Minggu, 26 Juli 2009

BAPTISAN ROH KUDUS


Dalam yoh 3 diceritakan tentang percakapan antara nikodemus dan Tuhan Yesus. Salah satu ayat disana mengatakan seperti ini :

Yoh 3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Yoh 3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Yoh 3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.

Kita tidak akan banyak membahas soal dilahirkan dari air, tetapi yang akan dibahas adalah soal dilahirkan oleh Roh.

Dalam Yoh 1:12-13 dikatakan bahwa untuk menjadi anak-anak Allah kita harus lahir dari Allah. lalu bagaimana caranya dilahirkan dari Allah. disinilah peran Roh Kudus dimainkan. Sesuai yoh 3:5 tadi kita harus dilahirkan oleh Roh. Karena Roh Kudus juga adalah Allah. dalam Yoh 16:14 Yesus menunjukkan bahwa Ia menyingkapkan diri-Nya hanya melalui sarana Roh Kudus. Roh Kudus membuat kita “menjadi lebih mudah” dalam menjalani proses serupa dengan Allah. dalam Yoh 3:5 dibedakan antara dilahirkan dari air dan dari Roh. Dilahirkan dari air secara harafiah berarti dibasuh dan disucikan. dan dilahirkan secara Roh bisa berarti baptisan Roh Kudus. Baptisan air dan baptisan Roh kudus adalah sesuatu yang berbeda walaupun bisa terjadi secara bersamaan. Kita akan coba melihat beberapa kasus dimana baptisan air dan baptisan Roh Kudus tidak terjadi secara bersamaan.

Dalam luk 10:20 dikisahkan setelah ketujuhpuluh murid Tuhan pulang dari memberitakan injil, Yesus mengakui bahwa mereka telah menerima hidup kekal (kecuali Yudas Iskariot tentunya). Tetapi dalam Kis 1:4-5 dikatakan bahwa Tuhan Yesus menyuruh mereka menunggu di Yesusalem sampai mereka dibaptis oleh Roh Kudus. Jadi jelas bahwa para murid belum menerima baptisan Roh Kudus saat itu walaupun mereka sudah lahir baru dan mendapat kepastian hidup kekal.

Kasus lainnya terdapat dalam Kis 8:5-13, dikatakan bahwa orang-orang di efesus mendengar pekabaran injil dari Filipus dan mereka memberi diri mereka untuk dibaptis dan bertobat. Tetapi dalam ayat sesudahnya yaitu Kis 8:14-17 dikatakan bahwa mereka belum dibaptis oleh Roh Kudus, sehingga Petrus dan Yohanes perlu berdoa agar mereka dipenuhi dan dibaptis dengan Roh Kudus. Baru Roh Kudus turun ke atas mereka satu per satu.

Kasus lainnya terlihat dari pertobatan Paulus, dalam kis 9:5-17. Kita bisa bilang Paulus bertobat adalah saat dia melihat Tuhan Yesus lewat penampakan ilahi. Dia harus menunggu 3 hari lamanya baru datang Ananias mendoakan agar dia dipenuhi oleh Roh Kudus. Saat inilah baru dia menerima baptisan Roh Kudus.

Contoh lainnya dari kis 19:1-7. Dikatakan bahwa Paulus mengunjungi jemaat di Efesus yang “hanya” berjumlah 12 orang, padahal Efesus adalah kota yang padat penduduknya, walaupun sebagian besar penyembah berhala. Lalu Paulus bertanya apakah jemaat di Efesus sudah menerima Roh Kudus saat mereka percaya (baca: bertobat) atau saat dibaptis (mungkin Paulus heran dan bertanya-tanya mengapa di kota sebesar Efesus “hanya” ada 12 orang percaya). Dan mereka bilang belum. Baru kemudian Paulus berdoa agar Roh Kudus turun atas mereka. Kemudian saat ini kita bisa tahu bahwa Efesus adalah suatu gereja terkenal yang memasyurkan nama Yesus di seluruh Asia kecil. Hal ini dimulai dari baptisan Roh Kudus.

Kita bisa lihat dari contoh tadi bahwa kelahiran baru dan baptisan Roh Kudus adalah sesuatu yang berlainan. Kelahiran baru memberi kita hidup kekal, sedangkan baptisan Roh Kudus memberi kita suatu kuasa Allah untuk memberitakan Kristus. Orang Kristen lemah dan lesu saat ini adalah salah satu akibat dari belum menerima baptisan Roh Kudus. Dalam perjanjian lama, Roh Kudus hanya dicurahkan pada beberapa orang khusus saja, seperti raja, imam, hakim, nabi, dan orang yang telah dipilih-Nya secara khusus. Tetapi sejak pentakosta, Allah mencurahkan Roh Kudus pada semua orang yang meminta pada-Nya. Hal ini sesuai ramalan Yoel 2:28-29. Petrus sendiri yang membenarkan ramalan ini.

Lalu gejala apa yang muncul ketika Roh Kudus telah diterima?

Ada sesuatu yang menarik bisa diambil dari peristiwa pentakosta. Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Tuhan menyuruh para murid tinggal di Yerusalem menantikan Roh Kudus turun atas mereka (dikatakan dalam kis 1:4 bahwa itu adalah janji Bapa), baru kemudian mereka boleh keluar dari Yerusalem. Mereka menanti tanpa suatu kepastian kapan waktu / hari / tanggal Roh Kudus turun. Kemudian pentakosta terjadi, baru mereka memberitakan firman Tuhan. Secara logika kita berpikir bahwa bagaimana caranya mereka yakin bahwa itu adalah janji Tuhan itu (baca: turunnya Roh Kudus). padahal Tuhan Yesus yang sangat mereka andalkan untuk meyakinkan mereka akan firman Tuhan sudah tidak ada. Juga tidak ada pengalaman di perjanjian lama yang mengisahkan tentang baptisan Roh Kudus. Jadi mereka tidak tahu apa ciri-ciri baptisan Roh Kudus. Tapi mengapa mereka bisa sangat yakin bahwa mereka telah dibaptis oleh Roh Kudus? Itu karena kepenuhan Roh Kudus telah mencakup bukan hanya pengalaman lahiriah, tetapi juga suatu kepastian batiniah. Dalam kis 2:14-18 Petrus sendiri telah mengakuinya. jadi, baptisan Roh Kudus adalah bukan sesuatu yang abstrak dan kita hanya seperti percaya saja sudah dibaptis Roh Kudus tanpa ada sesuatu yang terjadi pada kita (baca: tidak terlihat oleh mata jasmani kita atau tidak dirasakan oleh tubuh jasmani kita). Baptisan Roh Kudus bisa dirasakan oleh jasmani kita juga. jadi ada tanda-tanda lahiriah bahwa seseorang telah dibaptis oleh Roh Kudus. tidak percaya? Buktikan sendiri. saya sudah buktikan.

Ada kisah yang menarik juga dalam kis 8:4-25 dikisahkan bahwa terjadi pertobatan besar-besaran di Samaria. Lalu ada juga seorang mantan penyihir bernama Simon yang bertobat. Dia takjub akan mujizat yang dilakukan oleh Filipus. Lalu kemudian datang Petrus dan Yohanes lalu mereka berdua menumpangkan tangan atas orang Samaria supaya beroleh Roh Kudus. Kemudian Simon berniat membeli karunia Allah itu dengan uang, tetapi Petrus menegornya dengan keras. Hal menariknya adalah bahwa mengapa Simon tidak datang juga pada Filipus lalu menawarkan uang agar dia bisa mendapat karunia melakukan mujizat seperti yang Filipus lakukan? Tetapi baru ketika Petrus dan Yohanes datang dan menumpangkan tangan ke atas orang Samaria baru Simon menawarkan uang. jawabannya adalah karena Simon melihat sendiri dengan mata jasmani bahwa telah terjadi Baptisan Roh Kudus. Jika Simon tidak melihat dengan mata jasmani efek nyata dari baptisan Roh Kudus atau dengan kata lain baptisan Roh Kudus tidak memberi suatu kesan dan hanya lewat begitu saja tanpa ada suatu bukti nyata maka mana mungkin Simon mau membeli karunia Allah ini. jadi baptisan Roh Kudus mempunyai suatu bukti nyata yang bisa dilihat oleh mata jasmani.

Kasus lainnya bisa kita lihat dari peristiwa Kornelius di kis 10. Dimana Roh kudus dicurahkan pada seorang kafir bernama Kornelius beserta keluarganya. Orang-orang percaya yang ada saat itu masih memegang prinsip bahwa karunia baptisan Roh Kudus hanya dicurahkan bagi orang-orang bersunat, begitu juga awalnya dengan Petrus (sampai dia menerima penglihatan tentang makanan haram yang disuruh Tuhan untuk dimakan). Mereka terus memegang prinsip itu. tetapi prinsip itu berubah ketika mereka melihat Roh Kudus juga tercurah bagi bangsa-bangsa lain. Jika baptisan Roh Kudus tidak menimbulkan efek yang bisa dilihat dengan mata jasmani, maka bagaimana mungkin mereka bisa percaya bahwa Roh Kudus sudah tercurah atas bangsa kafir itu? itu salah satu bukti yang tidak dapat kita sangkal lagi.

Bukti bahwa seseorang telah dibaptis dengan Roh Kudus bisa dilihat dari kehidupan rohaninya setiap harinya. Orang itu akan terlihat lebih bersemangat dalam melayani Tuhan dan hidupnya tidak lesu lagi. Keselamatan diterima melalui kelahiran baru, tetapi wibawa dan kuasa hanya dapat diterima bila kita menerima kepenuhan Roh Kudus setelah percaya. bukti alkitab yang sangat nyata jika seseorang sudah dibaptis oleh Roh Kudus adalah bahasa lidah. Ini adalah tanda awal seseorang telah dibaptis oleh Roh Kudus. Bagaimana ini bisa jadi bukti awal? Silakan baca sendiri di Kisah Para Rasul tentang peristiwa-peristiwa pencurahan Roh Kudus. Jadi bahasa lidah / roh bisa menjadi suatu bukti seseorang telah dibaptis dengan Roh Kudus. Lalu jika ada yang coba meniru-niru bahasa lidah sehingga seperti telah dibaptis oleh Roh Kudus bagaimana? Orang yang sudah merasakan sendiri dibaptis oleh Roh Kudus biasanya bisa membedakan mana bahasa lidah yang dibuat-buat atau mana bahasa lidah yang berasal dari Roh Kudus. Atau orang yang mempunyai karunia menafsirkan bahasa roh dan karunia membedakan berbagai macam roh bisa membedakan hal ini. atau kita bisa juga lihat dari buahnya setelah menerima baptisan Roh Kudus.

Jika kita ingin lebih dalam lagi mengenal Tuhan dan hidup dengan dipimpin oleh Roh Kudus hari demi hari, baptisan Roh Kudus adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Bahkan bila perlu diadakan suatu ibadah khusus tentang hal ini karena baptisan Roh Kudus adalah suatu yang penting dalam gereja. Go Get Glory!

Gogetglory.co.cc

Disadur oleh penulis dari buku “Roh kudus, adimitra saya” karya Paul Yonggi Cho.

Selasa, 07 Juli 2009

in memorial : braven wiragupti kewo


Senin pagi aku menyalakan komputerku dan tentunya langsung membuka browser Mozilla. Lalu terbuka halaman google di depan mataku. Aku lalu beberapa saat mencari gambar untuk aku taruh dalam blog-ku. Kemudian aku membuka blog-ku dan berniat mem-posting tulisanku yang baru. tak lama kemudian aku membuka facebook. Seketika juga aku teringat akan b’bhe. Rasa sedih dan kehilangan langsung menyeruak kembali dalam dada. Aku lalu membuka wall-nya dan aku terkejut. Disana sangat banyak posting yang dibuat untuk mengenang b’bhe. Aku hanya membaca sebagian saja karena jujur saja hatiku tambah sedih melihat itu semua. Aku coba menulis sesuatu di wall-nya, tetapi beberapa kali aku menghapusnya kembali. Aku bingung harus menulis apa disana. Butuh beberapa saat sampai akhirnya aku betul-betul menulis tanpa menghapusnya. Karena banyak sebenarnya yang aku mau tulis disana.

Aku masuk TN tahun 2005. Dan saat itu kami siswa baru harus menjalani PDK selama kurang lebih 3 bulan. Kami lalu diperkenalkan suatu kepanitiaan PDK, dimana ada beberapa seksi pada kepanitiaan ini. mereka adalah seksi orientasi (sie-or), seksi lapangan (sie-lap), dan Pembina graha (PG). dari ketiga seksi ini, yang paling ditakuti oleh siswa baru adalah sie-lap. Itu karena mereka sangat tegas dan tidak sungkan menegur keras jika ada siswa baru yang melakukan kesalahan. Mereka juga selalu pasang tampang seram (peace bagi para eks sie-lap ^^). Aku kenal b’bhe disana. Dia salah satu sie-lap. Aku ingat dia dikenal sebagai salah satu sie-lap yang ditakuti oleh teman-temanku. Pernah waktu sebelum kami masuk kelas, kami anak X-5 diajarkan PG kami untuk laporan pada pamong sebelum dan sesudah pelajaran. Aku ingat disana ada b’bhe. Karena dia ada disana, kami tidak berani terlalu ribut. Aku bertanya dalam hati ngapain harus pake sie-lap segala di kelas, apalagi b’bhe yang terkenal galak. Sampai suatu kali saat latihan, temanku membuat kesalahan dan mengundang tawa seisi kelas. Aku lalu melihat sekilas ke b’bhe dan dia juga ikut tertawa. Wah! Bisa juga sie-lap tertawa di depan siswa baru, pikirku.

Waktu terus berjalan sampai pada suatu saat aku mendengar bahwa ada sie-lap yang di non-aktifkan sebelum tugasnya selesai sampai 3 bulan itu karena suatu hal. Dan aku mendengar bahwa itu b’bhe. Aku biasa saja mendengar hal itu. Beberapa saat kemudian PG-ku mengumpulkan anak kelas X-5 di home base kelas untuk menceritakan tentang X-5. Dia lalu bilang ada nama abang dan kakak absen di balik papan absen. Kami lalu membaliknya untuk mengetahui siapa abang dan kakak absen kami. Abang dan kakak absen adalah seseorang yang seharusnya sangat dekat dengan adik absennya. Mereka kurang lebih menjadi tempat curhat dan ngobrol dan menjadi seperti keluarga sendiri. waktu aku melihatnya, aku kaget setengah mati. Aku lihat nomor absen 8 dan yang tertulis disana adalah : Braven (!). waduh! Ternyata abang absenku sie-lap yaa. Dan dia sudah tidak bertugas lagi.

Lalu beberapa saat kemudian aku mendengar dari PG-ku sendiri bahwa kakak absenku adalah k’citta. Itu setelah aku beberapa kali bertanya padanya siapa yang biasa mengirim makanan kecil saat aku mau ujian. Dia beberapa kali tidak mau bilang. Padahal teman-temanku yang lain tahu siapa yang mengirimi mereka. Akhirnya dia bilang juga. Waduh! Tambah runyam nih! Masa abang dan kakak absenku semuanya panitia PDK. Jadi selama ini aku bisa sangat mudah diawasi mereka berdua. Sejak saat itu aku berusaha bersikap lebih baik lagi di depan mereka. Gak enak lah melakukan kesalahan di depan abang dan kakak absen yang notabene-nya ketemu tiap hari.

PDK selesai dan beberapa kali aku dikunjungi oleh b’bhe (Walaupun sebenarnya intensitasnya masih kalah sama k’citta). Aku ingat di suatu hari minggu setelah pulang dari gereja, aku sedang berlatih untuk persiapan POPDA atletik. bidang spesialisku adalah 100 m. tetapi entah kenapa hari itu p’wid minta aku coba 400 m. buset! Aku belum pernah coba dan pasti capek banget karena harus sprint sekuat tenaga selama 400 m. sesaat sebelum aku lari aku lihat b’bhe datang ke lapangan track. Dia melihat aku disana. Kami berbincang sejenak lalu kemudian dia bilang aku pasti bisa menyelesaikan 400 m ini. waduh! Aku bayangin aja paling kuat 250 m ditambah sekarang ada abang absen lagi yang lihat. Kalau aku gak kuat bisa malu aku, pikirku waktu itu. akhirnya waktunya tiba. Aku ditemani satu temanku berlari. Aku mulai tancap gas dan aku mendengar suara teriakan b’bhe menyemangatiku. Akhirnya aku bisa menyelesaikannya dalam waktu 56 detik. Wah! Hebat juga pikirku. Walaupun habis berlari aku harus menjatuhkan diri di lapangan saking capeknya. Sesaat setelah aku beristirahat aku masuk ke GOR dan sempat bertemu dengan b’bhe lalu dia katakan aku hebat. Wah! Aku bangga dipuji abangku.

sampai aku naik ke kelas XI, Aku sudah mulai jarang bertemu b’bhe dan berbicara dengannya. Itu karena aku lebih memilih bergaul dengan teman-teman dekatku satu angkatan (Teman-teman seperjuangan). Kami seperti membentuk satu komunitas bersama. Memang sejak masuk komunitas ini aku mulai jarang bergaul dengan teman-temanku yang lain. Bahkan dengan teman-teman satu graha. Aku paling hanya ada di graha sore hari saat harus mencuci baju lalu tidur siang. Selebihnya berada bersama komunitasku ini. bahkan kalau pulang ke graha sudah larut malam. Mungkin ini salah satu penyebab aku mulai jarang bertemu dengan b’bhe dan bergaul dengan teman-temanku yang lain. Aku mengakui sekarang aku kurang pandai membagi waktu bergaul dengan teman-temanku saat itu, bahkan dengan abang absen dan adik absen. Pernah suatu kali bertemu b’bhe dan kami bercerita cukup lama. Dia lalu bilang dia mau melanjutkan studinya ke India mengambil kedokteran. Aku sempat heran ngapain kedokteran harus ke India. Dia lalu menjelaskan alasannya. Aku juga baru tahu saat itu dari b’bhe bahwa “bahan baku praktek” bagi calon dokter yaitu mayat sangat mudah di dapat disana. Bahkan mayat untuk praktek kedokteran di Indonesia di-impor dari sana. Waduh! Kemudian dia lulus dan saat PA kami sempat berbicara sejenak. Lalu sejak itu aku mendengar bahwa dia masuk ITB jurusan mesin. Tetapi komunikasi kami terputus.

Kami mulai berkomunikasi lagi sejak aku masuk ITB. Dia termasuk kelompok orang pertama yang aku hubungi saat INKM untuk meminjam alat-alat INKM, termasuk juga di dalamnya k’citta. Wah! Tidak kusangka kami bertiga bisa bersama lagi di ITB. Disaat aku butuh beberapa buku juga b’bhe adalah salah satu orang pertama yang aku tanyai apakah aku bisa meminjam bukunya atau tidak. Kami lalu sempat beberapa kali ketemu dan bertegur sapa. Disaat aku mau ujian b’bhe menyemangatiku. Itu terjadi beberapa kali. Walaupun jujur saja aku mulai perlahan seperti meninggalkan komunitas alumni TN yang ada di bandung. Aku jarang ikut kumpul ikastara bandung. Tapi nih abang masih saja perhatian sama aku, walaupun aku sering menghilang saat kumpul ikastara (aku bangga padamu, bang!). lalu beberapa saat yang lalu saat ada kegiatan outbond ikastara bandung dimana b’bhe jadi ketuanya, aku dimintanya untuk jadi “penghubung” ke anak FMIPA yang lain. Aku bilang “ya”, walaupun aku sebenarnya sudah cukup yakin tidak ikut. Lalu kami juga sempat ketemu di parkiran motor saat aku mau UAS. Aku lupa mata kuliah apa saat itu. dia juga menyemangatiku. Itu saat terakhir aku melihatnya dalam kondisi sehat.

Kemudian awal juli saat aku mau pulang ke rumah, salah satu sahabatku memberitahuku bahwa b’bhe kecelakaan. Dia menceritakan bagaimana buruknya keadaan b’bhe waktu itu. aku ingin menjenguknya. Tetapi aku sudah harus pulang karena papaku juga dalam kondisi tidak sehat. Pagi-pagi sebelum aku pulang aku mencoba mengajak temanku untuk menjenguk b’bhe di rumah sakit. Tetapi dia bilang sedang ada urusan. Akhirnya aku pulang ke rumah dan tidak jadi menjenguk b’bhe. Sampai kemudian aku mendengar bahwa b’bhe dipindah ke Jakarta. Karena aku di bekasi, maka jarak tidak menjadi masalah. Aku pergi bersama sahabatku kesana. Aku bisa melihat sendiri bagaimana buruknya keadaannya waktu itu. ditambah lagi penjelasan mamanya yang berkata bahwa sulit bagi b’bhe untuk bertahan lama. Saat aku masuk ke ICU, kondisinya sangat lemah walaupun dia masih bisa melihat aku. Kalimat pertama yang aku ucapkan waktu itu adalah aku minta maaf padanya karena baru bisa menjenguknya sekarang. Aku juga minta maaf karena aku tidak bisa jadi adik yang kurang perhatian selama ini. setelah itu kami berdoa bersama dan sempat berkomunikasi beberapa saat. Lalu aku pulang. Sejak saat itu doaku makin kuat untuk b’bhe. Beberapa hari kemudian aku sempat sms-an dengan k’citta dimana dia bilang kondisi b’bhe mulai sedikit membaik. Lalu sempat teman-temanku mengajak membuat semisal buku untuk b’bhe dari teman-temannya yang berisi semangat dan dukungan. Aku setuju dengan hal itu.

Sampai kemudian hari kamis (2-07-09) aku mendapat banyak sms yang mengatakan bahwa kondisi b’bhe sangat buruk. Bahkan bukan tidak mungkin akan segera pergi dari dunia ini. aku kaget. Malamnya aku berdoa kuat untuk b’bhe. aku hampir menangis saat itu. aku bertahan tetap doa mungkin sekitar 1/2 jam. Sampai akhirnya aku minta pada Tuhan untuk membuat b’bhe bertahan sampai hari sabtu. Karena aku ingin menjenguk dia hari sabtu. Hari jumat aku tidak bisa menjenguknya. Orang tuaku juga berkata mereka ingin menemani menjenguk b’bhe. aku berniat berdoa untuk b’bhe saat itu. aku sangat yakin Tuhan akan menjawab doaku jika aku datang menjenguk b’bhe hari sabtu.

Sampai akhirnya hari sabtu tiba. Dengan tiba-tiba aku aku kedatangan 2 saudaraku ke Jakarta. Dan orang tuaku mengajak aku bertemu mereka. Aku sangat mengenal orang tuaku. Mereka tidak mungkin membiarkan aku pergi meninggalkan acara keluarga. Kami satu keluarga besar yang ada di Jakarta berkumpul bersama. akhirnya tidak jadilah aku menjenguk b’bhe. malamnya karena saking capeknya, aku langsung tidur dan lupa berdoa untuk b’bhe.

Minggu pagi aku dibangunkan dengan sms yang membuat hatiku sedih. B’bhe telah pergi minggu pagi beberapa saat yang lalu. Aku sangat sedih. Ingin aku tidak berangkat ke gereja pagi itu untuk menenangkan hatiku. Tetapi tidak mungkin aku bilang pada orang tuaku aku tidak mau pergi ke gereja. Aku ke gereja dengan perasaan berat. Hatiku terasa seperti ada sesuatu yang hilang. Aku sangat menyesal tidak menjenguknya dan tidak mendoakannya hari sabtu kemarin. Padahal sudah sangat jelas aku minta pada Tuhan membuat b’bhe bertahan sampai hari sabtu agar aku bisa melihatnya langsung dan mendoakannya. Tetapi aku tidak jadi pergi kesana. Oh, God! Aku sangat menyesal sampai saat ini.

Ingin rasanya aku mengulang kembali waktu itu. aku mau bertemu kembali dengan b’bhe dan berusaha menjadi adik yang baik dan perhatian. Tetapi semua sudah berlalu. Aku memilih semua terjadi seperti ini dan aku hanya bisa menyesalinya sekarang. Aku sangat menyesal kurang memperhatikannya saat waktu hidupnya tidak lama lagi. Sejak hari minggu lalu, beberapa kali keluar kata minta maaf dan penyesalan dari mulutku. Aku masih tidak bisa melupakan b’bhe dan semua perlakuanku padanya. Aku kurang memperhatikannya. Itu salahku. Padahal aku baru saja membaca girman Tuhan beberapa hari yang lalu bahwa mengasihi adalah bukan dengan perkataan, tetapi dengan perbuatan. Memang aku selalu mendoakannya, tetapi aku kurang memperhatikannya secara langsung. Ini jadi pelajaran yang tidak akan aku lupakan sepanjang hidupku. Suatu pelajaran yang harus dibayar dengan kepergian abang yang sangat aku sayangi, hormati, kagumi, dan teladani. Saat ini aku sangat sering bertanya pada Tuhan, mengapa aku baru bisa sadar pelajaran berharga itu setelah aku kehilangan abang. Aku masih tidak terima sampai sekarang.

Sekali lagi bang, aku mau minta maaf karena menjadi adik yang kurang baik dan kurang perhatian. Walaupun sampai saat ini aku masih tidak bisa memaafkan kesalahanku itu. Aku berjanji akan merubah sikapku ini. aku sangat menyayangi abang. Terima kasih untuk apa yang telah abang lakukan untukku. Itu tidak akan pernah hilang dalam ingatanku. Aku sangat kehilangan abang. Tetapi dari semua rasa kehilanganku itu, aku sangat yakin abang sekarang ada bersama Tuhan Yesus di surga.

Selamat jalan abangku, Braven wiragupti kewo.

Dari adikmu yang sangat menyayangimu (walaupun aku sadar sikapku selama ini tidak menunjukkan hal itu, tetapi aku berjanji akan berubah, bang) : Daniel sihombing

gogetglory.co.cc

Senin, 06 Juli 2009

Berbagi hidup dalam pemuridan


Sebentar lagi mahasiswa baru akan datang ke kampus itb. Angkatan 2009 akan segera masuk dan mengisi almamater itb. Dari sekian banyak mahasiswa baru itu, tentu saja ada mahasiswa Kristen yang juga akan menjadi bagian dari kampus itb. Panitia PMB dan INKM sudah dibentuk. Mereka akan melakukan berbagai hal untuk menyambut mahasiswa baru. para mahasiswa Kristen yang diwadahi PMK pun tidak ketinggalan untuk “menuai” mahasiswa baru ini. bagaimanapun juga, ini adalah suatu “ladang” yang sudah menguning dan siap dituai bagi kerajaan Allah. Panitia PMB PMK 2009 pun sudah dibentuk.

Ayat tema untuk pmb pmk itb 2009 diambil dari 1 tes 2:8 yang berbunyi : “Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi. “ ayat ini sangat dalam jika kita perhatikan. Ini adalah pengertian dasar dari istilah pemuridan. Pemuridan tidak hanya berkisah tentang sekelompok anak Tuhan yang terikat dalam suatu kelompok pendalaman Alkitab, dimana ada yang berfungsi sebagai bapa rohani dan yang lainnya sebagai anak rohani. arti pemuridan lebih dalam dari sekedar arti diatas. Pemuridan mempunyai pengertian dasar berbagi hidup. Lho, kok bisa??? Lalu dimana pendalaman Alkitabnya??? Pelan-pelan.

Kita mulai dari ayat tema pmb pmk 2009 diatas. Disana dikatakan bahwa karena kasih Paulus yang begitu besar pada jemaat Tesalonika, dia tidak hanya datang dan memberitakan Firman Tuhan pada mereka, melainkan juga membagikan hidupnya pada mereka. Berbagi hidup mempunyai pengertian antara lain menjalani hidup bersama-sama dalam suka dan duka. Ada saling mengisi kehidupan, saling memberi nasihat, bahkan mungkin pertengkaran. Tetapi karena kita bicara tentang kasih, maka kita kesampingkan masalah pertengkaran. Dalam berbagi hidup ini, kasih dan keterbukaan harus menjadi dasar. Kenapa bisa begitu? Karena ayat diatas dikatakan dasar Paulus membagi hidup adalah kasih. Lalu mengapa keterbukaan? Karena tidak mungkin kita saling berbagi hidup jika kita menutup diri dari orang lain sehingga mereka tidak melihat diri kita yang sebenarnya. Jika tidak terbuka, maka bukan menjadi berbagi hidup, tetapi hanya berbagi kesenangan dan kelebihan kita saja. Disatu sisi keterbukaan adalah sesuatu yang berat. Tetapi disinilah “seni” dari berbagi hidup.
Lalu apa yang harus dibagikan dari hidup kita??? Rasul Yohanes menuliskan dalam I Yoh 1: 1-3 mengenai hal ini (ayatnya harap dibaca sendiri, karena panjang kalau dimuat disini ^^). Disana dikatakan bahwa Yohanes membagikan apa yang telah didengarnya, dilihatnya, dan disaksikannya sendiri, yaitu tentang Firman Tuhan. Kita tidak perlu membahas apa saja yang dibagikan dari Firman Tuhan dalam pemuridan. Yang jelas, pemuridan harus ada pembagian Firman Tuhan. Karena ini hal yang sangat esensial.

Rasul paulus juga menuliskan contoh yang baik dalam hal ini. dalam Roma 15:18 yang berbunyi : “Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan,” Pada ayat diatas dikatakan bahwa Paulus hanya akan membagikan apa yang telah Kristus lakukan dalam hidupnya. Dia tidak akan membagikan ambisi pribadinya, mimpi pribadinya yang tidak berasal dari Tuhan, atau hal apapun juga yang berasal dari keinginan dunia. Apa yang telah Kristus lakukan dalam hidupmu??? Banyak bukan. Mulai dari menenun dari dalam kandungan ibu kita sampai saat ini kita masih bisa bernapas. Bagikan itu. lalu apakah hal-hal yang buruk dalam hidup kita dan saat-saat dimana kita jatuh dalam dosa juga harus kita bagikan? ya, harus! Mengapa begitu?

Memang tepat bahwa saat-saat buruk dalam hidup kita dan saat kita jatuh dalam dosa bukan karena dibuat oleh Allah. Hal ini bisa dibaca sendiri dalam Yak 1:13. Tetapi bukankah kita dapat bangkit kembali karena apa telah yang dikerjakan oleh Allah dalam hidup kita? Ya, semua itu tentu karya Allah. Jadi ceritakanlah semua itu! ceritakan bagaimana engkau bisa bangkit kembali dari semua hal-hal buruk dan semua dosa yang telah membelenggu kita. Itu sangat penting agar anak murid kita tidak melakukan hal yang sama. Ibrani 2: 18 mengatakan hal ini : “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” Jadi Tuhan Yesus dicobai agar kita bisa ditolong-Nya keluar dari pencobaan itu. tetapi ingat, walaupun Tuhan Yesus dicobai, tetapi Ia tidak berbuat dosa ( Ibr 4:15). Sama halnya dengan kita. Seberapa burukpun kita dicobai, itu semua terjadi agar kesaksian hidup kita itu (arti lain : pengalaman) bisa memberkati orang lain yang mungkin juga telah jatuh ke pencobaan yang sama. Mungkin ini maksud dari Roma 5:20b yang mengatakan : “dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,”

Lalu hal lainnya yang harus dibagikan dalam pemuridan terdapat dalam 2 Tim 3:10 yang berbunyi : “Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.” Jadi apa saja yang harus dibagikan? Ajaran (bicara tentang Firman Tuhan), cara hidup, pendirian, iman, kesabaran, kasih, dan ketekunan. Soal ajaran telah dibagikan diatas. Begitu juga tentang cara hidup. Tentang kesabaran, kasih, dan ketekunan mungkin tidak jauh berbeda dari cara hidup. Lalu pendirian dan iman bagaimana? Pendirian sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ajaran. Hal ini karena pendirian kita atau hal yang kita pegang teguh biasanya didapat dari Firman Tuhan yang juga termasuk ajaran. Pendirian satu orang tentu bisa berbeda dengan hal lainnya. Ini tergantung ajaran yang telah dia dapat. Lalu sekarang iman. Yang aku tangkap dari iman ini adalah soal mimpi atau visi. Jadi harus ada impartasi mimpi atau visi dari bapak ke anak rohani dalam suatu pemuridan. Contoh yang paling nyata adalah elia dan elisa. Juga Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya tentang amanat agung. Jadi sebagai bapak rohani, kita harus bagikan apa visi dan mimpi kita pada anak rohani kita. Karena bukan tidak mungkin anak rohani kita lah yang akan menggenapi visi dan mimpi ini.

Mungkin tidak perlu dibahas terlalu dalam soal cara-cara praktis memuridkan yang baik. Cara memuridkan semua orang berbeda. Tetapi kita akan coba lihat cara memuridkan versi Tuhan Yesus. Dia memuridkan tidak banyak orang, Cuma 12. Dan 1 harus gugur di tengah jalan. Jadi jumlah murid tidak melambangkan kualitas dari komsel tersebut. Memuridkan juga mengandung resiko gagal. Dimana mungkin ada kalanya anak rohani kita mundur dari komsel. Hal lainnya adalah soal intensitas pertemuan. Tuhan Yesus memang hanya memuridkan selama kurang lebih 3 tahun. Tetapi hampir kemana saja Dia pergi, Dia selalu bersama murid-murid-Nya. Jadi ke-12 murid bisa melihat langsung bagaimana “kinerja” Tuhan Yesus di lapangan. Mereka juga bisa saling mengenal baik dan akrab. Ini sangat penting. Lalu Tuhan Yesus membagikan hal-hal yang “special” hanya kepada murid-murid-Nya. Hal ini bisa kita lihat dari Markus 4:11 yang berbunyi : “jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,” Tuhan Yesus juga membagikan visi-Nya pada murid-murid-Nya. Yaitu soal amanat agung. Dan ada banyak hal lainnya yang bisa kita contoh.

Ada paradigma yang mengatakan bahwa memuridkan hanya cocok bagi orang yang sudah betul-betul lama ikut Tuhan dan tidak jatuh-bangun dalam dosa lagi. Jadi kurang lebih hidup kita harus “perfect” dulu lah baru memuridkan atau kita harus siap dulu secara mental atau apalah. Aku kurang setuju dengan hal ini. salah satu seniorku di pelayanan pernah berkata bahwa kalau bicara siap tidak siap, semua orang pada dasarnya tidak siap untuk memuridkan. Karena tidak ada orang yang sudah sempurna pengenalannya akan Tuhan di dunia ini dan hidupnya tidak jatuh bangun dalam dosa lagi. Justru dengan memuridkan maka antar bapak dan anak rohani bisa saling menajamkan. Sebagaimana yang ditulis oleh Salomo dalam amsal 27:17 : “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Jadi tidak ada istilah tidak siap untuk memuridkan. Menurutku istilah tidak siap berarti menolak kehendak Allah dalam dirinya. Karena sudah jelas dalam amanat agung bahwa Tuhan ingin kita memuridkan. Jika kita tidak memuridkan hanya karena alasan tidak siap, maka kita tidak jauh berbeda dengan ahli-ahli taurat. Dalam Luk 7:30 dikatakan : “Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.” Wow! Sangat ekstrim contohnya. (aku harap setelah membaca hal ini, banyak anak Tuhan yang memilih memuridkan, amin!)

Banyak orang yang walaupun sudah mengetahui hal ini tetapi tetap enggan untuk memuridkan. Mungkin kita bisa menasihati mereka dan mendoakan mereka. Atau mungkin juga ada faktor lain yang mencegah dia untuk mau dimuridkan atau memuridkan. Kita bisa selidiki bersama. dan ini bisa dijadikan pelajaran berharga.

Atau ada juga yang ingin memuridkan tetapi harus terkekang dalam berbagai hal yang membuatnya sulit untuk melaksanakan kehendak Tuhan ini. ada kalanya hal yang mengekangnya ini berasal dari dirinya sendiri, misalnya jadwalnya sibuk, banyak kerjaan, atau hal lainnya. Tetapi semua ini bisa selesai jika ada komitmen yang kuat dari orang tersebut. Jika semua direncanakan dengan baik, pasti dia akan sempat melakukan pemuridan. Disini diperlukan komitmen untuk tetap menjalankan pemuridan. Memang sulit, tetapi bukankah dengan komitmen dan perencanaan yang baik kita dapat melakukan banyak hal yang luar biasa sekaligus?! Ini bukan bicara soal “kehebatan” orang tersebut. Ini bicara soal bagaimana cara menjalankan kehendak Allah. Tetapi silakan pilih sendiri, mengikuti kehendak Tuhan atau tidak.

Atau ada kalanya “pengekangan” ini berasal bukan dari dirinya sendiri, tetapi dari orang lain. Ini sedikit lebih complicated masalahnya. Disaat ada orang yang berkomitmen untuk memuridkan dengan segala tantangan, lalu disaat bersamaan ada hal dari luar yang tidak mengijinkannya melakukan hal itu. ini masalah sulit. Mari kita cermati dulu permasalahannya. Jika mungkin tidak boleh memuridkan karena kesalahan yang telah diperbuat orang tersebut di masa lalu, mungkin boleh-boleh saja. Tetapi jika dia menunjukkan perubahan positif, tentu kita jangan melarangnya. Yang jadi masalah jika kita melarang seseorang memurid hanya karena trauma masa lalu yang terjadi atau peristiwa buruk yang terjadi di masa lalu pada orang tertentu (dimana peristiwa ini tidak dialami oleh orang yang kita larang memuridkan tersebut) lalu kita takut peristiwa yang sama terulang kembali, apalagi jika orang yang kita larang tersebut menunjukkan perilaku yang positif. aku kurang setuju dengan hal ini. orang yang telah menunjukkan perilaku positif pantas diberikan kepercayaan lebih, termasuk soal pemuridan ini. soal kesalahan atau trauma masa lalu yang terjadi, ini sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan untuk mengekangnya tidak memuridkan. Karena Tuhan kita sangat kreatif, maka belum tentu apa yang terjadi di masa lalu akan kembali terjadi di waktu yang akan datang. Tetapi jika terancam terulang lagi??? Mudah saja, tanya pada Tuhan yang kreatif tadi. Maka Dia akan menaruh hal-hal kreatif untuk mencegah kita melakukan kesalahan di masa lalu. Jadi menurutku tidak ada alasan trauma masa lalu mencegah orang untuk memuridkan, apalagi orang tersebut tidak mengalaminya dan dia sudah berkomitmen untuk memuridkan. Ketakutan bahwa hal buruk akan terulang kembali hanya menunjukkan bahwa kita mengandalkan kekuatan diri sendiri dan bukan Tuhan. Lalu jika ternyata semua jenis “pengekangan” ini tidak bisa dihilangkan, kita ngapain? Mungkin kita bisa pasrah dan menerima semuanya begitu rupa. Tetapi setahuku, orang yang berkomitmen akan melakukan cara-cara kreatif agar tujuannya tercapai, tentu harus sesuai kehendak Tuhan. Bagaimana caranya? Tentu yang pertama bisa berdoa. Tuhan pasti akan beri jawaban jika hati kita murni.
Terakhir, ada ayat yang sangat bagus dari 2 Tim 4:2a: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya”. Kalau aku menangkap maknanya seperti ini : Bagaimana buruknya keadaan, tetap ambil komitmen untuk memuridkan dan lakukanlah itu, karena itu kehendak Tuhan Yesus, bukan kehendak manusia. Go get glory!

Gogetglory.co.cc

Kamis, 02 Juli 2009

Pergunakan kuasa kita


Beberapa waktu lalu abang sekolahku menderita kecelakaan serius dan mengakibatkan dia harus meregang nyawa sampai saat ini. dia abang yang sangat aku hormati dan aku banggakan. Itu karena dia abang absenku di sekolahku dulu. awalnya dia dirawat di Bandung lalu setelah itu dipindahkan ke Jakarta. Aku tidak sempat menjenguk dia di Bandung karena saat aku tahu dia kecelakaan dan dirawat aku sudah pulang ke Bekasi. Jadi aku menjenguk dia saat sudah dirawat di Jakarta. aku saat itu datang bersama salah satu sahabatku menjenguknya. Abangku itu dirawat di ruangan ICU. Kami datang lalu bercerita bersama ibunya. Ibunya pun hanya menangis dan minta dukungan doa dari kami. Keluarga abangku itu adalah seorang katolik. Lalu kami berdua pun masuk ke ruangan ICU. Tapi karena pakaian yang harus dipakai saat masuk ruangan ICU terbatas, maka sahabatku masuk duluan lalu sesudah itu aku masuk. Aku melihat sendiri bagaimana kondisinya yang sangat buruk. Tim dokter sudah angkat tangan dan sudah pasrah pada kondisi abangku itu. dia masih bisa hidup karena banyak alat yang terpasang di tubuhnya. Jika tidak ada semua alat canggih itu, mungkin nyawanya tidak tertolong lagi.

Saat giliran aku masuk, aku sangat sedih akan kondisinya. Abangku dalam kondisi sadar tetapi tidak dapat bicara karena banyak selang yang masuk ke mulutnya. Dia lihat aku datang. Aku coba berkomunikasi dengannya. Aku coba menghiburnya. Lalu setelah beberapa saat aku mengajaknya berdoa. Aku mengetahui prinsip bahwa kita sebagai anak Tuhan sudah diberikan kuasa untuk menyembuhkan orang lain. Oleh karena itu dalam doaku aku pertama-tama mengucap syukur atas semua yang terjadi. Juga aku mengucap syukur atas kuasa-Nya yang telah diberikan untukku. Lalu setelah itu aku mulai memerintahkan organ tubuhnya untuk mulai berfungsi kembali. Aku juga memerintahkan semua sakit penyakit itu keluar. Lalu setelah itu aku berhenti berdoa. Saat berhenti, aku lihat abangku melihat padaku. Hatiku mulai bersedih dengan sangat. Aku mau menangis. Suaraku mulai serak. Padahal seharusnya aku datang dengan tujuan mendoakan serta menghibur dia. Bukan untuk menangis melihat kondisinya. Saat aku mulai bisa mengendalikan hatiku, aku ajak dia berdoa lagi. Kembali aku lakukan hal yang sama. Selesai berdoa, aku lihat mata abangku tertutup. Aku yakin dia juga sedang berdoa, bukan tidur. Karena untuk tidur dia butuh morfin. Aku lalu memegang kepalanya dan memerintahkan sukacita turun atasnya. Lalu abangku membuka matanya lagi. Setelah berkomunikasi beberapa saat, aku pamit minta pulang. Lalu aku kembali bertemu dengan ibu abangku itu bersama sahabatku. Kami bertiga lalu sepakat berdoa bersama dan aku yang memimpin. Kembali aku lakukan hal yang sama, memerintahkan sakit penyakit pergi dari tubuh abangku itu. setelah itu kami pamit pulang. Lalu aku mendengar kondisi abangku kadang baik kadang menjadi sangat buruk dan hampir meninggal. Aku cuma bisa berdoa sekarang.

Yang mau aku bahas disini adalah pergunakan kuasa yang sudah Tuhan berikan pada kita. Banyak dari antara kita belum paham bahwa kita sudah punya kuasa atas berbagai hal. Kita mampu melakukan apa yang sudah Tuhan Yesus lakukan bahkan hal-hal yang lebih hebat lagi. Kita saat lahir baru sudah “ditahbiskan” menjadi anak-anak Allah. Oleh karena itu kita dapat melakukan banyak mujizat luar biasa. Tetapi tidak serta merta hal itu bisa kita lakukan. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.

Yang pertama kita harus paham dan yakin sepenuhnya bahwa kita sudah memiliki kuasa itu. banyak orang Kristen sudah tahu bahwa mereka punya kuasa melakukan mujizat, tapi mereka mengingkarinya. Dalam ibrani 11:6 dikatakan bahwa “barangsiapa berpaling pada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada”. Banyak dari kita yang secara teori sudah tahu bahwa kita punya kuasa, tapi saat dia sedang melakukan praktek, dia mengingkari kuasa itu. sama seperti menurut ayat diatas dimana dikatakan orang beribadah pada Tuhan harus yakin Tuhan ada. Bukan hanya prakteknya di depan orang kita beribadah tapi dalam hati mengingkari-Nya. Begitu juga saat berada dalam kondisi dimana kita akan melakukan mujizat, yakinlah bahwa Tuhan sudah memberikan kuasa itu pada kita.

Yang kedua penuhi hati kita dengan belas kasihan. Karena hanya dengan belas kasihan kita bisa menggerakkan hati Bapa. Hati yang penuh dengan belas kasihan menandakan hati kita sedang murni di hadapan Tuhan. Bukan dengan hati yang ingin show di depan orang lain. Jika ada perasaan seperti itu, maka artinya mulai ada timbul kesombongan dalam hati kita. Dan Tuhan benci pada orang sombong ( 1 pet 5:5).

Yang ketiga lakukan di momentum yang tepat. Jangan takut pada kondisi sekeliling dimana mungkin banyak orang tidak percaya yang sedang melihat kita saat itu. jangan pedulikan hasil akhir. Kita butuh momentum untuk mulai berdoa dan melakukan mujizat. Dan biasanya Roh Kudus sendiri yang akan melakukan momentum itu. seringkali saat hati kita sudah mulai dipenuhi dengan rasa belas kasihan dan ingin menangis. Jangan tahan-tahan untuk berdoa. Yang dibutuhkan hanya langkah pertama. Karena jika kita sudah mulai berdoa dan hati kita sudah “penuh” rasa belas kasihannya, maka akan sulit dihentikan. Yang penting adalah langkah pertama. Baca lebih lengkap di “Segera Lakukan langkah pertama” yang ada di blog ini juga.

Yang keempat lakukan dengan penuh wibawa dan otoritas. Disini juga bicara soal beriman. Ciri orang yang memiliki kuasa adalah dia penuh dengan wibawa. salah satu tulisan saya di blog ini berjudul “kuasa dan percaya diri”. Disana dikatakan korelasi kuasa dan wibawa. Dalam Luk 4:36 dikatakan dengan penuh wibawa Tuhan Yesus mengusir setan. Ya, hanya dengan wibawa engkau dapat menyuruh orang lain melakukan ini itu. jika tidak ada wibawa, mustahil ada orang yang akan mau disuruh-suruh sama kita dengan hati yang tulus. Begitu juga dengan roh sakit penyakit. Dia hanya akan pergi jika dia melihat yang mengusirnya penuh dengan wibawa dan otoritas. Cara yang paling mudah adalah dengan bersikap penuh percaya diri, muka tanpa ada keraguan, lalu katakan dengan nada suruhan. Jadi jangan kita berdoa untuk orang lain dengan muka ragu dan seperti terkesan “memohon” agar roh penyakit itu keluar. Tetapi dengan muka yang mantap dan percaya diri lalu katakan “saya perintahkan engkau keluar”. Ya, “saya perintahkan”, bukan “saya mohon”. Mungkin terkesan sombong. Tapi jika poin yang kedua diatas sudah dilakukan, maka potensi rasa sombong akan sangat kecil dan hati kita tetap murni.

Yang terakhir dan sangat penting, tetap memakai “jubah kebesaran, tongkat kerajaan, dan cincin kerajaan” Allah. Apa maksudnya? Begini, kita sudah tahu bahwa posisi kita adalah sebagai anak-anak Allah. Dalam aturan hukum, seorang anak raja atau pangeran tidak boleh menggunakan kuasa untuk melakukan hal-hal penting jika bapaknya atau sang raja masih hidup. Baru jika sang raja meninggal, maka sang anak bisa berkuasa sepenuhnya. Tetapi sang pangeran juga dapat mengambil keputusan-keputusan penting jika sang raja “meminjamkan” jubah kebesaran, tongkat kerajaan, dan cincin kerajaan pada sang pangeran. Kita tidak bahas jika sang pangeran melakukan kudeta dan mengambil paksa kekuasaan. Disini kuncinya. Karena Allah kita tidak pernah mati, maka kita baru akan memiliki kuasa jika semua itu ada pada kita. Bagaimana caranya? Sang raja tidak mungkin menyerahkan 3 simbol kerajaan itu pada sang pangeran jika sang pangeran masih dianggap belum cukup dewasa menerimanya. Begitu juga dengan Tuhan, Dia tidak akan memberikan kuasa pada kita jika kita masih belum dewasa. Maksud dewasa disini adalah bukan soal usia mengikut Tuhan, tapi soal masalah kondisi hati kita yang penuh kedewasaan. Dan tentu saja cara dengan menjadi dewasa adalah dengan berdiam terus dekat Bapa (seperti salah satu judul lagu).

Hasil akhir bukan menjadi masalah. Aku sangat rhema dengan perkataan salah satu penatua gerejaku yang mengatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang tidak minta bukti dari Tuhan. Yaa, jangan terburu-buru minta bukti mujizat terjadi, itu menandakan kita tidak berserah sepenuhnya pada Tuhan. Aku baru menemukan ayat spektakuler, fantastis, dan bombastis ( seperti yang biasa dikatakan salah satu presenter di acara bukan empat mata, hehehe..) dari mazmur 8:6, dimana dibilang disana bahwa kita diciptakan hampir sama dengan Allah. Wow!!! Hampir sama dengan Allah, bro! ini bicara juga soal kuasa yang kita punya hampir sama dengan Allah. Itu artinya kita juga dapat melakukan mujizat sama seperti yang Tuhan Yesus pernah lakukan.

Oleh karena itu, lakukan kuasa yang sudah kita punya. karena dunia sedang menanti saat dimana kuasa Tuhan itu dinyatakan oleh anak-anak-Nya. Go get glory!

Gogetglory.blogspot.com

Kondisi rohaniku beberapa waktu belakangan ini.



Dalam kurun waktu 2 bulan ini, Tuhan seperti menaruh banyak cobaan dalam kehidupanku. Mulai dari papaku yang harus memakai cincin di pembuluh darahnya sehingga memakan biaya yang tidak sedikit, lalu nilai kuliahku yang menurun dibanding semester sebelumya, adikku ikut tes di berbagai kampus dan secara ajaib dia tidak lulus satupun padahal dia sangat yakin dapat mengerjakan semua soalnya, lalu salah satu abang sekolahku yang sangat aku kasihi harus berjuang meregang nyawa sampai saat ini, juga satu adik sekolahku yang sangat dekat denganku dimana aku sangat bangga padanya dan harapanku sangat tinggi padanya gagal meraih impiannya dimana impiannya itu adalah harapan terbesarku padanya, lalu aku harus menghadapi problema mengenai kepanitiaan pmb, dan beberapa anggota keluargaku harus menderita penyakit. Entah apa yang terjadi dalam 2 bulan ini. aku mendapati banyak cobaan terjadi padaku dan pada orang-orang dekat yang ada di sekitarku.

Aku berusaha berdiam dekat Bapa dan mencari jawaban. Tapi harus kuakui kualitas kehidupan rohaniku beberapa waktu ini sedikit menurun. Ya memang masih saat teduh dan membaca alkitab secara rutin, tapi kualitasnya tidak sebaik waktu aku sedang menjalani kuliah (sekarang lagi libur kuliah). Kondisi rumah membuat aku serasa berada di dunia yang berbeda. Aku terlalu banyak bermain, menonton, dan melakukan aktivitas lainnya yang pada intinya membuat aku serasa “capai” ketika harus berdoa dan membaca Firman. Hasratku membaca Firman seperti kurang greget.

Sampai pada suatu titik aku baru sadar bahwa aku kurang “memakai” jasa Roh Kudus dalam kehidupanku beberapa waktu belakangan ini. kondisi rumah membuat aku melupakan satu pribadi yang sangat dekat denganku. Aku baru sadar aku sangat jarang menggunakan bahasa lidah saat berdoa dan saat teduh sejak ada di rumah. Aku hanya menggunakan bahasa lidah saat ibadah minggu dan saat mendoakan abangku yang sedang sakit itu. juga beberapa kali saat merenungkan Firman. Tapi jika dilihat dari kuantitas dibanding saat di bandung, sangat kontras. Setiap hari aku berbahasa lidah dan menaikkan pujian pada Bapa di Bandung. entah waktu saat teduh, saat belajar, naik motor, dan aktivitas lainnya. Aku sadar aku salah dan minta ampun pada Roh Kudus karena telah “menduakan-Nya”. Aku baru ingat bahwa Benny Hinn dalam bukunya selamat pagi, Roh Kudus mengatakan bahwa kualitas kehidupan rohaninya menjadi luar biasa saat dia mengundang Roh Kudus ikut serta saat dia sedang berdoa dan membaca Firman. Firman itu terasa hidup saat dibaca. Ya, itu yang selama ini aku lakukan di Bandung dan jarang aku lakukan sejak aku pulang ke rumah.

Hmm! Aku ingat kembali aku harus mengundang Roh Kudus bekerja sama saat merenungkan Firman Tuhan. Aku mulai melakukannya beberapa hari yang lalu dan efeknya dahsyat. Banyak hal Tuhan bukakan dalam beberapa waktu belakangan ini. dan aku sadar itu kerjaan Roh Kudus. Panitia KORPS dari SION menugaskan untuk menulis pewahyuan yang didapat dari perjanjian baru dan yesaya pada para peserta KORPS termasuk aku. Dan puji Tuhan, sekarang aku mulai bisa mengerjakannya. Memang sudah ada beberapa pewahyuan yang sudah jadi, tapi aku sempat vakum sekitar 2 minggu karena kehidupan rohaniku menurun. Dan sekali lagi puji Tuhan, sekarang aku sudah mulai bisa menulisnya lagi. Dan beberapa aku sharingkan disini. Thanks Holy Spirit! GO GET GLORY!


Gogetglory.blogspot.com