Senin, 18 Februari 2013

kamarku..

Kegelapan malam menyentuh angka 9 di jam dindingku. Jam dinding bergambar klub bola kesukaanku inter milan. Dan baru saja subuh tadi klubku ini “dibantai” 1-4 di sebuah pertandingan liga italia. Hasil yang sedikit memiriskan hati. Untung saja aku tidak menonton pertandingan itu. Sejak sore aku merasakan ada sesuatu yang aneh di pikiran dan hatiku (dan sepertinya tidak berhubungan dengan kalahnya inter milan). kegalauan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Entah darimana sumbernya. Tetapi aku tahu saja solusi untuk kondisi seperti ini, masuk ke kamarku dan mulai berdoa.

Kebetulan sekali matahari sudah lama tertelan oleh perputaran bumi. Jadi ini waktunya keintiman malam dengan Pribadi pencipta semesta bisa dimulai. Lampu kembali dimatikan dan siap menikmati persekutuan intim dengan Dia. Kegelapan malam menyelimuti. Dan yang pasti, di ruangan 3x3 m ini, cuma ada aku dan Dia.

Kemudian telepon dari orang tuaku menghalangi start hubungan intim dengan Dia. Mereka menanyakan bagaimana kabar persiapan toefl dan ieltsku. Kusampaikan akan ada tes dalam waktu dekat ini. Saat berbicara tentang semua itu, kegalauan mulai memuncak. Saat telepon diakhiri aku langsung tahu sumber kegalauan ini. Roh kekuatiran dan ketakutan mulai menjalar di sekujur tubuhku. Mereka mulai berkata aku tidak akan lulus dalam semua tes bahasa inggris ini. Lalu tergambar aku akan lanjutkan s2 di Indonesia dan tidak ke eropa seperti yang aku imani. Imanku mulai melemah.


Kemudian sesuatu yang luar biasa terjadi dan air mata ini mulai mengalir dengan deras. Teringat dengan jelas semua memori yang luar biasaku dengan Tuhan di kamar ini. Semua itu diputar dengan luar biasa gamblang di pikiranku.

Teringat saat dimana aku menangis untuk bapakku yang masuk ICU karena serangan jantung tahun 2009 lalu. Air mata ini sangat deras mengalir mengetahui hal itu. Dan saat dimana doa itu dinaikkan, hadirat Tuhan menemuiku. Iman timbul dan sakit penyakit kuusir. Dan diakhir doa, mama kutelepon dan berkata kalau bapak sudah sembuh.

Lalu saat dimana aku menangis untuk salah satu anak rohaniku yang tidak membalas smsku sama sekali. Dan hadirat Tuhan kembali menemuiku dan iman berkata kalau besok di kampus aku akan bertemu dengan dia. Dan esoknya aku temui dia dengan ajaib.

Lalu saat dimana aku mengerang meminta Tuhan sediakan kebutuhan uang untuk pembelian alat soundsystem saat paskah itb 2011 dan beberapa hari kemudian tembok kamar ini jadi sasaran “kekerasan” yang kulakukan karena sukacita dimana Tuhan sediakan uang berjuta-juta dalam sekejap.

Lalu saat dimana air mata ini harus mengalir deras saat kesombonganku dihancurkan dan digantikan dengan kerendahan hati sehari sesudah paskah itb 2011. Lalu saat dimana semua dosa disingkapkan dan membuat air mata ini harus sering mengalir meminta maaf pada Tuhan. Saat dimana semua kemunafikan dibuka dan hati ini mengalir komitmen untuk berubah.

Saat dimana segala sakit penyakit tubuhku disingkirkan ketika aku menumpangkan tangan atas kepalaku sendiri dan mengklaim kesembuhan itu.

Lalu terlihat saat dimana doa mengklaim kelimpahan keuangan sehari sebelum keberangkatan misiku ke jogya dan Dia sediakan dengan berlebihan bahkan sampai misi berakhir. Saat dimana air mata mengalir membela orang-orang di kota jogya dan beberapa hari kemudian beberapa sms masuk dari orang yang kami layani dimana bahkan tidak pernah aku hubungi lagi.

Saat dimana aku berdoa membatalkan ujian di kampus telkom agar orang yang aku ajak bisa datang ke retret dan itu terjawab. Saat dimana aku menangis di akhir tahun 2012 ketika melihat ayat dan janji Tuhan untukku di awal 2012 digenapi.

Lalu saat dimana aku berlutut berdoa meminta bisa ikut sidang sarjana ketika tiga dosenku tidak mau menandatangani persyaratan sidangku dan di hari terakhir jadwal sidang di jurusanku aku bisa ikut sidang dengan luar biasa. Ditambah dengan pemberitaan tentang Isa Almasih di akhir sidangku.

Saat dimana aku berdoa untuk orang yang kusayangi dan hadirat Tuhan membuat iman ini berkata kalau segala sesuatu akan indah pada waktunya dan kemudian kesetiaan Tuhan bekerja dengan indahnya.

Saat dimana begitu banyak air mata mengalir di doa-doa keintiman yang tidak akan tergantikan dengan apapun juga. Lalu semua iman dan ide-ide gila dan kreatif yang timbul di kamar ini. Semua tarian, loncatan, lagu-lagu, klaim-klaim rohani yang sering terjadi di kamar ini.

Dan dalam sekejap semua kegalauan hatiku hari ini menghilang. Sudah sejak tahun 2008 aku di kamar ini dan belum pernah aku sesali semua momen indah yang kualami dengan Tuhan sampai hari ini. Dan yang pasti, semua kemenanganku terjadi di kamar ini. Ketika semua memori ini diputar kembali, iman ini berkata bahwa tidak ada yang mustahil dan aku akan tetap melanjutkan s2 ke eropa.

Kemenanganku bukan terjadi di aula timur itb, bsca, kampus telkom-atpk, sebuah rumah bernomor 49, rumahku di bekasi, kota jogyakarta, atau dimanapun juga. Tetapi kemenanganku terjadi di kamar ini. Tidak terhitung berapa liter air mata pernah mengalir di kamar ini, berapa “ton” sukacita jawaban doa di kamar ini, berapa “juta” pewahyuan dan suara Tuhan yang kudengar di kamar ini. Bagi orang hadirat Tuhan mungkin cuma ada di gereja dan tempat-tempat ibadah. Tetapi bagiku, tempat yang paling pekat dengan hadirat Tuhan adalah kamar tidurku (mungkin lebih tepat disebut kamar doaku).

Itu mengapa aku sering berkata pada rekan-rekan se-tim ku di helps (divisi soundsystem persekuanku), “Tuhan bisa dicari dimana-mana dan gampang didapat, tetapi soundsytem pelayanan ato gereja yang bagus itu sulit dicari”. Itu sering kuucapkan kalau datang ke satu ibadah dengan tujuan melihat dan mendengar kualitas soundsystemnya saja dan bukan mencari Tuhan sebagai objek utama. Hehe.. salah memang dan tolong jangan dipelintir. Tetapi itu cuma melukiskan betapa di kamar ini, aku mencari Tuhan dan Dia temukan aku. Bukan aku yang temukan Tuhan, tetapi Dia yang temukan aku di kamar kecil yang sangat jauh dari kesan mewah dan nyaman ini.

Karena kabar sukacita terbesar yang ada di jaman ini dan tidak diceritakan di jaman-jaman dahulu adalah bahwa Allah pencipta semesta ini memilih dan mau tinggal dalam hidupku, dan tidak cuma tinggal di dalam bangunan gereja.

Lalu kemudian keluar petikan khotbah yang sangat mengubah pola pikirku : “untuk apa jauh-jauh mencari Tuhan ke KKR dengan hamba Tuhan yang besar melayani, padahal Dia bisa kamu temui di kamarmu, bahkan di kamar mandimu saat engkau sedang buang air besar (maaf, tolong jangan dipelintir)”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar