Minggu, 29 September 2013

cinta dalam Dia..

To all my brother and sister,

“Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja keliatan lalu lenyap” --- yak 4:14

Siapa kita sehingga bisa menjengkali Tuhan? Seringkali kita berpikir hidup ini panjang sehingga hidup sepuas hati kita. Adakah yang bisa berkata pada Tuhan agar kita mati sesudah mengalami semua keberhasilan dalam hidup? Sesudah kita menikah dengan pria atau wanita idaman kita? Sesudah kita menjadi direktur perusahaan besar yang kita idamkan? Sesudah rumah kita berdiri dengan megah dengan beberapa mobil di dalamnya? Ataukah kita sadar kalau kedaulatan Tuhan bekerja atas hidup kita? Kapan saja kita bisa dipanggil-Nya pulang..

Apa yang terjadi dalam 1 tahun atau 1 semester belakang dalam hidupmu? Engkau mungkin alami perjalanan iman yang luar biasa dalam Tuhan. Studimu sukses, keuanganmu membaik, keluargamu rukun, pelayananmu luar biasa. Atau sebaliknya? Engkau penuh dengan sakit hati pada orang, curigaan, iri hati, mundur dari pelayanan, studimu gagal, keuanganmu morat-marit, dan lain sebagainya. Biarlah sama seperti pemazmur yang berkata : “ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati bijaksana”. Apakah berani engkau berkata “saya lewati bulan ini sebagai seorang pemenang”, atau mungkin engkau berkata “saya lewati bulan sebagai pecundang”.

Apakah arti dari kesetiaan? Bisakah engkau menunjukkan orang yang sangat setia? Saya tidak setia. Tidak ada satu orang pun yang cukup setia. Dan anehnya, pada orang yang tidak setia seperti kita, Dia berkata akan tetap setia. Mungkin hatimu dalam kondisi keras hari ini, tetapi lihatlah, Dia selalu berdiri mengetok pintu hatimu. Dia selalu menantikan di depan rumah, kapan engkau pulang. Terkadang kita salahkan dia atas semua yang terjadi, kita bertindak seolah Dia tidak ada, kita berjalan menikmati hidup seolah keselamatan yang kita peroleh sudah cukup dan mengabaikan seruan-Nya untuk menceritakan injil pada orang yang masih belum selamat, kita sudah cukup puas dengan ke gereja dan hidup untuk diri sendiri. Yaa, terhadap kita yang seperti itu, Dia tetap berkata : “Aku akan tetap setia padamu”.

Apakah arti cinta? Cinta membuatmu melakukan hal yang melebihi kapasitasmu. Cinta membuatmu hidup dengan bergairah. Cinta membuatmu melakukan hal-hal yang sebenarnya “bukan gue banget”. Apakah cintamu padam pada Tuhan? Dia tunjukkan cinta-Nya lewat salib. Mari lihat kembali pada salib. Ingat saat dimana engkau bisa menikmati persekutuan intim dengan Tuhan di masa lalumu. Ingat dimana dia menderita supaya engkau dan saya menikmati semua kelimpahan kasih karunia. Ingat dimana banyak air matamu tercurah saat Dia datang menjamahmu. Ingatlah bahwa engkau dipanggil untuk hal-hal besar dan mulia.

“jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku” --- Yes 1:13

Masih adakah orang muda yang mau mendedikasikan hidupnya buat Tuhan? Masih adakah orang muda yang tergila-gila pada Tuhan? Maukah engkau dan saya berkata kembali “i really love You, God”.

Sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak bisa katakan itu lagi dan buktikan cinta kita pada-Nya....

Rabu, 18 September 2013

senangnya dibentuk karena orang lain..

Yapp,, jam sudah menunjukkan pergantian hari. Semua “kewajiban” sudah dikerjakan. Tiba waktunya mematikan lampu dan menyembah Sang Khalik di kesunyian malam. Entah kenapa, aku jauh lebih senang berada di tengah kesunyian dan kegelapan ketika datang pada-Nya. mungkin supaya tidak ada hal lain yang bisa kulihat dan menggangguku selain pribadi Yang Kuasa. Kelihatan lebih romantis juga kalau berada di tengah kegelapan dan kesunyian. Cuma aku berdua dengan Yang Kuasa. Hehe.. malam ini Sang Pujaan akan datang ke kamar kecil ini nan panas ini. yaa,, udara panas bekasi cukup mengganggu. Hehe.. tapi lumayan sejuk juga lah. Hoho.. tidak konsisten.. :)

Gitar pun mulai kumainkan. Skillku pun tidak seberapa. tetapi entah kenapa aku sangat menikmati memuji dengan sebuah gitar. Mungkin itu alasan mengapa sampai aku harus naikkan doa khusus pada Tuhan agar aku bisa membawa gitar ini ke Belanda bulan depan saat aku kuliah disana. Daripada beli mahal-mahal, pikirku. Lagipula ini gitar calon istriku. Jadi lebih terasa dekat di hati walaupun jarak ribuan kilometer memisahkan kami. Hahaha..

Waktu-waktu berdua bersama Tuhan pun dijalani. Aku membiasakan diri berdoa dengan bahasa lidah sebelum masuk ke pokok doa khusus yang ingin aku sampaikan. Yaa, bahasa lidah membawa aku mengerti kalimat apa yang harus aku sampaikan pada Yang Kuasa. Ketika sampai kepada pokok doa tentang hubungan aku dan calon istriku, aku mulai kembali berbahasa lidah sebelum aku memakai bahasa Indonesia. Dan Roh Kudus membimbingku kepada suatu kalimat yang menyita pikiranku, “terima kasih Bapa untuk dia yang telah Engkau sediakan untukku. Terima kasih karena dengan itu Engkau sedang membentuk aku.” hmm.. sebuah kalimat yang jarang aku ucapkan.

Kemudian mulut ini menyanyikan sebuah lagu yang populer di masa 90-an..

“ku mau s’perti-Mu Yesus, disempurnakan s’lalu. Dalam setiap jalanku, memuliakan nama-Mu”

Terasa berbeda lagu ini aku nyanyikan sekarang ini. yaa, malam ini Roh Kudus mengajari sesuatu yang baru (atau mengingatkan yang lama) dalam hidupku.

Sudah sekian bulan aku menjalin komitmen dengan calon istriku ini. aku sudah tahu banyak hal yang kurang dalam dirinya. Semua hal itu membawa gesekan-gesekan dalam hubungan kami. Seringkali konflik muncul karena hal itu. tidak jarang juga aku berdoa pribadi agar calon istriku ini diubahkan hal-hal buruknya. Tetapi kemudian, malam ini aku belajar sesuatu yang baru. Yang mungkin paling bijak aku doakan bukanlah agar calon istriku ini berubah banyak, tetapi agar aku sendiri juga diubahkan banyak oleh Kristus.

Amsal 27:17 berkata : “besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”

Jika saya adalah manusia sempurna, maka bagaimanapun buruknya orang memperlakukan saya, maka saya tidak akan terganggu. Jika saya manusia sempurna, maka sekalipun calon istri saya memaki-maki saya di depan orang banyak, maka saya tidak akan terganggu. Kesempurnaan saya tidak akan bisa diganggu oleh perlakuan yang lain terhadap saya. Tetapi karena saya belum sempurna, maka sebuah perlakuan kecil dari orang lain akan mempengaruhi saya. Entah saya akan marah, menangis, gembira, dendam, atau sebagainya.

Saya tipe orang yang tidak sabar. Saya ingin semuanya cepat selesai dan sesuai dengan apa yang saya inginkan. Tetapi perlahan saya mulai diubah ketika saya belajar tentang kasih Allah setahun yang lalu. Yaa, kasih Allah itu sabar. Dan karena kasih itu sudah berdiam dalam diri saya, maka seharusnya saya sabar terhadap yang lain. Tetapi kenyataannya saya bukanlah manusia yang sabar. Sampai akhirnya dikirim seorang wanita cantik dan mempesona yang harus melatih kesabaran saya. Yaa, saya harus berlatih sabar. Karena dia akan selalu ada sampai akhir hidup saya.

Lalu apa yang lain? Saya tipe orang yang egois dan mementingkan diri sendiri. Tetapi dengan adanya “sang malaikat” ini, saya dilatih tidak egois. Lalu saya tipe orang yang keras kepala, sulit memaafkan orang lain, cepat pundung, suka mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu, cepat sekali mendengar dan segudang karakter buruk lainnya. dan puji Tuhan, semua itu keluar sejak saya jadian dengan dia. Hahaha.. keren abis dah Tuhan!! four thumbs up!!

Apa yang bisa saya pelajari dari kisah ini? seringkali kita mengeluh pada Tuhan mengapa orang ini dan itu ada di sekitar kita. bahkan mungkin kita bertanya, mengapa sih harus orang itu yang selalu membuat saya kesal, dan segudang komentar negatif lainnya. bahkan mungkin kalimat sangat negatif pernah keluar dari mulut kita agar si dia dipanggil pulang saja oleh Bapa di surga.

Kawan, jika engkau ingin sempurna, maka mintalah orang-orang “bandel” dan “aneh” dan “menyebalkan” yang akan semakin membentuk karaktermu. Adakah sesuatu terjadi di alam ini tanpa sepengetahuan Tuhan? bukankah semua itu disediakan untuk membentuk karaktermu agar menjadi serupa sama seperti Kristus? Daripada anda capek menuntut perubahan orang lain, bukankah lebih baik anda berdoa supaya anda semakin sempurna? Sehingga mau bagaimanapun dia, saya tidak akan terusik. Saya tidak bilang agar tidak mengoreksi orang lain. Tetapi ketika saya mengoreksi orang lain, maka saya harus cukup rendah hati untuk dikoreksi juga.

Jika engkau ingin menjadi manusia yang sabar, maka mintalah pada Tuhan agar diberikan orang yang melatih kesabaranmu “to the klimaks”. Jika engkau ingin rendah hati, maka mintalah agar disediakan orang yang selalu ingin merebut hakmu. Dan lainnya. saya tidak tahu apa alasan Tuhan menaruh orang ini dan itu dalam hidupmu. Tetapi yang saya tahu adalah Tuhan menaruh dia atau mereka dalam hidupmu supaya hidupmu penuh dengan karakter yang berkemenangan. Apa gambaran orang yang sedang dibentuk oleh Bapa? 2 ilustrasi yang paling sering disebut adalah emas yang dimurnikan dan bejana tanah liat.

Tahukah anda bagaimana emas dimurnikan? Emas dimurnikan dengan cara dicampur dengan zat-zat kimia yang keras dan berbahaya. Karena saya orang kimia, saya tahu bagaimana kerasnya dan bahanya senyawa-senyawa yang dipakai. Jika anda ingin menjadi seperti emas, maka biarkan “zat-zat keras” masuk dalam hidupmu (baca : orang-orang “keras”, nakal, bandel, aneh, dll). lalu alkitab gambarkan pembentukan kita bagaikan bejana tanah liat yang dibentuk sesuka pengrajin. Apa maksudnya? Janganlah sering bertanya mengapa pada Tuhan, tetapi biarkan hatimu remuk dibentuk menjadi serupa seperti Kristus lewat orang-orang di sekitarmu. Sang pengrajin agung kita tahu bagaimana cara terbaik membentuk kita.

Dan akhirnya, terima kasih untuk si A, B, C, D, ... dst yang sudah Engkau tempatkan dalam hidupku. Ubah aku menjadi lebih sempurna lagi yaa Bapa.. lewat hidup mereka,, yaa, lewat hidup mereka..

Selasa, 17 September 2013

love u pap,mom..

Ketika saya pergi ke sebuah pemberkatan pernikahan, maka momen yang paling menggetarkan hati saya bukanlah ketika pasangan pengantin diberkati oleh pendeta. Tetapi ketika saya melihat pasangan pengantin mendatangi kedua orang tua masing-masing, lalu berlutut dan mencium mereka. ketika momen ini tiba, selalu air mata saya mengalir. Mungkin benar saya bukanlah keluarga dari pasangan yang menikah itu, dan seharusnya tidak ada alasan saya ikut menangis. Tetapi dari situ saya belajar satu hal : kasih dari orang tua tidaklah tergantikan.

Satu ketika saya dan calon istri saya sedang makan di sebuah restoran cepat saji. Saya lalu memesan makanan dan calon istri saya mengambil tempat duduk. Suasana malam itu tidaklah ramai. Lalu di sebelah saya ada seorang ibu yang cukup berumur ikut memesan makanan juga. Sepertinya itu pertama kali dia datang ke tipe restoran seperti ini. ibu ini lalu mulai bertanya ini itu kepada pelayan restoran itu. dia bertanya menu yang ada apa saja, lalu bagaimana cara mendapat hadiah mainan anak-anak yang ada di gambar, dan lainnya. ibu ini bertanya cukup lama. Saya melihat raut muka pelayan mulai menunjukkan ketidaksabaran dengan semua pertanyaan ibu itu. dan hati saya bergetar ketika saya melihat wajah ibu itu. dia bertanya dengan muka yang polos. Suaranya lembut dan tatapannya pun memang menunjukkan ketidaktahuan. Kemudian ibu ini selesai dengan semua pesanannya dan kembali, lalu tiba giliran saya. Ketika saya beres memesan dan menuju kursi dimana calon istri saya berada, saya lihat ibu itu duduk di dekat kami. Bersama dengan seorang pemuda yang menurut saya anaknya. Mungkin dia seusia saya, 20an tahun. Ketika saya melihat hal itu, saya mau menangis. Mengapa pemuda itu membiarkan ibu tua itu yang pergi memesan makanan sedangkan dia duduk manis menunggu ibu itu memesan makanan dan membawanya juga ke tempat duduk? Tidak adakah rasa hormat pada ibu itu dari pemuda itu?

saya tidak begitu ingat kapan saya pertama kali mengirim sebuah kalimat “abang sayang papa dan mama” dalam sebuah SMS. Tetapi yang pasti itu saya lakukan sejak saya tingkat 3 di bangku kuliah, atau saat usia saya kira-kira 20 tahun. Saya hidup di tengah-tengah komunitas yang mengaku mengenal kasih Allah dan parahnya saya tidak pernah berkata “kasih” pada orang tua saya selama 20 tahun! Mungkin saya yang salah dan keras kepala. Tetapi saya semakin mengerti bahwa kasih yang dingin itu dimulai di keluarga masing-masing. Memang keluarga saya kelihatan baik-baik saja. orang tua saya sangat memperhatikan saya. Tetapi saya telat menyadari bahwa kasih saya dingin pada mereka. butuh 20 tahun buat saya mengirim sebuah kalimat sayang pada orang tua, padahal di usia belasan tahun saya sudah berkata sayang pada seorang cewek yang saya sukai. Padahal cewek ini tidaklah memperhatikan saya, tidaklah melahirkan saya, tidaklah ada di sisi saya selama masa-masa sulit saya. Tetapi orang tua saya ada di semua masa-masa sulit dalam hidup saya. Dan iblis telah berhasil menipu saya selama kira-kria 20 tahun.

Saya yang mengaku berada di keluarga baik-baik saja mengalami kasih yang dingin seperti ini. bagaimana dengan orang yang memiliki keluarga yang rusak? Salah satu anak rohani saya memiliki masalah ini. mamanya selingkuh dan dia menangis ketika menceritakan tentang mamanya. Butuh lebih dari 1 tahun buat dia akhirnya dapat memaafkan mamanya. Lalu bagaimana dengan kisah ini? dapatkah dia berkata “sayang” pada mamanya?

Saya bertemu dengan satu orang yang sudah cukup lama pelayanan. Anak rohaninya juga lumayan banyak. Dia aktif juga melayani bersama-sama dengan saya. Tetapi suatu keanehan terjadi. Ketika saya berkata padanya untuk mengirimkan sms “sayang” pada papa mamanya maka dengan senyuman yang manis dia menolak. Dia tidak pernah mengirim sms “sayang” pada orang tuanya sampai usianya sudah mencapai 22 tahun. Padahal kelihatan bahwa keluarganya baik-baik saja. dia dapatkan semuanya dari orang tuanya. Tetapi sebuah bahasa “sayang” tidaklah dapat dia berikan pada orang tuanya. Puji Tuhan, berbagai “paksaan” berhasil membuat dia mengirimkan sms “sayang” itu. tetapi apakah harus dipaksa? Apalagi status kita sebagai orang yang mengenal kasih Bapa?!

Satu ketika di sebuah retret pelayanan kami, saya melayani seorang mahasiswa baru yang tidaklah saya kenal sebelumnya. Dia kelihatan sekali menikmati pujian penyembahan dan sesi yang diadakan. Kemudian ketika saya mendapat waktu untuk konseling dengan dia, saya jadi tahu latar belakangnya seperti apa. Bapak dan ibunya adalah pelayan di sebuah gereja dan mempunyai posisi di gereja tersebut. Kemudian saya bertanya satu hal, “apakah hati bapamu rusak?”. Dan dia berkata tidak. Tetapi Roh Kudus berbicara pada saya bahwa hati bapanya rusak. Lalu ketika saya bertanya padanya apakah kriteria bapa yang tidak baik seperti yang dikotbahkan ada dan pernah dilakukan bapaknya. Dia berkata pernah, tetapi dia berkata itu masih dalam batas kewajaran menurutnya. Kemudian saya sampai kepada pertanyaan pamungkas yang selalu saya utarakan ketika melayani orang di sesi ini : “kalau begitu, beranikah sekarang kamu sms papa mamamu bilang aku sayang sama papa dan mama?” seketika itu juga air matanya mulai mengalir dari kedua matanya. Sambil tersenyum dia menggelengkan kepalanya. Yahh, dia anak pelayan gereja, tetapi dibutakan iblis bahwa kasihnya pada orang tuanya sebenarnya kosong.

Sampai akhirnya saya melihat ayah saya jadi teladan buat saya bagaimana kasih seorang anak yang seharusnya pada orang tuanya. Nenek saya (atau bahasa bataknya opung) sudah berusia 80 tahun. Dia tidak bisa berjalan lagi. Badannya pun sudah sangat kurus dan lemah. Bergerak saya susah. Setiap saat Cuma tidur di tempat tidur. Disitulah “habitat” dari nenek saya ini. di tempat tidur dia makan bahkan sampai buang air besar dan kecil. Dia sudah tidak bisa apa-apa lagi, tinggal tunggu dipanggil Tuhan saja. lalu saya baru tahu ada luka lecet dan nanah di beberapa bagian tubuhnya. Kakinya membengkak karena ada darah dan nanah. Lalu bagian punggung dan pinggangnya juga ada luka yang cukup besar. Sering sekali dia mengeluh dan berkata sakit. Sudah sangat menderita sekali.

Ketika saya berada di rumah di bekasi, saat kami sekeluarga sedang berdoa malam sebelum tidur, ayah saya menangis dengan sangat keras ketika mendoakan tentang nenek saya ini. bahkan doa itu pun terpaksa “diinterupsi” oleh mama saya karena ayah saya terus saja menangis. Dari situ saya tahu bagaimana kasih ayah saya pada nenek saya. Suatu ketika, saat saya berada di bandung datang sms dari ayah saya. Isinya supaya saya berdoa agar nenek saya ini jangan terlalu menderita lagi. Saya langsung menunjukkan isi sms itu calon istri saya yang saat itu sedang bersama-sama saya. Dengan nada sedikit bercanda saya bilang “apa bokap gw minta supaya gw doain nenek gw dipanggil Tuhan segera ya?” tetapi saya semakin tahu bahwa kasih ayah saya sangat besar pada nenek saya. Ketika saya di rumah di bekasi, saya bisa lihat bagaimana ayah saya memperhatikan nenek saya. Sering sekali bangun tiap malam karena erangan nenek saya, lalu menyuapinya makan, memberi minum, membantu mama saya membersihkan dan mengganti pampers dari nenek saya, dan lainnya. pernah disediakan seorang suster untuk merawat nenek saya dan Cuma 1 hari dia bertahan! Jika melihat tubuhnya yang penuh penderitaan dan lukanya ada dimana-mana, maka adalah suatu wajar hal itu terjadi. Tetapi dari manakah kekuatan ayah saya untuk merawat ibu saya?

Pernah suatu kali saya ikut ibadah di gereja dimana ayah saya membawakan firman. Dia menceritakan bagaimana merawat nenek saya yang sudah sekarat ini. saya tidak terlalu ingat lagi bagian firman Tuhan lainnya yang dia bagikan. Tetapi saya Cuma bisa rasakan kasih yang begitu kuat dari ayah saya buat nenek saya. Beberapa kali saya kesal pada ayah saya mengapa ayah saya begitu “memproteksi” saya sedemikian rupa. Dan dia Cuma berkata “begitulah kasih ayah pada anaknya. Kau nanti akan rasakan hal yang sama saat jadi ayah”. Yaa, ayah saya tidaklah sempurna di mata saya. Saya juga tidaklah sempurna menjadi seorang anak. Tetapi saya bisa lihat, ada kasih Allah sedang bekerja di setiap kami dan mengubah kami.

Satu kali Pastor Yonggi Cho sedang melakukan pelayanan ke desa-desa. Dia bertemu dengan seorang ibu (kalau tidak salah) dimana salah satu bagian tubuhnya membengkak besar sekali dan penuh dengan luka nanah. Ketika Dia mendoakan ibu ini, Roh Kudus bicara dengan lembut padanya, “sedot semua nanah itu dengan mulutmu”. Maka sebagai manusia normal, akan ada kejijikan yang luar biasa disana. Tetapi dia menurut. Dia menyedot semua nanah itu sampai habis dengan mulutnya (seperti orang menyedot racun ular, menyedot dengan mulut lalu membuangnya). Dan sejak saat itu, ibu itu sembuh total. Yonggi Cho diajari tentang kasih Allah pada saat itu.

Kawan, mungkin orang tuamu tidak sempurna di matamu. Mereka punya banyak kelemahan dan kesalahan di matamu. Tetapi mengasihi adalah keputusan. Bagaimanakah sikap Allah melihat hidupmu yang penuh dengan dosa dan kejijikan? Apakah Dia menolakmu? Dia datang memelukmu dan membersihkan semua luka, nanah, dan kotoran dalam hidupmu dengan tangan-Nya sendiri, bukan dengan tangan orang lain. Jika kita sudah menerima kasih sempurna dengan gratis, maka marilah kita lakukan kasih dengan gratis pula. Lakukan pada orang tuamu.

Banyak orang menyewakan suster untuk merawat orang tua mereka yang sudah tua. Atau bahkan menitipkan mereka di panti jompo. Tetapi pernahkan ibumu sendiri menitipkan engkau di sebuah panti asuhan ketika engkau kecil? Atau dia menyuruh seorang suster untuk merawatmu? Mungkin banyak yang seperti itu. tetapi saya yakin, dalam hati mereka yang terdalam, para ibu di seluruh dunia ingin merawat anak mereka dengan tangan mereka sendiri. Bahkan jika hal yang paling burk terjadi dalam hidupmu, dimana ayah ibumu tidak mengurusmu sejak kecil, atau ada dari mereka yang berselingkuh, atau orang tuamu bercerai, atau sejuta keburukan orang tuamu, maukah engkau memilih mengasihi mereka? yaa, maukah engkau memilih mengasihi mereka?

Satu ketika Daud menaikkan sebuah nyanyian yang indah di mazmur 27:10 “sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku”. yaa, dia tidak dipedulikan oleh Isai ayahnya. Ketika samuel datang ke kota Betlehem, maka Isai menunjukkan semua anaknya pada Samuel, kecuali Daud yang ditinggal di padang (1 sam 16). Tetapi Daud mengerti, bahwa kasih Allah dapat mengisi semua “kantong” kasih dalam hidupnya.

Anda tahu bagaimana cara supaya usia anda lanjut? Cuma ada 1 kunci supaya anda hidup lanjut, hiduplah dalam kasih Allah. dan alkitab berkata lebih spesifik lagi : hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan kepadamu (keluaran 20:12).

Yesus berkata dengan luar biasa dalam Matius 10:18 “kamu telah memperolehnya dengan Cuma-Cuma, karena itu berikanlah pula dengan Cuma-Cuma”. Apakah orang tuamu mengasihimu dengan pamrih? Jika tidak, maka kasihi mereka tanpa pamrih juga. Lalu dalam Lukas 7:47 “tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih”. Apakah orang tuamu sudah melakukan banyak kesalahan dalam hidupmu? jika engkau sadar bahwa Yesus sudah mengampunimu banyak, maka kasihilah juga orang tuamu dengan luar biasa walaupun kesalahan dan kekurangan mereka banyak.

Siapakah yang tahu kapan orang tua mereka akan dipanggil pulang oleh yang Kuasa? Jangan sampai perpisahan kekal membuat ada dari kita yang menyesali banyak hal. Dan saya akan tutup dengan pertanyaan khas saya : maukah engkau berkata (minimal sms) pada orang tuamu “aku sayang papa dan mama” ?

Selasa, 03 September 2013

kekristenan tanpa doa = omong kosong

Api akan menghasilkan api!

Tidak ada kisah “cinta pada pandangan pertama” di pertemuan Allah dengan Musa di gunung Horeb (kel 3-4). Yang terjadi adalah kegentaran dan ketakutan ilahi. Tidak ada romantisme dan gejolak-gejolak cinta disana. Yang ada adalah Musa sangat ketakutan (kel 3:6). Entah seberapa “mengerikan” wajah Tuhan disana, tetapi musa harus menutup mukanya karena takut. Dia sadar ada Allah disana. Jika seorang pria dapat jatuh cinta dan bahkan rela memberikan nyawanya pada seorang wanita karena jatuh cinta pada pandangan pertama, maka adalah sangat logis bagi musa untuk lari dari Tuhan karena impresi pertama yang sangat mengerikan. Ditambah tugas yang sangat berat dan konyol dari Allah, maka dia seharusnya lari saja!

Tetapi kawan, perjumpaan pertama yang kelihatan sangat mengerikan bagi musa telah membuat dia jadi pribadi yang berbeda. Allah adalah api yang menghanguskan (ibr 12:29). Perjumpaan musa dengan Allah yang adalah api membuat dia menjadi api. Dari seorang pecundang yang berkata kalau dia tidak pandai bicara, menjadi orang yang berkata “hapuskan saja namaku dari kitab kehidupan jika Engkau tidak mengampuni dosa mereka (kel 32:32)”.

Apa rahasia pelayanan yang berkobar-kobar? Jawabannya Cuma satu : bertemulah dengan Allah yang adalah api. Begitu banyak orang sadar jika pelayanannya dingin dan tidak segera berlari pada Allah. Maka saya katakan, datanglah pada Allah. Ketika Yesaya melihat kemuliaan Allah (kembali dengan kegentaran dan ketakutan, yes 6), maka semua pelayanannya yang penuh api dimulai. Begitu banyak juga orang melihat pada segudang kekurangan dirinya dan tidak mau ikut melayani. Tetapi contohlah Yeremia yang bertemu dengan Allah dan Allah menjamah semua hidupnya, dan dikenallah Yeremia sebagai nabi yang sangat keras menegur raja-raja Yehuda.

Tidak ada ketakutan, karena api tidak pernah takut akan apa pun juga. Api tidak pernah meminta ijin untuk membakar sesuatu. Tetapi selama bisa, dia akan membakar apa saja. Maka pelayanan yang penuh dengan api Tuhan, akan hasilkan kebangunan rohani dimana-mana.

Tidak ada stagnasi dalam pimpinan Roh Kudus!

Ketika kebangunan rohani belum terjadi, maka orang akan berkata ini bukan waktunya Tuhan. maka akan timbul satu pertanyaan kecil : apakah Allah rela menunda keselamatan pada jutaan jiwa di waktu ini? bukan Allah yang rela, tetapi semua rekan sekerjanya di muka bumi (baca : manusia yang mengaku kristen) rela saudara-saudaranya yang lain masuk ke nereka. Saat mereka tidak mau memberitakan injil, saat mereka tidak mau berdoa, dan saat mereka fokus pada kegiatan yang berlabel rohani dan tidak hasilkan apa-apa, dan saat mereka hidup untuk diri mereka sendiri.

Begitu banyak orang mengaku bergaul dengan Roh Kudus dalam kehidupan rohani mereka. tetapi jika demikian, maka seharusnya hati mereka penuh dengan hati Bapa. Jika 2 orang sahabat berjalan bersama selama beberapa waktu (misal X dan Y), maka adalah sesuatu yang mustahil jika X tidak mengetahui apa beban hati utama Y (karena mereka sahabat). Untuk apa Yesus datang ke dunia? Dia datang bukan untuk orang sehat, tetapi untuk orang sakit. Maka akan ada kabar yang sangat mengerikan buat gereja, jika hari ini Yesus datang, maka dia mungkin akan memilih mengunjungi orang-orang yang penuh dosa yang terus diabaikan gereja daripada datang kepada gereja. Dia memilih mencari orang berdosa, sebelum hari penghakiman tiba.

Banyak orang bahkan mengaku menerima karunia-karunia Roh Kudus tetapi tidak melakukan apa-apa. Apakah karunia itu Cuma dipakai di dalam gereja (misal berbahasa roh)? Begitu banyak orang terbuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, tetapi lupa untuk apa digunakan. Ada 2 alasan utama mengapa Roh Kudus turun ke atas semua manusia : penginjilan dan berdoa. Roh Kudus turun supaya saya dan anda jadi saksi sampai ujung bumi (kis 1:8) lalu supaya saya dan anda dapat berdoa dengan luar biasa (roma 8:26). Jika karunia itu Cuma “aksesoris” selama ibadah, maka sia-sialah Dia turun atas hidup kita.

Kekristenan tanpa doa = omong kosong!

Cukup dengarkan satu kotbah dari satu pendeta maka anda akan siap menjadi pengkhotbah baru. Cukup baca satu renungan maka anda akan siap untuk berbicara di kelompok PA/komsel/pemuridan anda. Bahkan ikutilah semua acara motivasi-motivasi sekuler, maka anda akan cukup mahir menjadi seorang konselor rohani. Inilah kematian di lingkungan kristen!

Kegiatan-kegiatan rohani, komsel-komsel, PA-PA, ibadah, dan apapun yang berlabel kekristenan yang tidak dibela lewat doa, akan hasilkan kematian rohani! Khotbah dan share yang dihasilkan tanpa doa dan dimasuki beberapa humor tetap akan hasilkan kekaguman yang luar biasa dari audience. Tetapi itu Cuma hasilkan efek sesaat pada jiwa. Tetapi kotbah-kotbah yang penuh dengan doa dan mungkin terkesan keras dan menegur, akan hasilkan efek kekal. Begitu banyak kegiatan rohani dan kotbah yang ada ditujukan untuk menyenangkan jiwa. Tetapi itu tidak akan membangkitkan orang lain dari kematian rohaninya. Mereka takut kehilangan jemaat, takut ditolak, di cap rohaniawan, dan lainnnya. tetapi marilah teladani Yesus. Begitu banyak orang memuja-Nya, tetapi begitu banyak juga yang menolak-Nya! Parameter keberhasilan suatu acara Kristen bukanlah dari berapa orang yang datang, seberapa mewah acara tersebut, dan segudang lainnya. tetapi bagi Allah, parameter keberhasilan suatu acara kristen adalah : berapa orang yang diubahkan hidupnya oleh Kristus!

Belas kasihan manusia sangat bertolak belakang dengan belas kasihan Allah! Belas kasihan manusia berkata : “tidak enak menegur dia, nanti dia tersinggung”. Tetapi belas kasihan Allah berkata “lebih baik menghajar dia, daripada dia berjalan menuju neraka”. Belas kasihan manusia melihat pada jiwa dan sesuatu yang sementara, tetapi belas kasihan Allah melihat pada sesuatu yang kekal. Dan belas kasihan Allah Cuma bisa lahir lewat doa! Tidak ada tawaran untuk ini. dan berdoalah agar belas kasihan Tuhan turun atas hati kita yang dingin.

ketika sodom dan Gomora hendak dihancurkan, maka Allah berpikir untuk memberitahukan hal besar dan bersejarah itu pada Abraham. Dan timbullah tawar-menawar antara manusia dengan Allah (yaa, manusia menawar Allah!). kawan, jika Allah ingin melakukan pekerjaan besar di bumi, maka Dia akan ceritakan itu pada manusia dan MENGHARUSKAN mereka untuk berdoa. Pentakosta terjadi karena ada murid-murid yang berdoa(kis 2). Israel menang dari amalek karena ada musa yang terus mengangkat tangan pada Allah (kel 17). 12 murid dihasilkan karena ada Yesus yang berdoa semalam-malaman bagi mereka (luk 6:12).

Pola kebangunan rohani selalu berbeda-beda. Tetapi harganya tetap sama : DOA! Memang benar Yesus sudah membayar segala sesuatu lunas di kayu salib. Tetapi doa adalah untuk mengubah kita. Mengubah kekerasan hati kita, mengubah kita yang masih jatuh bangun dalam dosa, mengubah segala sesuatu dalam hidup kita.

dan singkat cerita : terbuka 2 lowongan pekerjaan di bumi : untuk menjadi pendoa-pendoa yang merindukan jiwa-jiwa dibawa pada Kristus, dan sekaligus menjadi pemberita injil keselamatan. Lalu gajinya? Sesuatu berkat kekal dan luar biasa di surga dan akan dinikmati juga di bumi