hidup ini : suara Tuhan dan iblis. Oleh karena itu bukankah tidak sulit kenali mana suara Tuhan? Kecuali ada 100 suara dan kita mungkin saja bingung. Dan 2 suara ini terus berbicara dalam hidup kita. Contoh praktisnya saat kita berbuat dosa. Pasti ada suara RK yang berkata tidak walaupun mungkin suara itu terdengar kecil dibanding suara iblis yang teriak2 supaya kita buat dosa. 2 suara ini aktif. Sekarang mana yang mau kita dengar?

Kemudian saya coba selidiki alkitab dan saya temui fakta2 menarik tentang suara Tuhan dan saya semakin bertambah yakin bahwa kalimat salah dengar suara Tuhan itu harus dijauhkan dalam kalimat kita.

Yang seringkali terjadi dalam hidup kita adalah Tuhan sudah bicara A tapi kita ngeyel dan tidak taat dan memilih B. 1 raja2 22:17-28 bicara bagaimana nabi Tuhan yang asli berkata bahwa orang israel-yehuda akan kalah perang. Tetapi lucunya yosafat tetap memilih berperang. Seharusnya dia biarkan ahab maju sendiri. Jadi disini Yosafat ngeyel tetap maju. Akhirnya dia kalah bukan karena dia salah dengar suara Tuhan tapi karena dia tidak taat.

Ketidaktaatan akan membuat suara Tuhan itu makin kecil dalam hidup kita. Lalu hati nurani kita juga makin tumpul. Ketidaktaatan membuat kita terlatih mendengar suara iblis, tetapi ketaatan membuat kita terlatih mendengar suara Tuhan. Karena saya percaya, ukuran "kemahiran" kita dengar suara Tuhan ditentukan oleh ketaatan kita. 2 suara itu akan tetap bicara dalam hidup kita. Tetapi suara siapa yang paling besar kita dengar, ditentukan oleh ketaatan atau ketidaktaatan kita.

Lalu sebuah cerita menarik datang dari jaman hakim2. Hakim2 20 menceritakan bagaimana orang israel berperang dengan suku benyamin. Orang israel selalu tanya pada Tuhan sebelum berperang. Tuhan suruh maju, tetapi 2 kali orang israel kalah dari suku benyamin. Baru yang ketiga akhirnya Tuhan memberikan kemenangan pada orang israel. Lalu kok ini aneh? Tuhan suruh maju tetapi orang israel kalah 2x. Mari lihat kalimat Tuhan pada orang israel. Dalam 2 kekalahan itu, Tuhan bicara untuk maju. Tetapi baru pada peperangan ke 3 Tuhan bicara bahwa Ia akan berikan kemenangan pada israel. Mari kita bandingkan sejenak dengan kisah kemenangan Daud atas orang filistin di 2 Sam 5:17-25. Disana Tuhan jelas bilang bahwa Daud akan menang. Tetapi kepada orang Israel Tuhan baru janjikan mereka menang di peperangan yang ketiga. Itu mungkin kenapa orang israel kalah 2x dari suku benyamin.

Apakah Tuhan iseng suruh orang israel maju untuk kalah? saya rasa tidak. Lalu apa maksud Tuhan suruh mreka maju untuk kalah? Saya juga tidak tahu. Mungkin saja untuk melatih mereka berperang (hakim 3:1-2). Mungkin saja untuk memberitahu mereka bahwa perang saudara adalah buruk. Atau alasan lain yang saya tidak tahu. Tetapi jelas sekali dalam kisah ini bahwa Tuhan bicara, mereka taat pada suara Tuhan, tetapi mereka kalah.

Saya tidak mau berkata bahwa suara Tuhan membawa pada kekalahan. Tetapi saya mau bilang bahwa pada endingnya, suara Tuhan akan hasilkan kemenangan. Walaupun kelihatannya kita hilang sesuatu, tetapi akhirnya kita menang. Dan tiru ketaatan orang israel, mereka kalah, tapi tetap maju dan taat pada suara Tuhan. Tuhan mungkin saja ingin mengajari kta sesuatu dalam proses2 itu.

Akhir dari semua ini adalah ajakan untuk semakin taat dengar suara Tuhan. Lalu semakin kenali suara Tuhanmu. Supaya iblis tidak bisa menipumu. Tetapi balik lagi, semakin kita taat, semakin tajam kita dengar suara Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar